Sore itu, sebelum Eoma Park bertolak menuju bandara, nampak Yoongi sedang berbicara dengan Eoma Park.
"Yoongi, Imo titip Jimin selama Imo di Jepang ya," ucap Eoma Park sembari mengelus kepala Yoongi, "Imo mohon maaf kalau Jimin masih bersikap tidak baik padamu. Tolong bersabar sedikit ya Yoongi. Imo yakin suatu saat Jimin pasti akan bisa menerimamu sebagai Hyungnya."
Yoongi tersenyum, "Imo ga perlu khawatir, Yoongi akan menjaga Jimin dengan baik. Perihal Jimin yg masih membenci Yoongi, Imo tidak usah pikirkan. Yoongi tidak apa-apa Imo. Yoongi amat sangat memaklumi hal tersebut dan Yoongi juga tidak pernah menyalahkan Jimin.
Eoma Park segera memeluk Yoongi, "Ya Tuhan, andai Jimin tau kejadian yg sesungguhnya, pasti dia akan menyesal sekali sudah membencimu sedemikian rupa."
Yoongi mengurai pelukannya, "Biarlah itu menjadi bagian dari masa lalu, Imo."
"Ya udah, Imo pergi dulu ya," pamit Eoma Park, "apa Eoma mu belum kembali dari supermarket?"
"Belum Imo," Jawab Yoongi, "Eoma baru pergi setengah jam yg lalu, mungkin masih di supermarket Imo."
"Iya juga sih," ujar Eoma Park, "tapi tadi Imo sudah bilang sih sama Eomamu akan pergi sore ini."
"Gapapa Imo, nanti Yoongi yg sampaikan ke Eoma." sahut Yoongi.
Eoma Park pun mengangguk, "ya udah Imo berangkat dulu ya Yoongi. Jimin masih ada tambahan kuliah hari ini dan Imo tadi juga sudah menelpon Jimin memberitahukan keberangkatan Imo. Jaga rumah baik-baik ya Yoongi."
Yoongi mengangguk dan mengantar Eoma Park menuju mobilnya hingga mobil Eoma Park meninggalkan kediaman keluarga Park.
Yoongi menghembuskan nafasnya. Dia hanya berharap semua akan baik-baik saja sampai Tuan dan Nyonya Park kembali.
Malam harinya Jimin baru sampai dirumah. Tanpa berkata apa-apa dia langsung menuju kamarnya. Bahkan sapaan Yoongi dia abaikan begitu saja seolah Yoongi tidak ada disana. Yoongi mencoba memaklumi, sedangkan Eoma Min hanya mengusap lembut punggung Yoongi.
Keesokkan paginya, Yoongi bersiap ke kantor seperti biasa, begitu juga Jimin yg sudah bersiap untuk ke kampusnya. Tapi nampaknya pagi ini Jimin seperti kesiangan sehingga terlihat berlari kecil untuk menuruni tangga karena kebetulan kamar Jimin ada di lantai 2. Ketika sedang menuruni anak tangga, kaki Jimin seperti ketelisup (author be like : duh bahasa apa ini) dan mengakibatkan dia terpeleset. Yoongi yg kebetulan berada tepat di ujung anak tangga segera bergerak cepat menangkap Jimin. Tepat ketika Yoongi menangkap tubuh Jimin, kaki sebelah kiri Jimin mendadak salah berpijak mengakibatkan pergelangan kakinya terkilir. Jimin pun sukses menjerit kesakitan.
Yoongi yg panik segera memapah Jimin. Tadinya Jimin mencoba mendorong tubuh Yoongi menolak untuk dibantu dan terduduk. Tapi ketika dia mencoba berdiri, dia kembali terduduk dan menjerit sembari memegang pergelangan kaki kirinya.
Yoongi kembali mendekati Jimin. Dengan sigap Yoongi segera menggendong Jimin dan membawanya kembali ke kamarnya, "Hyung tau kamu sangat membenci Hyung, tapi untuk kali ini tolong biarkan Hyung membawamu kembali ke kamar. Kakimu terkilir. Kalau kau paksakan untuk berjalan akan lebih sakit lagi," ujar Yoongi lembut sambil menatap Jimin yg sedari tadi memberontak ingin melepaskan diri dari gendongan Yoongi, "setelah sampai di kamar, nanti biar Bibi Min yg mengurus dirimu. Jadi tolong bantu Hyung kali ini. Berhentilah memberontak nee."
Jimin yg sedari tadi memukul tubuh Yoongi mendadak terdiam, dia menyadari Yoongi ada benarnya, kakinya sangat sakit dan pasti dia tidak akan sanggup berjalan. Jimin menghentikan pukulan tangannya dan hanya terdiam mematung sewaktu Yoongi menggendongnya dan membawanya kembali ke kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
When Love and Hate Collide (Yoonmin)
FanfictionJimin begitu membenci Yoongi, anak dari seorang pembantu di rumahnya. Tidak ada yg lebih menjijikkan ketika harus bertemu dan berinteraksi dengan Yoongi. Tapi keadaan berbalik 180 derajat ketika Yoongi menolong Jimin yg terkilir kakinya akibat terj...