22. Cinta Kedua!!

15 5 3
                                    

"Lo tau gak Za? Si Zea akhir-akhir ini kan gak keliatan... Lo tau karena apa?" ucap Loly dgn permen lolipop di tangan nya. Yah gadis bernama Loly ini juga pecinta Lolipop.. Jadi wajar saja jika namanya Loly...

"Emang dia kemana?" bukan Liza, melainkan Dinaya, ketiga gadis itu tengah berkumpul di kantin sekolah.

Kenapa hanya bertiga? Jawaban nya Lizi tidak ingin bergabung lagi... Dirinya mulai menjaga jarak dgn geng busuk saudara nya itu. Tidak peduli dgn rahasia nya selama ini ia tutupi, intinya dirinya sudah tidak tahan dgn permainan saudara munafik nya itu..

"Gua denger-denger, dia diculik sama seseorang!! Lo tau Auryn, saudara tirinya... Dia sampe nangis, matanya aja masih bengkak sampe sekarang!! Dia juga sering izin, gua dengar semuanya dari si Laura, sama sahabat baru nya.. Si Elva sama si Ghina.." jelas Loly masih setia dgn permen di mulut nya.

"Wow!! Banyak juga yg gak suka sama si cupu!!" ucap Liza angkat bicara, dirinya tadi hanya diam sambil memperhatikan benda pipih di tangan nya. Sedangkan kuping nya fokus di pembicaraan kedua sahabatnya.

"Bisa jadi, posisinya si Zea ini cantik coyy!! Gua akui sih!" ceplos Loly, dan Dinaya pun mengangguk mengiyakan.

Sedangkan Liza dirinya justru tidak terima dgn ucapan sahabat nya. "Cantik? Hah! Cantikan gua kali!!" ucap nya percaya diri.

"Iya sih, tapi emang, masih cantik si Zea, muka nya itu woyy!! Gila mulus nya melebihi jalan tol coy!" ucap Dinaya, hal itu semakin membuat Liza terbakar emosi.

"Lo berdua sahabat gua apa sahabat Zea sih?! Lo mau sama kayak si Lizi?! Yg memilih memihak Zea?! Iya!!" ucap Liza dgn emosi yg mulai memuncak.

"Yah sahabat lo lah Za!! Kita kan cuman ngomong emang salah?" tanya Loly.

"Ck.."

Hanya decakan yg keluar dari bibir gadis itu. Setelah nya dirinya berlalu meninggalkan sahabatnya dgn wajah yg sudah terlihat kusut. Sedangkan kedua sahabat nya hanya mengangkat bahu acuh, mending mereka mengisi perut.

***
Plak...

Plak...

"Anak macam apa kamu Lizi!! Kamu mau mempermalukan keluarga ha!!" bentak Wanita paruh baya itu setelah melayangkan dua tamparan keras di pipi putri nya.

Sedangkan Liza, dirinya hanya tersenyum puas, saat melihat saudara nya di tampar oleh sang mami. Puas? Tentu saja, saudara yg selalu ia buat tunduk, dan sekarang malah melawan, akan ia buat menderita, dgn cara mengadukan sesuatu yg selama ini ia tutupi.

"Mami, usir aja!! Dari pada tinggal malu-maluin keluarga!!" timpal Liza, sang mami yg dalam kondisi marah, langsung setuju dgn ucapan putrinya...

"Bener!! Kamu!! Sekarang bereskan barang-barang kamu!! Pergi dari rumah!! Semua fasilitas kamu mami cabut!! sekolah kamu juga termasuk!!" ucap sang mami tanpa pikir panjang. Entah lah.. Apakah suatu hari nanti dirinya akan menyesali tindakannya? Ingat, penyesalan selalu ada di akhir bukan?

"Mami, please jangan usir Lizi mi!! Lizi tinggal dimana nanti?! Disini gak ada keluarga lain mi!!" ucap Lizi. Matanya melirik ke arah kembarannya yg tersenyum puas.

Tangan nya tergepal kuat, terlihat tatapan amarah yg kentara dari mata nya. Diri nya bersumpah tidak akan memaafkan saudara nya itu. Saudara? Hah, saudara macam apa yg justru tega membuat saudara nya diusir dari rumah.

"Mami gak paduli!! Kamu jadi gelanggang juga mami gak peduli!! Dari pada kamu terus tinggal di sini yg ada bisa membuat nama baik mami tercoreng!! Dan satu lagi!! Mulai detik kamu bukan bagian dari keluarga Florenza!!" tegas wanita tersebut.

Lizi tidak menjawab, dirinya langsung berlalu pergi meninggalkan sang mami dan kembarannya. Percuma saja memohon, ujung-ujungnya pasti dirinya lah yg bakal di injak-injak. Lebih baik dirinya pergi, tidak peduli dgn kondisi nya nanti!! Lagian dirinya juga bisa pergi ke rumah Alexis untuk meminta tolong.

Yah Alexis, atau cwok yg dikenal dgn panggilan Max oleh saudara nya. Dia adalah ayah dari bayi yg pernah ia aborsi, bukan tanpa alasan, keduanya masih terbilang muda. Apalagi tidak ada cinta di antaranya keduanya. Ah, bukan tidak ada, melainkan hanya ada cinta sepihak, yaitu dirinya yg malah jatuh cinta dgn pesona remaja yg penuh dgn ke misteriusan itu.

Setelah semua barang nya selesai ia kemas, dirinya langsung keluar dan turun, tanpa pamit, Lizi gadis itu langsung keluar dari rumah, tidak memperdulikan cibiran dari kembarannya, ah bukan.. Mulai sekarang Liza! Dia bukan saudaranya lagi.

***
"Zea!! Maafin kakak ya! Gara-gara kakak, kamu sampai koma kayak gini!!" ucap Auryn merasa bersalah.

Yah kini Zea telah di pindahkan ke rumah sakit lain, keamanan nya pun di perketat oleh orang suruhan Tia! Ibunda Bastian.

"Ryn, udah jangan salahin diri lo terus, Zea pasti gak suka kalau liat lo kayak gini!!" ucap Laura yg berdiri di dekat Auryn, tangannya senantiasa mengelus punggung sahabatnya, bukan hanya sahabat, dirinya sudah menganggap Auryn maupun Zea seperti saudaranya sendiri.

"Tapi mau gimana pun Zea koma gara-gara gua!!"

"Udah!! Kalau lo terus-terusan nyalahin diri lo, yg ada Zea bakal marah nanti!! Ayok kita pulang dulu!! Udah sore, lo belum mandi dari pagi!! Makan juga belum!! Zea yg jaga biar Bastian!!" ucapnya membujuk sahabat nya itu.

Auryn hanya menurut, mungkin benar kata Luara, jika dirinya terus menyalahkan dirinya sendiri, Zea pasti akan marah.

"Bastian kita pamit dulu!! Kita titip Zea ya!!" ucap Laura sebelum benar-benar pergi.

Bastian hanya mengangguk mengiyakan. Setelah nya dirinya beralih mendekati berankar dimana Zea tengah terbaring dgn beberapa alat. Dirinya duduk di kursi yg tadinya di duduki oleh Auryn.

Tangan nya terulur menggapai tangan mungil Zea yg terlihat pucat. "Zea!! Bangun ya!! Aku kangen sama kamu!! Kamu tau engga!! Kamu pernah nanya kan, siapa perempuan yg aku suka!! Itu kamu Ze! Kamu! Alifa Zea Amanda!! Cinta kedua ku, karena yg pertama itu bunda Ze!!" ucapnya lalu mengecup lama punggung tangan gadis yg terbaring dgn mata yg tertutup rapat.

"Kamu pasti capek kan? Yaudah kamu tidur aja dulu! Tapi jangan lama-lama ya!! Aku kangen, Auryn, Laura, sahabat kamu, sama Bunda mereka kangen kamu Ze!" ucap Bastian terdengar lirih, air matanya kini berbondong-bondong keluar dari sanggar nya.

Tia, wanita itu ikut menangis melihat sang putra semata wayang nya yg sedih. Dirinya ikut kasihan dgn anaknya, baru pertama kali merasakan apa itu cinta namun dirinya harus menerima kenyataan jika wanita yg ia cintai harus terbaring tak sadar kan diri.

Ingin menghampiri sang anak dirinya pun bimbang. Mungkin lebih baik tidak, dirinya harus memberi waktu untuk putra nya melepaskan rindu nya selama ini ia tahan..

——————————————————

Kata : 1028 kt...

Gimana part ini? Puas gak?

Jangan lupa vote guys!!!!

Buat yg baik hati dan tidak sombong saja.. Hehehe.....

⚠ Typo Bertebaran!! ⚠

Part belum di revisi!!

See you next part!!

🌸🌸🌸

𝐓 & 𝐙 {ᴛɪᴀɴ&ᴢᴇᴀ} ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang