Yoonmin (🔞)

316 34 0
                                    

Yoongi dan Jimin pun kemudian segera turun ke bawah untuk bergabung dengan Appa dan Eoma Park, beserta Namjoon dan Jin di ruang tengah. Sambil bergandengan tangan, mereka melangkah masuk ke ruang tengah dan disambut dengan pandangan takjub semua orang yg ada disitu.

"Ehm, ehm ehm," ujar Jin pada Namjoon, "sayang, kenapa mendadak hawanya panas sekali ya?"

Namjoon tergelak pelan.

"Appa," panggil Jin ke Appa Park, "apa AC rumah Appa rusak kah?"

"Lah iya Jin," sahut Appa Park menanggapi ucapan Jin, "kenapa rasanya panas ya?"

"Yeobo," Appa Park menoleh ke istrinya, "apa tukang AC sudah men-service AC kita bulan ini?"

Eoma Park menahan tawanya, "sudah Oppa, kan baru kemarin mereka datang ke mari."

"Appaaaaaaa, Eomaaaaa....." teriak Jimin sambil berlari ke arah Appa dan Eomanya, "jangan menggodaku."

Sementara Yoongi hanya tersenyum melihat kejadian itu.

Mereka tertawa bersama.

"Ayo kita makan siang bersama," ajak Eoma Park, "pasti Jimin kelaparan ini. Nafsu makannya pasti sudah kembali."

Jimin mem-pout-kan bibirnya, "Eoma iiihhhh....."

Appa Park berdiri dan menepuk pundak Yoongi, "gomawo nee, kamu sudah mengembalikan senyum anak Appa."

Yoongi tersenyum, "sama-sama Paman...."

"Eits," selak Appa Park cepat, "Appa, Yoon. Kamu harus sudah mulai memanggil Appa."

Wajah Yoongi bersemu merah mendengarnya.

"Cieee cieeee," goda Jin, "yg bentar lagi punya Appa."

"Aish, Hyung." Yoongi tersenyum malu pada Jin.

"Selamat datang kembali, anakku." Eoma Park memeluk Yoongi, "dan kamu juga harus mulai memanggil Eoma nee."

"Sayang, kamu juga harus mulai memanggilku Appa nee." Namjoon berkata pada Jin, juga ikutan untuk menggoda Yoongi.

"Nee Appa Namjoon," sahut Jin memasang muka imut, "mari kita makan Appa Namjoon."

Gelak tawa membahana di ruangan itu. Sementara Yoongi hanya melempar senyum pada Jimin yg nampak berbinar memandangnya.

Kemudian mereka segera melangkah ke ruang makan untuk makan siang bersama.

"Yoon, nanti ajak Eomamu untuk kembali tinggal disini ya." sahut Appa Park.

"Mianhe Paman, eh, Appa. Eoma nampaknya ingin tetap tinggal di Daegu saja katanya. Dia betah disana dan ingin tetap membuka toko kue kami disana." balas Yoongi.

"Ah begitu," ujar Appa Park tersenyum, "baiklah kalau begitu, nanti kita saja semua yg berkunjung ke Daegu nee."

Yoongi menggangguk. Dan mereka pun makan siang bersama dengan penuh sukacita.

Selepas makan siang, Jin dan Namjoon pamit undur diri untuk kembali ke rumah mereka. Sementara Appa dan Eoma Park segera menuju perusahaan karena ada acara bersama dengan para investor yg akan berinvestasi di Park Corporation. Yoongi menawarkan diri untuk ikut, tapi Appa Park melarangnya, dan meminta Yoongi untuk beristirahat dirumah saja sambil menemani Jimin.

Jadilah sekarang Yoongi sudah berada di kamar Jimin. Mereka sedang tiduran di tempat tidur Jimin. Yoongi memeluk tubuh Jimin dan mencium pucuk kepala Jimin, "Baby istirahat ya, pasti sayang kurang istirahat kan belakangan ini?"

Jimin bukannya menjawab malah menduselkan kepalanya di dada Yoongi.

"Aigoooo," ujar Yoongi sambil terkekeh, "manja sekali rupanya my baby ini, hhmm."

"Aku kangen banget sama bau tubuhmu, Hyung." Jimin terus menduselkan kepalanya dan meraup dengan rakus aroma tubuh Yoongi. Sedangkan Yoongi hanya tersenyum sambil membelai lembut rambut Jimin dengan tangannya.

"Kamu suka bau tubuh Hyung?" tanya Yoongi.

Jimin mengangkat wajahnya dan menemukan mata Yoongi yg menatap dirinya dengan begitu intens.

"Sangat suka Hyung," jawab Jimin, "sejak pertama kali Hyung menggendongku ketika aku terkilir waktu itu, aku sangat menyukai bau tubuh Hyung."

"Jinjja?" Yoongi masih menatap Jimin.

Jimin mengangguk.

"Jimin....." Yoongi mencium lembut kening Jimin, "Saranghaeyo, my baby boy."

"Nado saranghaeyo, daddy." sahut Jimin tersenyum.

Yoongi terkesiap mendengarnya. Darahnya mendadak mendesir, jantungnya berdegup kencang, libidonya terasa melesak naik dengan cepat.

"Aaahhh, baby....." Yoongi tercekat.

"What's wrong daddy?" Jimin mengerjap-ngerjapkan matanya menatap Yoongi.

"U're so naughty, baby boy." Smirk Yoongi muncul. Ditatapnya Jimin dengan penuh gairah.

Jimin memejamkan matanya ketika deru nafas Yoongi mulai menyapu wajahnya. Yoongi pun mulai melumat bibir Jimin, sampai desahan kecil yg lolos dari mulut Jimin, "aaahhh..." membuat lidah Yoongi melesak masuk ke dalam mulut Jimin dan mulai mengabsen setiap inchi di dalamnya. Pertarungan lidah pun tak terelakkan. Lidah mereka saling membelit dan berbagi saliva bersama. Desahan Jimin pun semakin kencang terdengar, "Eunghhh..... aaakkhhh...."

Jimin menepuk punggung Yoongi, memberi tanda kalau dia butuh oksigen. Yoongi pun melepaskan ciumannya. Diusapnya bibir bawah Jimin yg nampak sedikit bengkak akibat ulahnya. Sementara mata Jimin kembali terpejam akibat jari jemari Yoongi yg mengusap bibir bawahnya.

"Baby, apa boleh....." Yoongi nampak ragu mengatakannya.

"Make me yours, daddy." ujar Jimin cepat. Matanya nampak sayu memandang Yoongi. Dia begitu terangsang sekarang dan menginginkan Yoongi.

"Apa kamu yakin, baby?" tanya Yoongi memastikan.

Jimin mengangguk, tatapannya begitu mengiba. Tubuhnya begitu haus akan sentuhan Yoongi. Tangan Jimin memegang tangan Yoongi dan menuntun tangan Yoongi untuk menyentuh miliknya di bawah sana. Yoongi tersenyum mendapati milik Jimin yg sudah menegang dan sudah mengeluarkan pre-cum-nya.

"Daddy?" panggil Jimin.

"Nee baby." jawab Yoongi.

"A-aku be-belum pernah melakukannya daddy," ujar Jimin tertunduk tersipu malu, "ini akan jadi yg pertama untukku."

Yoongi tersenyum mencium kening Jimin, "Hyung juga belum pernah sayang. Maka ini akan jadi yg pertama untuk kita nee."

Jimin tersenyum, "please be gentle daddy."

Yoongi menggangguk, "daddy will be gentle, baby boy, dont worry, hhmm."

Jimin memeluk Yoongi, "I trust u, daddy."

Tangan Yoongi mulai bermain di milik Jimin, membuat Jimin kembali mendesah. Tubuh Jimin seperti terlempar ke belakang akibat kenikmatan yg dia rasakan sekarang. Tangan Yoongi yg satu lagi segera menahan punggung Jimin. Sementara bibir Yoongi mulai menciumi leher jenjang milik Jimin yg terekspos sempurna akibat kepala Jimin yg terkulai ke belakang. Disesapnya leher Jimin hingga meninggalkan kissmark biru keunguan disana, membuat Jimin kembali mendesah.

Dengan perlahan Yoongi meletakkan tubuh Jimin. Dilucuti semua pakaian Jimin dan juga dirinya, hingga mereka berdua sekarang tanpa sehelai benang pun di tubuh mereka. Jimin menatap takjub pada milik Yoongi yg mencuat keluar, nampak besar dan berurat.

"Do u like him, baby boy?" tanya Yoongi yg melihat Jimin menatap miliknya.

Jimin mengangguk, "punya daddy besar banget."

Yoongi tersenyum dan mulai mencium bibir Jimin, lalu turun ke leher Jimin, kemudian mengisap pelan nipple Jimin secara bergantian. Sementara tangan Yoongi bermain di milik Jimin.

Jimin begitu ribut dalam desahan dan erangannya yg memenuhi setiap sudut ruangan di kamar Jimin. Sampai tubuh Jimin kembali melengkung, "daddy.... aahhh aahhh...... ma-mau.... c-cum..... daddyyyyy...... aaarrrgghhh..."

Yoongi mempercepat gerakan tangannya di milik Jimin. Tubuh Jimin menggelinjang hebat, hingga Jimin memuntahkan putihnya, mengenai  perut mereka berdua. Jimin pun terkulai lemas dan Yoongi langsung mendekap erat tubuh Jimin, serta kemudian mencium kening Jimin, "u look so beautiful, baby boy."

When Love and Hate Collide (Yoonmin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang