Mlm semuanya semoge enggak bosen ya ama ceritaku,hehehhe oke met baca.
Kini semua terbayarkan dengan ia yang akan tinggal bersama tin serta memperkenalkan,sang calon masa depan dengan kedua orang tuanya.
Jangan lupakan dengan kedua sahabatnya yang selalu mengejeknya,lihat saja nanti ia akan memamerkan pacar tampannya.
Setelah menempuh perjalanan selama lima jam tin telah sampai di depan pintu gerbang tinggi rumah pujaan hati.
Mobil itu perlahan masuk perkarangan rumah mewah bergaya eropa,berwarna putih bersih sangat terlihat terawat dan elegan.
Tin dan naren keluar dari mobil milik naren sedangkan tin memilih untuk membiarkan kakaknya mengantarkan mobilnya besok.
Naren menuntun sang kekasih untuk berjalan berdampingan,menuju pintu utama yang dekat tidak seperti rumah tin yang harus menaiki mobil.
Ia sudah menelpon mamah dan ayahnya untuk mengosongkan jadwal rapat atau apapun itu untuk menyambut calon suaminya.
Walaupun belum bertunangan atau lamaran tetapi dengan cincin yang melingkar dijari keduanya menandakan sebuah ikatan suci.
Ternyata ayah dan mamah naren sudah menanti kedatangan keduanya di depan pintu utama,dengan tampilan rapi dan sederhana.
Perlu diinformasikan bahwa orang tua naren adalah sepasang lelaki tampan,serta cantik walaupun beberapa kali ditolak dipanggil mamah,tetapi karna paksaan ya dia mau saja.
"Selamat kembali lagi sayang kamu sepertinya bahagia sekali,liburannya sampai tak memberi kabar"sambut kiki dengan nada lembutnya tetapi sampai ulu hati.
"Hahaha maaf mah habisnya disana tuh seru sekali aku belajar memasak,membuat kue dan menanam beberapa sayuran"antusias naren berjalan beriringan dengan sang papa meninggalkan tin yang kini tengah mengobrol dengan ayah naren.
"Nak apa kamu sangat mencintai putra saya,maaf bukan lancang terapi sebagai ayah saya ingin yang terbaik untuk naren"ungkap tuan tio dengan nada ramah menatap tin teduh.
"Saya sangat mencintainya kalo tidak mungkin saya sudah meninggalkannya dari dulu"balas tin jujur.
"Baiklah kalau begitu tak ada yang saya khawatirkan lagi"ujarnya lega.
Setelah tin berbincang banyak dengan kedua orang tua naren, kini ia telah berada di dalam kamar kekasihnya.
Ia bersyukur dengan selera naren yang menyukai warna abu-abu dengan nuansa putih,terlihat mewah dan damai.
"Dad kau ingin mencari tempat kuliah sekarang atau mungkin nanti naren siap membantu"ujarnya sambil memeluk erat sang kekasih.
"Tak perlu honey aku sudah mendaftar di kampus yang sama dengan kakakku,kebetulan di sana ada jurusan yang telah lama aku inginkan"tin mengelus lembut rambut naren.
"Oh bagus kalau begitu daerah mana mungkin itu dekat dengan apartemen yang dibeli oleh mama,nanti kita bisa tinggal berdua"naren menyamankan diri di dada bidang milik tin.
"Ah sepertinya sekitar jalan kristal nomor lima belas,kalo tak salah ingat"tin mencoba mengingat alamat yang dikirim kakaknya.
"Wah kebetulan itu sangat dekat dengan apartemenku,daddy tenang saja semua sesuai seleraku dan daddy"ujarnya riang.
"Apapun pilihannmu honey asal jangan warna terang,itu sangat menyakiti mata"balasnya.
"Kenapa tak suka warna cerah dad padahal setiap warna itu indah,apalagi warna yang agak mencolok?"tanyanya penasaran.
"Entalah honey aku hanya menyukai warna netral padahal kakakku sangat menyukai semua warna,begitu pula dengan papa dan ayah"ucapnya heran dengan pilihannya sendiri.
"Tak apa dad oh apakah daddy tak ingin mandi,apakah tidak lengket"ujar naren.
Kalo tulisannya beda dimaaffin kkk jangan lupa vote and komen ya,maaf tinggal selembar halamannya jadi cukup sampai sini,aku bakalan nulis banyak lagi di buku biar kalian juga nggak ngeluh😅
KAMU SEDANG MEMBACA
UNTIL MARRIAGE (HIATUS)
Teen Fictionberpacaran dari smp langgeng sampek kuliah tapi anehnya mereka tidak pernah bertemu apalagi vidiocall emang enggak nalar tapi kalo pada bucin sama setia mah bebas.