Tatkala Hujan Datang

214 35 1
                                    

12 juni 2024
kim seokjin akhirnya selesai wamil
yeaayyy  💃🏻💃🏻💃🏻💃🏻

------------------------------------------------------

Ini malam terakhir sebelum Appa dan Eoma Park pulang dari Jepang. Seperti biasa malam ini Yoongi mengurut kaki Jimin dengan pelan. Jimin hanya tiduran dan memejamkan matanya. Sentuhan tangan Yoongi di kakinya sungguh memberikan getaran yg dia sendiri tidak mengerti. Entah kenapa dia begitu nyaman dengan perlakuaan Yoongi padanya selama seminggu ini.

Setelah selesai, Yoongi segera membersihkan pergelangan kaki Jimin untuk menghilangkan bekas minyak akibat urutan Yoongi tadi.

"Istirahat ya Jim, sudah Hyung bersihkan semua biar kamu nyaman tidurnya." ucap Yoongi lembut sambil membenahi letak selimut di kaki Jimin. Jimin hanya mengangguk karena memang dia sudah sangat mengantuk.

Dengan perlahan Yoongi meninggalkan kamar Jimin setelah memastikan Jimin sudah tertidur. Senyum Yoongi nampak terukir melihat Jimin. Hatinya seminggu ini terasa bahagia. Dia sangat senang melihat perubahan sikap Jimin padanya. Dia berharap hubungan mereka semakin membaik kedepannya.

Yoongi keluar dari kamar Jimin dan menuju kamarnya untuk mandi dan kemudian fokus dengan laptopnya. Ada beberapa pekerjaan yg berhubungan dengan proyek kantor yg harus segera dia selesaikan. Pekerjaan proyek kantor sudah memasuki tahap pelaksanaan, sehingga Yoongi harus extra ketat memantau jalannya proyek selama Tuan Park tidak berada di Seoul. Yoongi harus benar-benar memastikan tidak ada yg meleset dari jadwal pelaksanaan proyek serta penggunaan anggaran yg sesuai dengan RAB yg sudah disusun sebelumnya. Yoongi sangat bertanggung jawab atas setiap pekerjaannya. Sebisa mungkin dia tidak melakukan kesalahan yg bisa berdampak pada kinerja perusahaan.

Tanpa disadarinya, waktu sudah memasuki tengah malam. Yoongi yg masih asyik bergelut dengan laptopnya mendadak terkejut melihat sambaran kilatan diluar jendela kamarnya, yg kemudian disusul suara gemuruh petir bersahut-sahutan, sebelum akhirnya derasnya hujan mewarnai malam ini.

Setengah berlari Yoongi bergegas ke kamar Jimin. Dia ingat betul bagaimana takutnya Jimin akan suara gemuruh petir dan hujan. Biasanya Eoma Park yg akan memeluk Jimin ketika hujan seperti ini. Tapi sekarang Eoma Park masih ada di Jepang.

Dengan perasaan khawatir Yoongi segera membuka pintu kamar Jimin. Dan benar saja, Yoongi mendapati Jimin yg meringkuk ketakutan dibawah selimut. Yoongi segera menghampiri Jimin. Nampak terlihat tubuh Jimin bergetar hebat.

"Jim." Yoongi menyentuh tubuh Jimin.

Jimin membuka matanya, mendapati Yoongi yg tengah berdiri menatapnya dengan penuh khawatir, "a-aku ta-takut...." Nada Jimin begitu terdengar memilukan, membuat Yoongi beringsut mendekati tubuh Jimin.

Tanpa aba-aba, Yoongi segera membawa tubuh Jimin dalam pelukannya. Didekapnya tubuh mungil Jimin dengan erat sembari mengusap-usap punggung Jimin dengan pelan, "jangan khawatir nee. Hyung ada disini. Kamu ga usah takut lagi ya."

JImin menangis dalam pelukan Yoongi, "a-aku ta-takut," ulangnya terus menerus diantara tangisnya. Kepalanya dia benamkan ke dada Yoongi. Badannya masih bergetar menahan ketakutannya.

"Ssstt, tak apa Jim," ujar Yoongi menenangkan, "jangan takut, ada Hyung disini. Kamu aman sekarang." Tangan Yoongi tak berhenti mengusap punggung Jimin.

Usapan tangan Yoongi di punggung Jimin membuat tubuh Jimin perlahan berhenti bergetar. Entah kenapa Jimin merasa aman dalam pelukan Yoongi. Mendadak dia merasa dejavu dengan keadaan seperti ini. Rasanya seperti sesuatu yg dia kenal dahulu kala.

Tiba-tiba Jimin mendadak teringat. Ya, sekarang dia ingat kenapa pelukan Yoongi seperti sekarang ini terasa begitu akrab di tubuhnya. Ternyata dari dulu sejak Jimin kecil, ketika Eomanya tidak ada bersamanya di saat hujan seperti ini, selalu ada Yoongi yg memeluk Jimin dan menenangkannya. Yoongi tau trauma Jimin akan suara petir dan hujan, sehingga kapanpun terjadi hujan dan petir seperti sekarang ini, Yoongi pasti akan selalu memeluk Jimin kecil apabila Eoma Park sedang tidak berada di rumah.

Otak Jimin mendadak membeku. Dia tak tau apakah ini efek dari traumanya akan suara petir dan hujan, atau memori masa lalunya yg menyeruak hadir di pikirannya. Untuk sesaat dia seperti melupakan rasa bencinya kepada Yoongi. Tangannya memeluk erat di pinggang Yoongi membuat Yoongi sedikit terkesiap kaget akan sikap Jimin.

Jimin mengeratkan pelukannya, "tolong jangan tinggalkan aku. Aku takut sekali."

Jimin semakin membenamkan mukanya di dada Yoongi, meraup dengan tamak aroma tubuh Yoongi yg seakan menenangkan syarafnya. Deru nafas hangat Yoongi bahkan terasa di pucuk kepala Jimin. Belum lagi dengan jelas Jimin dapat mendengar degup jantung Yoongi yg berdetak begitu keras di telinganya. Kepala Jimin mulai mengusak pelan di dada Yoongi. Yoongi hanya bisa memejamkan matanya. Tubuhnya sepenuhnya pasrah akan seluruh tindakan Jimin. Hatinya membuncah bahagia. Seakan Yoongi ingin meminta waktu untuk berhenti saja agar Jimin tetap berada dalam pelukannya seperti ini.

Pelukan erat Jimin terasa membelit tubuh Yoongi, seakan enggan untuk melepaskannya dari pinggang Yoongi. Sekarang tangan Yoongi balas memeluk erat pinggang Jimin, "jangan takut Jim, Hyung ada disini seperti sebelumnya. Selamanya Hyung akan melindungimu dari apapun di dunia ini. Hyung berjanji padamu Jim."

Entah darimana datangnya keberanian itu, yg jelas detik berikutnya Yoongi mengecup pelan pucuk kepala Jimin dengan lembut, membuat Jimin memejamkan matanya menikmati ciuman Yoongi di kepalanya. Darahnya kembali berdesir hebat. Perutnya terasa begitu penuh dengan berjuta-juta kupu-kupu yg berterbangan. Terasa menggelitik tapi juga indah disaat yg bersamaan.

Mereka terus berpelukan seperti itu bersamaan dengan kilatan kilat dan gemuruh petir yg mengiringi derasnya hujan diluar. Sampai akhirnya Jimin jatuh tertidur dalam pelukan Yoongi. Dengkuran halus Jimin menyadarkan Yoongi. Dengan perlahan Yoongi menidurkan Jimin di tempat tidurnya dan kemudian menyelimutinya. Setelah memastikan posisi Jimin sudah nyaman, Yoongi mengecup kening Jimin dengan pelan, "sweet dream, Jimin." Kemudian Yoongi pun keluar dari kamar Jimin dengan hati yg amat sangat bahagia.

When Love and Hate Collide (Yoonmin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang