PLAK!
Keempat pemuda berbeda usia itu terdiam membeku , Kana merasakan pipinya panas dan Vano menatap tangannya yang baru saja menampar anaknya sendiri
"Ck udah gue duga , seberubah apapun lo , lo tetap suka main tangan ama anak lo sendiri!!" Tekan Kana , ia menatap vano dengan penuh kebencian
"Maafin papa, papa gak sengaja , sayang" Vano hendak memgang wajah Kana tapi Kana lebih dulu mendorong tubuh sang papa
"Pergi , gue gak mau liat lo!"
"Tapi , papa--"
"PERGI LO BRENGSEK!" teriak Kana , ia sudah terlalu marah , Vano melihat itu merasa hatinya sesak
"Ok papa pergi , papa akan menelfon abang kamu buat jagain kamu" Vano membalik tubuhnya menghadap Zafran dan zarif yang hanya senyap di sana
"Rif , Za ayo , gue udah chat Kevan sebentar lagi dia akan datang" Vano berjalan keluar dari ruangan Kana diikuti Zarif dan Zafran
Zafran menatap wajah raut wajah Vano yang kelihatan murung , Vano masih memikirkan setiap perkataan yang keluar dari mulut Kana , itu memang menusuk sehingga membuat dadanya sedikit sesak
Ia tahu dirinya dulu kurang ajar , suka main tangan dan selalu bentak mereka , Vano tahu dirinya brengsek kerana gak becus dalam mengurus soal anak dan gagal menjadi seorang orang tua setelah mama meninggalkan.
Vano tahu sesakit itu mereka saat bersamanya , vano sadar bukan hanya dirinya yang kehilangan malah anak anaknya juga yang merasa kehilangan bukan hanya dirinya , waktu itu Vano benar benar bodoh
Entahlah waktu itu Vano terlalu egois sehingga gak bisa mikir yang mana buruk dan baik. Vano terlalu mengikuti egois nya tanpa memikirkan perasaan anak anaknya
"No" Zarif memegang bahu Vano ia dapat merasa badan vano mengetar
Zarif menarik tubuh vano untuk ia peluk , ia mengusap punggung vano menenangkan vano yang kelihatan stress
"Udah tenang , gue bakal tolongin lo , kana mungkin belum terima atau dia dirasuk oleh seseorang buat benci ama lo , gue yakin itu" ucap Zarif dan di anggukan oleh Zafran
"Benar , apa yang di bilang zarif ada benar , sebelum ini si Kana itu baik aja kan sama lo" Vano mengangguk perlahan
Ketiganya terdiam , sehingga mereka mendengar tapak kaki yang berlari kuat itu lantas Vano menoleh itu Kevan dan Kenzo mungkin yang ada di rumah
"Papa , bagaimana keadaan Kana?" Tanya Kenzo yang setengah panik
"Kalian pergi aja masuk , dia udah sadar kok papa harus pergi ada urusan kamu berdua bisa kan jagain mereka" kedua nya kompak mengangguk
"Papa pergi dulu yah" pamit Vano tak lupa tangannya mengusap kepala Kevan dan Kenzo sebelum pergi
"Lo berdua , jagain Kana itu dan beri dia sedikit pelajaran yah" ujar Zafran lalu mengikuti Zarif dan Vano yang sudah jauh
"Apa maksud ayah Zafran?" Kenzo menatap Kevan dan dibalas gelengkan oleh kevan
"Yaudah ayo masuk" kedua pemuda tampan itu masuk ke dalam , dapat merasa liat Kana sekarang hanya menatap malas ke arah televisyen yang terpapar di atas
"Kana" suara Kevan membuat Kana menoleh lalu ia berdehem
"Maafin abang , seharusnya abang ikuti kamu" ucap Kevan ia duduk di sebelah Kana
"Jangan minta maaf , abang gak salah , yang salah Kana yang gatal mau keluar malam" balas Kana tanpa menoleh ke arah kedua abangnya
"Lo liat apa sih?" Kenzo menatap ke arah televisyen yang tidak memasangkan cerita apa apa , hanya hitam
KAMU SEDANG MEMBACA
P A P A | Masa Lalu
Fantasy"alurnya harus gue lakuin sesuai dengan pikiran gue" Aditya Gavano Deandra Pria yang memiliki wajah tampan dan sudah miliki 7 anak. Vano papa yang kejam dan selalu mengeraskan anak anaknya sehingga ia kecelakaan buat dirinya mati tapi bukan ke alam...