Kediaman Park Family

455 51 4
                                    

Pagi itu, nampak seperti pagi-pagi sebelumnya. Keluarga Park yg terdiri dari Appa Park, Eoma Park dan anak mereka semata wayang, Park Jimin, nampak sedang menikmati sarapan mereka bersama di meja makan.

"Yeobo, hari ini aku berangkat ke Jepang untuk sebulan kedepan ya." Appa Park berkata sambil meminum kopinya.

"Nee, Oppa," sahut Eoma Park, "Kebutuhanmu sudah aku siapkan semua dan sudah didalam bagasi mobil nee. Supir sudah standby untuk mengantar Oppa ke airport."

"Jimin," panggil Appa Park, "Baik-baik di rumah selama Appa pergi ya nak. Jaga Eomamu."

"Nee Appa." Jawab Jimin sambil tersenyum.

Setelah mereka selesai sarapan, Appa Park segera meninggalkan rumah untuk menuju bandara. Jimin pun kembali ke kamarnya untuk bersiap-siap pergi ke kampusnya.

"Bibi Min," panggil Eoma Park, "tolong meja dibersihkan ya."

Bibi Min nampak bergegas menghampiri Eoma Park, "baik Nyonya, akan segera saya bereskan mejanya."

Eoma Park tersenyum, "ya udah saya ke ruang tengah dulu ya Bi."

Bibi Min menggangguk, dan kemudian dia segera membereskan meja makan. Bibi Min sudah 22 tahun bekerja dengan keluarga Park. Selama ini keluarga Park selalu memperlakukannya dengan baik. Bahkan Bibi Min beserta anaknya, Min Yoongi juga ikut tinggal di kediaman keluarga Park, hanya berbeda bangunan. Mereka berdua menempati bangunan kecil diluar bangunan utama keluarga Park, dengan sejumlah pembantu lainnya dan beberapa supir. Bibi Min adalah pembantu kesayangan Eoma Park. Begitu pula Yoongi, Eoma Park selalu memperlakukan Yoongi dengan baik, bahkan menyekolahkannya hingga lulus kuliah. Appa Park juga begitu, sama baiknya dengan Eoma Park. Mereka tidak pernah membedakan Bibi Min dan Yoongi, juga para pembantu dan supir mereka lainnya.

Beda orangtuanya, beda dengan Jimin. Dari awal dia sangat membenci Yoongi. Entah kenapa sebabnya, Jimin juga sebenarnya tidak tahu. Dia hanya tidak suka dengan kehadiran Yoongi di keluarga mereka, karena kadang Appa dan Eoma Park nampak begitu menyayangi Yoongi dibandingkan Jimin. Apalagi Yoongi termasuk anak pintar dan selalu berprestasi di sekolahnya. Bahkan setiap tahun selalu menyabet gelar juara umum hingga lulus dengan predikat lulusan terbaik di sekolah Yoongi.  Jimin begitu cemburu dengan Yoongi yg nampak selalu bisa mengambil perhatian kedua orangtuanya.

Jimin berbeda sekolah dengan Yoongi. Dari awal dia yg meminta untuk disekolahkan di tempat yg berbeda dengan Yoongi. Walau kedua orangtuanya ingin Jimin bersekolah di sekolah Yoongi dengan alasan agar Yoongi bisa menjaga Jimin. Tapi Jimin menolaknya mentah-mentah.

Begitu pula ketika Jimin memasuki bangku kuliah. Dengan berbagai alasan Jimin pasti akan menolak untuk kuliah di satu universitas dengan Yoongi. Yoongi selalu diam tak banyak berbicara. Dia tau Jimin begitu membencinya karena dia hanyalah anak dari seorang pembantu dirumahnya, dan tentu saja Jimin akan sangat malu apabila teman-temannya tau dia bersekolah di sekolah yg sama dengan anak pembantu dirumahnya.

Yoongi tau diri dan tau bagaimana posisinya dirumah Jimin. Bisa bersekolah dan kemudian meneruskan kuliah saja dia sudah amat sangat bersyukur, Yoongi berjanji akan mengabdi pada keluarga Park untuk membalas budi mereka ke Yoongi dan Eomanya.

Ketika Yoongi sudah menamatkan kuliahnya, tentu saja dengan predikat Cum Laude di kampusnya, Appa Park menawarkan Yoongi untuk bekerja di perusahaannya. Yoongi tadinya menolak dengan beralasan dia sudah begitu banyak merepotkan keluarga Park. Tapi Appa Park hanya tersenyum dan tetap memaksa Yoongi untuk bekerja di perusahaannya.

Jadilah sekarang Yoongi bekerja di perusahaan Appa Park di bagian keuangan. Appa Park sangat bersyukur dengan kinerja Yoongi yg amat sangat memuaskan.  Bahkan sekarang Yoongi adalah orang kepercayaan Appa Park sekaligus tangan kanan Appa Park. Ketika Appa Park harus melakukan perjalanan bisnis keluar kota atau keluar negeri, maka untuk sementara Park Corporation akan sepenuhnya dipegang Yoongi.

Jimin sudah berada di tahun terakhir di kampusnya. Di semester 7 ini Jimin hanya mengambil beberapa mata kuliah sembari mempersiapkan skripsinya. Rencananya di semester 8 dia akan fokus menyelesaikan skripsinya agar bisa lulus. Appa Park sudah meminta Jimin untuk segera melanjutkan Park Corporation. Jimin tentu saja menolak. Dia meminta waktu 1 tahun setelah lulus kuliah untuk menikmati masa mudanya dulu sebelum fokus pada dunia kerja. Appa Park menyetujuinya dengan catatan Jimin harus lulus di semester 8 ini. Dan Jimin menyanggupinya.

"Eoma, Jimin pergi ke kampus dulu nee." Jimin menghampiri dan mencium kedua pipi Eoma nya yg berada di ruang tengah.

"Nee, pergilah," balas Eoma Park memeluk putranya, "apa barengan aja sama Yoongi Hyung, Jim? Kebetulan Yoongi Hyung juga akan pergi ke kantor tuh. Kan kampusmu searah dengan kantor Appa bukan?"

"Tidak usah Eoma,"  tolak Jimin, "nanti pulang kuliah aku mau pergi sama Taehyung dan Jungkook. Kebetulan mereka berdua pergi bersamaku, jadi aku harus bawa mobil."

"Ah begitu," sahut Eoma Park, "ya sudah kalau begitu, pergilah."

Jimin pun segera pergi meninggalkan Eoma Park.

Nampak Yoongi juga akan berpamitan dengan Eoma Park, "Imo, Yoongi pamit pergi ke kantor dulu." Yoongi membungkuk hormat di hadapan Eoma Park.

"Nee Yoongi, pergilah," Balas Eoma Park, "Hati-hati di jalan ya."

Yoongi mengangguk dan kemudian pergi menuju kantornya.

Eoma Park hanya memandangi kepergian mereka berdua sembari menghela nafasnya, "mau sampai kapan Jimin bersikap begitu pada Yoongi."

________________________________

Annyeong Yeorobun,

kembali bersamaku yg selalu gabut memikirkan yoonmin setiap saat.
niatnya mau istirahat bentar dari dunia tulis menulis, eh napa malah seliweran ini ide-ide di kepalaku.
semoga ga bosen ya baca ff ku ini.
jangan lupa like dan komen ya.
selamat membaca 💜💜💜💜💜💜💜

When Love and Hate Collide (Yoonmin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang