Kampus Jimin

239 33 3
                                    

Jimin tiba di kampusnya dan segera menuju ruangan dosen pembimbingnya. Mereka akan mendiskusikan masalah pembuatan skripsi Jimin. Sejam lamanya Jimin di dalam sampai akhirnya mereka berdua sepakat untuk judul skripsi yg akan dibuat Jimin beserta garis besar isi skripsinya.

Jimin menghela nafasnya lega setelah keluar dari ruangan dosen pembimbingnya dan bergegas menuju kantin. Dia masih ada waktu 1 jam sebelum mata kuliah berikutnya. Jimin segera memesan snack dan juga juice strawberry. Sambil menunggu pesanannya, Jimin membuka hapenya. Nampak beberapa pesan dari Taehyung dan juga Jungkook.

Segera Jimin membalas pesan mereka dan meminta mereka menemuinya di kantin sekarang sebelum kuliah berikutnya dimulai.

"Loe darimana aja sih Jim?" tanya Taehyung yg mendudukkan dirinya di hadapan Jimin, "gw mpe muter-muter kampus nyariin loe."

Jungkook datang membawa pesanannya dan Taehyung, dan juga pesanan Jimin karena dia memesan di kedai yg sama.

"Gomawo, Kookie." Ujar Jimin menerima pesanannya.

"Ish nih anak, ditanya....." seru Taehyung melotot.

Jimin tertawa, "sabar nape sih Tae, minum dulu gw, Haus!"

Taehyung merengut, sementara Jungkook memberikan minuman ke Taehyung, "minum dulu sayang."

Taehyung tersenyum manis pada Jungkook, "Thanks baby."

"Mendadak jus strawberry gw kecut." gurau Jimin melihat kebucinan mereka. Taehyung dan Jungkook memang sudah menjalin kasih sejak tahun kedua, dan tetap awet hingga sekarang. Dan Jiminlah orang yg mensupport mereka berdua, walau banyak cibiran untuk mereka, tapi mereka semua tak peduli.

"Makanya cari pacar," sahut Taehyung, "biar kagak kecut lagi tuh jus loe, Jim..."

"Sialan loe," Jimin menggerutu, "udah tau gw jomblo akut, malah loe ngeledek lagi."

Taehyung tertawa, "move on sik Jim, masih banyak yg lebih oke daripada Taemin."

Jungkook ikut tertawa, "emang belum move on juga Jim?"

Jimin menggeleng, "gw dah ga ada rasa ma Taemin, Kook. Gw cuma belum ketemu yg sreg aja sik."

"Yoongi Hyung kayaknya tambah keren dah Jim," timpal Taehyung, "gw lagi kapan ketemu di kantor pas lagi mau jemput Namjoon Hyung. Loe ga mau ngegebet Yoongi Hyung aja?"

"Dih amit-amit," sergah Jimin cepat, "mending yg lain aja lah."

"Loh kok gitu Jim?" tanya Jungkook heran, "bener kata Tae, Yoongi Hyung keren kok."

"Apanya sih yg keren sih, Kook?" dengus Jimin kesal, "Kagak ada keren-kerennya tuh orang."

Taehyung dan Jungkook saling berpandangan. Bukan rahasia lagi kalau Jimin sangat membenci Yoongi hanya karena Yoongi anak dari seorang pembantu di rumah Jimin. Mereka sungguh tak habis pikir dengan Jimin yg hanya mempermasalahkan status Yoongi dan seolah menghilangkan semua kelebihan yg Yoongi punya. Bahkan kakak Taehyung, Namjoon, sangat mengagumi Yoongi dan banyak belajar dari Yoongi, karena mereka memang bersahabat sejak di bangku kuliah, dan sekarang malah bekerja di kantor yg sama hanya beda divisi. Yoongi di divisi keuangan sedangkan Namjoon di divisi IT.

"Jangan terlalu berlebihan membenci Yoongi Hyung, Jim. Takutnya nanti loe malah bucin abis loh." kelakar Taehyung menggoda Jimin.

"Cih! Tak akan pernah Tae!" sembur Jimin, "kayak ga ada orang lain aja selain tuh anak pembokat."

Jungkook hanya bisa menghela nafasnya, begitu juga dengan Taehyung. Mereka sungguh berharap Jimin dapat merubah cara pandangnya kepada Yoongi.

"Ah udah ah, loe pada bikin gw bete aja," mood Jimin mendadak berubah, "gw ke kelas duluan."

Jimin pun bergegas meninggalkan mereka berdua yg melongo.

"Etdah tuh bocah," ujar Taehyung sambil geleng-geleng kepala, "ntar bucin aja kapok dah."

"Kasian Yoongi Hyung ya," sambung Jungkook, "kenapa juga Yoongi Hyung pake jatuh cinta sama Jimin."

Taehyung hanya mengendikkan bahunya, "cinta kan ga bisa dipaksakan, sayang. Dia bisa datang ke siapa saja tanpa pandang bulu kan?"

"Iya sih, tapi kan kalau gini kayaknya cinta Yoongi Hyung jadi berat banget, babe." sahut Jungkook.

"Kita ga bisa apa-apa sayang. Biarkan waktu yg menentukan apakah mereka berjodoh apa tidak." Taehyung mengelus kepala Jungkook, "ayo habiskan minumanmu. Abis ini kita ke kelas ya."

Jungkook mengangguk.

Di dalam kelas, Jimin mengomel sendiri. Dia kesal sekali sahabat-sahabatnya selalu menggodanya dengan Yoongi, padahal mereka tau Jimin sangat membenci Yoongi.

"Kayak ga ada cowok lain aja di dunia ini." gerutu Jimin sambil membereskan bukunya, bersiap untuk kuliah karena dosennya sudah memasuki ruangan kuliah.

Jimin tau Yoongi menaruh hati padanya. Walau Yoongi memang tak pernah mengungkapkannya, tapi Jimin tau dari setiap perhatian yg selalu Yoongi berikan untuknya. Hanya saja hati Jimin terlalu egois. Kebencian begitu menutupi hatinya, sehingga dia selalu membenci apapun perlakuan Yoongi terhadapnya. Tak jarang dia selalu marah tanpa alasan pada Yoongi. Walau begitu sering Jimin memarahi Yoongi atau membentak Yoongi tanpa alasan, tak pernah sekalipun Yoongi berubah sikap pada Jimin, hanya saja Yoongi sekarang amat menjaga jarak karena tak ingin membuat Jimin semakin membencinya. Padahal yg Yoongi lakukan hanyalah sebatas hal-hal wajar, seperti membantu Jimin mencari barang-barangnya yg suka hilang, karena Jimin pelupa. Atau kadang Yoongi akan menyusul Jimin ke kampus hanya untuk mengantarkan tugas kuliah Jimin yg tertinggal dirumah, walau Jimin akan marah-marah padanya, padahal itu salah Jimin. Tapi Yoongi memakluminya. Dia sangat paham posisi dirinya yg hanyalah anak pembantu di rumah Jimin. Jadi walau Jimin yg salah, tetap aja akan jadi salah Yoongi.

Dalam diamnya Yoongi tetap memperhatikan Jimin. Dalam diamnya Yoongi tetap memastikan bahwa Jimin akan selalu baik-baik saja. Dan dalam diamnya Yoongi selalu menjaga Jimin dari jauh. Dia mencintai Jimin dalam diam, dengan segala kebencian Jimin padanya.

Bukan Yoongi egois, dia juga sudah berusaha menghilangkan perasaannya pada Jimin dan membunuhnya. Tapi dia tidak pernah berhasil. Hatinya selalu menolak. Hatinya selalu berkata tidak, atas segala tindakannya yg mencoba membuang perasaannya pada Jimin. Hingga akhirnya Yoongi menyerah dan membiarkan hatinya tetap mencintai Jimin, meski dalam diam dan meski dia tau tak mungkin cintanya berbalas. Tapi Yoongi pasrah, dia membiarkan Tuhan yg menuntun takdir cintanya pada Jimin. Mau berbalas atau tidak, Yoongi sudah menyerahkan sepenuhnya kepada Tuhan.

When Love and Hate Collide (Yoonmin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang