CHAPTER 14

954 55 3
                                    

Mon maap kalo banyak typo saya memang suka ngetiknya cepet jadi yah typo jadinya gapapalah janji cerita saya jadi

Tq pada yang baca walaupun ceritanya gak terlalu enak atau sedap gitu huhu gak punya ide

Selamat membaca kalo ada typonya abaikan





























*****

Vano sekarang berada di kantor nya , gak kerja ia hanya duduk diam minum kopi sambil menikmati permandangan gedung gedung tinggi

Entah apa yang di pikirkan pria tampan itu tapi dilihat wajahnya seperti gelisah hatinya seperti mengatakan ada perkara buruk akan berlaku padanya

"Argh bisa tenang kagak sih?!" Ucap vano pada hatinya sendiri yang gelisah

"Gue kan jadi thinkingover" cam salah 'overthinking bukan sih?' kata aku suka suka dia

Vano berdiri dari duduknya berjalan menuju ke ruangan Sagara , ia ingin mengatakan sesuatu pada asisten sekaligus sahabat nya , setelah sampai di ruangan itu vano masuk tanpa mengetuk kan ini kantornya ngapain ketuk segala ribet

"Gue pengen tanya ama lo" ucap Vano mengejut ia duduk di sebelah Arthur yang menatapnya tajam

"Sialan Vano!"

Yah Arthur ama Sagara kaget boss mereka ini emang suka muncul kek hantu gitu , Sagara mau aja pukul kepalanya tapi tangannya sedang sibuk mengetik

"Apa natap gue kek gitu mau gue potong gaji lo?" Sebal Vano

"Galak benar" celetuk Arthur

"Jangan dong boss , nanti gue pengen beliin anak gue sepeda pas ulang tahun nya" ucap Sagara , jangan dipotong takut anak nya ngambek mana ngambeknya kek ibunya susah dirujuk;)

"Mau bicara apa sih datang datang gak kasi salam apa kek"

"Assalamualaikum"

"Waalaikumussalam sahabat" balas keduanya dengan senyuman yang tak seberapa senyum

"Entahlah gue ngerasa hati gue kek gak enak gitu , lo paham gak?" Sagara berhenti mengetik

"Gak enak hati?" Vano mengangguk , Arthur juga hanya diam mendengar apa yang akan dilanjutkan oleh Vano

"Gue keknya bakal dibenci kembali ama anak gue" kata Vano ragu ragu , memang itu yang dirasakan Vano sekarang

"Jangan dipikir jauh loh , mungkin perasaan lo aja" ujar Sagara menenangkan Vano yang sepertinya takut hal yang itu kembali terjadi

Sagara adalah orang yang memang tahu sikap dan sifat Vano , ia boleh tahu bagaimana perasaan Vano , ia boleh lihat dari mata , gerakan dan sentuhan. Jadi ia harus menenangkan Vano , Vano memang orang yang suka berfikir hal hal buruk dan negatif

Ada waktu saat mereka SMA dimana Vano terlalu memikirkan ujian nya yang sudah dilakukan ia pikir ia tidak akan lulus sehingga ia sakit demam tinggi dan di bawa ke rumah sakit

Segitu sekali ia overthinking apa sagara gak cemas apa lagi saat ini Vano udah berumur udah ada anak 7 sagara takut Vano akan mendapat penyakit lain. Anak anak nya masih butuh dirinya anak anak Vano masih pengen manja sama papa mereka. Sagara tidak mau hal yang tidak diinginkan terjadi

P A P A | Masa LaluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang