Makasi buat yang baca yah , Lope youuu muah💋💋💋💋💋💋💋
Bugh!
Bugh!
"Stop! Kenzi , Kana!"
Kenzo , Kevan dan Kevin memisahkan mereka berdua , sedangkan Kyle menenangkan Kyles yang menangis
"Lo berdua bisa gak sih jangan pake baku hantam!" Pekik Kevin , ia tidak mau tahu kalo dikira gak sopan , sekarang ia benar benar kesal
"Jangan kerana masalah sepele sampe mau tonjok tonjokkan! Papa gak pernah ngajarin" Kana yang terlebih kesal mendorong kasar tubuh Kevin sehingga Kevin terjatuh ke lantai
"Ck lo bilang apa tadi? Papa gak ngajarin? Lo buta selama ini? Hah?! Apa lo hilang ingatan?" Kevin yang ditatap tajam oleh Kana menundukkan kepala
Kana benar benar menyeramkan saat ini apalagi luka yang baru saja timbul di wajahnya kerana di tonjok oleh Kenzi
"Udah!" Lerai Kevan
"Kana please jangan jadi kurang ajar kek gini" Kana melirik ke arah Kevan lalu ia tersenyum sinis
"Lo semua ini emang udah sayang banget si bajingan itu"
"Siapa yang abang kata bajingan itu!" Celetuk si bongsu
"Siapa? Siapa lagi kalo bukan papa kesayangan lo itu!" Bentak Kana
"Stop Kana! Dia itu juga papa lo!" Balas Kyle , ia menepuk kepala Kyles yang kembali menangis dalam pelukannya
"Papa? Gak mau gue punya papa bajingan kek dia" setelah itu Kana langsung keluar dari mansion tanpa peduli panggilan abang abangnya
"Sifatnya makin ke sana makin kesini , kurang ajar" sebal Kenzi , ia tidak terlalu suka pada orang yang kurang sopan apalagi itu adeknya sendiri
Jujur saja , dulu Kenzi itu adalah ketua OSIS , dia sebagai ketua selalu saja memberi nasihat kepada orang orang di sekolah , kalo mereka kurang ajar Kenzi akan nasihat. Padahal Kenzi sudah mengajari adek adeknya apa itu sopan santun
Dan Kana adeknya yang keras kepala , mulut gak bisa dijaga , ia merasakan dirinya belum layak disebut abang , kerana adek sendiri ia tidak bisa menasihati , ia merasakan dirinya masih belum layak disebut abang kalo mendidik orang seperti Kana aja tak bisa. Kalo orang tahu apa kata orang ( apa gw tulis cok gak paham🗿 )
Kenzi maupun Kevan kedua pemuda yang ditugas untuk menjaga adek adeknya dan ngajarin mereka itu masih merasakan gagal dalam mendidik adek adek
Kevan menghelas nafas berat lalu ia berdiri , berjalan ke arah Kyle yang sibuk menenangkan sang bungsu yang masih lagi menangis
"Adek , udah nangisnya" ucap Kevan sembari mengusap kepala Kyles
"Hiks , abang Kana jahat ba-bang , di-dia hisk gak sayang papa hisk" Kevan mengambil ahli dari Kyle lalu memeluk Kyles menepuk-nepuk kepala Kyles
"Gak , abang kamu gak benci sama papa , dia cuma lagi butuh waktu untuk menerima semua kesalahan kesalahan papa yang dulu , mungkin besok atau lusa , Kana akan berbaik semula ke papa , abang yakin , Kana gak benci papa" Kyles mendengar ucapan penenang dari abangnya , meredakan tangisnya
"Kyle bawah adek ke atas" Kyle mengangguk
Kevan berbalik menatap Kenzo dan Kenzi yang diam memantung disana sedangkan Kevin sudah naik ke atas sejak tadi
"Zi , ken , udah biar abang aja urus Kana , kamu berdua gosah mikirin" ucap Kevan lembut , Kevan emang tips abang yang lembut terhadap adek adeknya , jarang sekali memarahi mereka dan Selalu mengambil berat tentang mereka , walaupun dirinya terkadang lelah tapi ia tetap akan menjadi pahlawan untuk sang adek saat adeknya butuh bantuannya
Baik sekali bapak Kevan huhu
"Bang , biar kita aja yang urus lo kayak nya lagi butuh istirehat pasti di kantor lo banyak kerjaan" balas Kenzo , ia hanya kasihan sama abangnya yang selalu perhatian ke mereka
Dari wajah Kevan aja dapat mereka lihat yang Kevan sedang lelah dan butuh istirehat
"Benar bang , sana aja istirehat" sambung Kenzi
*****
"Vano , I want to talk about something" Vano menoleh ke arah pria yang memanggil
"Sok Inggeris lo!" Balas Vano pada Zafran yang baru saja datang , dibelakang nya juga ada Zarif
"Ck ini serius bego!" Sebal Zafran
"Mau bicara apa?" Saat ini mereka berada cafe terdekat perusahaan Vano
"Anak lo , Kana" Vano mendengar itu menatap serius ke arah Zafran dan zarif
"Kenapa? Apa yang terjadi sama dia? Dia baik baik aja kan?" Tanya Vano betubi tubi
"Kalem monyet!"
"Bangsat! Cerita aja dugong!" Umpat Vano yang tidak sabaran
"Ok no , first gue ama Za kemarin liat Kana balap"
"Hah? Balap?"
"Iya papa , anak lo cari mati?!" Vano memukul keras belakang kepala Zafran
"Papa papa , pala lo!" Zafran tersenyum manis , Vano menjeling tajam lalu menatap balik ke arah Zarif
"Then?"
"Lalu gue rencana mau ikuti kana , dan yah kemarin dia sempat tawuran sampe mukanya lebam lebam" Vano sedikit terkejut
"Kok bisa"
"Alah keturunan lo , apa nak terkejut" sahut Zafran tolol
"Bodoh! Gue juga sudah tahu sejak lama kalo Kana itu nakal"
"Pulak"
"Lo gak marah? Iyalah Kana itu nakal sedangkan anak anak lo yang baik alim tapi kok yang itu....dia anak siapa anak pungut?" Zarif mencubit keras lengan Zafran
"Awww jangan dong mas , tega kamu" dramatis Zafran sambil mengusap bekas cubitan Zarif
"Berisik! Kalo lo gak serius keluar sana!" Zafran sedikit ciut , Zarif kalo udah ngomonb gitu , ia benar benar serius
"Gue gak tahu"
"Papa jenis apa lo hah?! Pulang sana pasti Kyles kangen lo" ucap Zafran tapi dibalas gelengkan oleh Vano
"Mending lo pulang aja" ujar Zarif , Vano menatap kedua pemuda itu secara gantian lalu menghela nafas berat
"Yaudah"
Sementara
"Jangan sok jagoan lo" seorang pemuda yang berpakaian jaket yang berlogo Black Tiger , genb motor yang ditakuti di kota ini
Yang memukul Kana itu tentu saja ketua black Tiger , itu kerana Kana sendiri yang ngajak tawuran entah apa yang dipikiran Kana
Sekarang dirinya sudah babak belur
Bugh!
Bugh!
"Ngajak tawuran itu minimal bisa bela diri bro , ini kalo sekali tendang udah jatuh , lebih baik lo pulang aja , anak kecil" ucap ketua geng itu panggil saja Harraz
"Ketua , lo masih mau hajar anak lemah tu" ujar wakil geng , Gibran
"Belum puas gu--"
"WOYYYY"
Tbece
KAMU SEDANG MEMBACA
P A P A | Masa Lalu
Fantasy"alurnya harus gue lakuin sesuai dengan pikiran gue" Aditya Gavano Deandra Pria yang memiliki wajah tampan dan sudah miliki 7 anak. Vano papa yang kejam dan selalu mengeraskan anak anaknya sehingga ia kecelakaan buat dirinya mati tapi bukan ke alam...