Ketika Itu

200 37 4
                                    

Dua minggu sudah kepergian Appa Park ke Jepang. Sore itu Jimin sedang menemani Eoma Park di ruang tengah. Mereka mengobrol bersama sembari menikmati beberapa cemilan ringan dan secangkir teh hangat.

"Jimin," panggil Eoma Park, membuat Jimin menoleh menatap Eomanya, "besok Eoma akan menyusul Appamu ke Jepang ya. Minggu depan peresmian kantor baru Park Corporation di Jepang. Appa meminta Eoma menemaninya di sana."

"Eoma akan berapa lama di sana?" tanya Jimin sembari menyesap tehnya.

"Mungkin semingguan, Jim." Jawab Eoma Park.

Jimin mengangguk, "ya udah gapapa Eoma. Soalnya Jimin juga lagi sibuk di kampus untuk bimbingan skripsi."

Eoma mengelus kepala anaknya, "iya Eoma tau, makanya Eoma ga ngajak kamu. Karena ini murni urusan kerjaan Appa. Nanti kalau kamu ikut takutnya bosan lagi disana."

Jimin kembali mengangguk, "apa Taehyung dan Jungkook boleh menginap disini menenmaniku?"

"Tentu saja," balas Eoma Park sambil tersenyum, "ajaklah mereka menginap beberapa hari disini untuk menemanimu. Kalian kan bisa bermain video games bersama. Kalau perlu ajak Yoongi Hyung bergabung bersama kalian biar semakin seru mainnya."

Raut wajah Jimin mendadak berubah, "tidak perlu Eoma, kami bertiga saja sudah cukup."

Eoma Park hanya menghela nafasnya. Dia tau betul anaknya masih belum bisa menerima kehadiran Yoongi di tengah-tengah mereka.

"Kenapa kau masih membenci Yoongi Hyung, Jim?" tanya Eoma Park lembut, "Apa dia pernah menyakitimu?"

"Eoma kan tau aku tidak suka Yoongi sejak awal," dengan gusar Jimin berkata, "Yoongi  itu selalu saja bertingkah untuk menarik perhatian Appa dan Eoma. Aku tidak suka!!"

"Tidak boleh begitu, Jim," ujar Eoma Park, "Yoongi Hyung itu sudah Eoma anggap anak Eoma sendiri. Bibi Min pun sudah Eoma anggap sebagai bagian dari keluarga kita."

"Ah Eoma selalu saja membela Yoongi." Jimin mencebik kesal, "itu bisa-bisanya Yoongi saja untuk menarik perhatian Appa dan Eoma. Malah sekarang sok-sok an peduli dengan kerja di perusahaan Appa. Cih! Dasar penjilat!"

"Jimin!" sergah Eoma Park, "kenapa kamu berbicara seperti itu tentang Yoongi Hyung. Dia tidak sejahat itu, Jim. Dan tak pantas juga kau memanggil Yoongi Hyung dengan Yoongi saja. Dia Hyungmu, nak."

"Terus saja Eoma membelanya," sentak Jimin, "Eoma memang lebih sayang Yoongi dibandingkan aku. Dan dia bukan Hyungku!"

Setengah berlari Jimin meninggalkan Eomanya dan menuju kamarnya. Dia langsung menangis di kamarnya. Kenapa Eoma selalu saja membela Yoongi. Jimin kesal sekali selalu dibanding-bandingkan dengan Yoongi.

Sementara itu Eoma Park hanya bisa menghela nafasnya melihat kelakuan Jimin. Andai saja Jimin tau apa yg sudah diperbuat keluarga Min pada keluarga Park. Tapi bagaimana Eoma mau mengatakannya pada Jimin. Karena baru saja Eoma Park menyinggung nama Yoongi saja sudah membuat Jimin emosi.

Mata Eoma Park menerawang, mengingat kejadian 22 tahun silam. Saat itu perusahaan Park belum berkembang seperti sekarang. Bahkan perusahaan Park sudah diambang kebangkrutan karena Appa Park salah mengambil strategi dalam perencanaan proyek yg mengakibatkan perusahaan Park terlilit hutang. Rumah mereka terancam disita bank, karena dijadikan jaminan untuk pengajuan modal kerja yg cukup besar di Bank.

Saat itu Eoma Min sudah bekerja dengan Nyonya Park. Eoma Min sudah mengabdi pada keluarga Park sejak mereka menikah. Eoma Min saat itu juga sudah menikah dengan Appa Min dan Yoongi sebagai buah hati mereka yg waktu itu masih berumur 2 tahun. 

Dengan bermodalkan nekat, Tuan Park menghubungi rentenir untuk meminjam uang agar rumahnya tidak disita bank. Rumah berhasil ditebus Tuan Park. Tapi dengan bunga yg begitu besar, ditambah perusahaan Park yg masih berusaha bangkit, membuat Tuan Park sedikit kewalahan dalam membayar hutang-hutangnya plus bunga ke rentenir itu.

When Love and Hate Collide (Yoonmin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang