Tapi ternyata tak semudah yg dibayangkan. Seharian Appa dan Eoma Park menyusuri Seoul mencoba mencari keberadaan Yoongi. Begitu juga dengan Jimin, Taehyung dan juga Jungkook. Tak lupa Jin dan Namjoon juga ikut membantu. Mereka menyebar di Seoul untuk melacak keberadaan Yoongi. Tapi nihil, mereka semua sama-sama tak menemukan keberadaan Yoongi ataupun Eomanya.
Sore menjelang malam, mereka semua akhirnya berkumpul di rumah Jimin. Semua duduk lemas tak bergairah. Masing-masing hanya diam tak berbicara sepatah kata pun. Appa dan Eoma Park memutuskan untuk beristirahat, meninggalkan Jimin dan yg lain di ruang tengah.
Namjoon nampak memeluk Jin yg sudah mulai terisak, sementara Taehyung dan Jungkook nampak saling memandang dengan penuh kekhawatiran. Jimin? Dia hanya diam tak bergeming, sorot matanya kosong, bahkan wajahnya nampak sembab sehabis menangis seharian.
Taehyung merengkuh pundak Jimin, "Besok kita akan mencari Yoongi Hyung lagi ya Jim. Kita pasti akan menemukannya."
Tangis Jimin pecah, Taehyung langsung memeluknya, sementara Jungkook mengusap pelan punggung Jimin.
"Yoongi Hyung pasti sangat membenciku, Tae," isak Jimin, "dia pasti tidak akan pernah mau memaafkanku."
"Jangan berkata begitu, Jim," Jungkook mencoba menghibur Jimin, "gw rasa Yoongi Hyung tidak seperti itu. Dia sangat menyayangimu, Jim."
Jimin semakin terisak.
"Namhoon Hyung," panggil Taehyung, "apa Yoongi Hyung tidak mengatakan apapun saat dia bercerita pada Hyung?"
Namjoon menggeleng, "Aniyo Tae, Yoongi Hyung memang bilang alasan dia melakukan ini. Tapi dia tidak memberitahu kemana dia akan pergi bersama Eoma Min."
"Apa kita tidak bisa menelponnya sayang?" tanya Jin.
Namjoon menggeleng, "menurut Appa Park, handphone Yoongi ditinggal disini. Dia dan Eoma Min hanya membawa baju yg melekat di badannya saja, sama beberapa barang peninggalan Appa Min."
"Yoongi Hyung pasti membenciku." Tangis Jimin semakin tak terbendung. Bahkan tubuhnya menjadi bergetar karena tangisannya. Namjoon dan Jin langsung bergabung dengan taehyung dan Jungkook untuk memeluk Jimin.
"Jimin, tenang nee," ucap Namjoon, "kita pasti akan menemukan Yoongi Hyung."
Mereka berpelukan beberapa saat untuk menenangkan Jimin. Mereka tau Jimin sudah melakukan kesalahan pada Yoongi. Tapi mereka juga sangat khawatir melihat keadaan Jimin sekarang. Apalagi sepanjang hari ini Jimin menolak untuk makan.
Taehyung melihat Jimin yg ternyata tertidur dalam pelukannya. Dengan memberikan isyarat pada yg lain, Taehyung segera menggendong Jimin dan membawanya ke kamar Jimin.
"Lebih baik kita pulang sekarang." ujar Taehyung setelah keluar dari kamar Jimin, yg disambut dengan anggukan dari yg lain.
Kemudian setelah berpamitan pada Appa dan Eoma Park, mereka pun semua kembali ke rumah masing-masing.
Seminggu, bahkan sebulan kemudian, mereka tetap tak bisa menemukan Yoongi. Kondisi Jimin pun semakin mengkhawatirkan. Dia menjadi pendiam dan lebih banyak mengurung diri di kamar. Appa Park terpaksa mengajukan cuti kuliah ke kampus Jimin mengingat kondisi Jimin saat ini.
Sementara itu di Daegu, Yoongi dan Eoma Min tinggal di rumah peninggalan kedua orangtua Eoma Min yg masih terawat. Dengan modal tabungan yg Yoongi punya, Eoma Park membuka toko kue kecil-kecilan di depan rumah mereka. Kue buatan Eoma Min yg begitu enak, membuat toko kue Eoma Min selalu ramai oleh pembeli, bahkan sekarang sudah mulai menerima orderan untuk acara-acara khusus. Tentu saja Yoongi yg selalu membantu Eomanya, hanya saja sekarang mereka sudah bisa mempekerjakan beberapa orang untuk membantu Eoma Min.
Yoongi tersenyum menatap Eomanya yg nampak sibuk melayani pembeli dengan begitu bahagia. Yoongi sangat bersyukur mereka berdua bisa melanjutkan hidup mereka. Tiba-tiba Yoongi teringat pada Jimin. Dia pun segera menuju kamarnya dan kemudian duduk di tepi tempat tidurnya sambil memandang keluar jendela.
"Jimin sedang apa ya sekarang?" Gumam Yoongi, "apa mungkin sekarang sedang menghabiskan waktu bersama Tuan dan Nyonya Park?"
Mengingat Jimin membuat bayangan hari-hari bersama mereka kembali berputar dalam benak Yoongi. Tak sadar Yoongi mengulas senyum di wajahnya mengingat semua itu. Eoma Min yg bermaksud mengantarkan cemilan untuk Yoongi, menatap Yoongi dengan sendu dari ambang pintu, "pasti kamu sangat merindukan Jimin ya nak." Eoma Min berkata dalam hatinya.
"Yoongi," panggil Eoma Min pelan, "ini ada cemilan untukmu, nak."
Eoma Min menghampiri Yoongi dan memberikan sepering cemilan kepada Yoongi.
"Gomawo, Eoma." Tangan Yoongi terulur menerima piring tersebut dan meletakknya di meja kecil di sebelah tempat tidurnya.
"Apa kamu merindukan Jimin, nak?" Eoma Min mengusap kepala Yoongi dengan lembut.
Yoongi mengangguk, "nee Eoma, Yoongi sangat merindukan Jimin. Walaupun Jimin sudah membuat hati Yoongi terluka, tapi Yoongi ga sanggung untuk membencinya, Eoma. Malah membuat Yoongi semakin merindukannya."
Eoma Min hanya bisa mengusap kepala Yoongi, "yg sabar ya sayang. Kalau jodoh, kalian pasti akan bertemu kembali."
Yoongi kembali mengangguk dan tersenyum pada Eoma Min, "Yoongi hanya bisa pasrah pada takdir hidup Yoongi, Eoma. Yoongi yakin Tuhan punya skenario terindah untuk Yoongi nanti."
KAMU SEDANG MEMBACA
When Love and Hate Collide (Yoonmin)
FanfictionJimin begitu membenci Yoongi, anak dari seorang pembantu di rumahnya. Tidak ada yg lebih menjijikkan ketika harus bertemu dan berinteraksi dengan Yoongi. Tapi keadaan berbalik 180 derajat ketika Yoongi menolong Jimin yg terkilir kakinya akibat terj...