3 hari Jimin tidak bisa ke kampus karena pergelangan kakinya yg belum pulih sepenuhnya. Dan selama itu pula Yoongi dengan telaten merawat Jimin. Setiap pagi dan sore dia akan membantu Jimin untuk berganti pakaian dan sesekali mengurut pergelangan kaki Jimin. Yoongi pula yg selalu menggendong Jimin bolak balik ke kamar mandi apabila Jimin ingin menunaikan hajatnya atau harus mandi dan berganti baju. Yoongi siap siaga selama 3 hari ini tanpa pernah mengeluh sedikit pun walau Jimin masih cuek padanya dan tak banyak bicara.
Tapi bagi Yoongi, tak ada penolakan dari Jimin saja ketika dia merawatnya sudah cukup membuat Yoongi bahagia. Dia tidak butuh yg lain untuk sekarang ini. Baginya sudah cukup melihat Jimin yg nampak mulai menerima kehadirannya.
Terkadang Yoongi juga membantu Jimin mengerjakan tugas kuliahnya mengingat dia tidak bisa hadir ke kampus sehingga dia harus mengerjakan tugasnya secara online agar tidak tertinggal jauh. Jimin tak menyangka ternyata Yoongi sangat pintar dan sangat membantunya dalam mengerjakan tugas kuliahnya. Yoongi bagai kamus berjalan bagi Jimin. Semua pertanyaan yg menyangkut tugas kuliahnya, yg Jimin sendiri tak bisa menemukan jawabannya, tapi Yoongi selalu punya jawabannya. Senyum Jimin terukir sempurna tatkala dia sukses mengerjakan tugas kuliahnya dengan hasil sangat memuaskan dari dosennya.
Yoongi tersenyum menatap pemandangan itu. "Tak apa walau sebentar lagi kau akan kembali menjadi Jimin yg dulu," gumam Yoongi dalam hatinya, "minimal aku bisa melihat senyuman manismu, Jim."
Di hari keempat, Jimin sudah mulai bisa beraktivitas seperti biasa. Pagi itu dengan tertatih dia bejalan menuju meja makan untuk sarapan.
"Apa Tuan Muda sudah enakan?" Tanya Eoma Min sambil mempersiapkan sarapan untuk Jimin.
"Sudah Bi," sahut Jimin, "aku akan ke kampus hari ini."
Eoma Min mengangguk, "baik Tuan muda, tapi menurut Nyonya, Tuan Muda harus diantar Yoongi ya ke kampus. Tuan Muda belum diperkenankan untuk menyetir sendiri ke kampus."
Jimin menatap heran Eoma Min, "loh bukannya Yoongi harus ke kantor?" Jimin masih belum mau memanggil Yoongi dengan sebutan Hyung seperti seharusnya dan itu sudah sangat dimaklumi Yoongi dan juga Eoma Min.
Eoma Min tersenyum, "iya, Yoongi juga akan ke kantor. Dia akan mengantar Tuan Muda dulu ke kampus baru kemudian dia akan ke kantor."
"Oh begitu," ujar Jimin, "nanti yg menjemputku siapa, Bi?"
"Yoongi yg akan menjemput Tuan Muda," balas Eoma Min sambil menuangkan air ke dalam gelas untuk Jimin, "sampai Tuan Muda benar-benar sehat, Yoongi yg ditugaskan Tuan dan Nyonya untuk mengantar jemput Tuan Muda."
Jimin hanya terdiam dan kemudian menyantap sarapannya. Entah kenapa dia merasa sedikit senang mengetahui Yoongilah yg akan mengantar jemput dirinya ke kampus. Senyum tipis nampak terulas di bibirnya.
"Bi, aku sudah selesai." ucap Jimin ketika sudah menyelesaikan sarapannya.
"Baik Tuan Muda," sahut Eoma Min, "sebentar saya panggilkan Yoongi."
Eoma Min kemudia memanggil Yoongi. Yoongi nampak keluar dari dapur. Dia juga baru saja menyelesaikan sarapannya. Selama ini Yoongi memang selalu makan di dapur. Dia tau Jimin tidak menyukai kehadirannya di meja makan dan dia sadar diri akan hal itu.
"Nee Eoma," kata Yoongi menghampiri Eoma Min, "ada apa?"
"Ini Tuan Muda sudah selesai sarapan," ujar Eoma Min, "kamu antar Tuan Muda dulu ke kampus ya nak."
Yoongi mengangguk, "Baik Eoma."
Kemudian Yoongi menatap Jimin, "mari Tuan Muda kita berangkat."
Jimin pun bangkit dari duduknya dan berjalan perlahan menuju mobil, sementara Yoongi berjalan di belakang Jimin dengan membawa tas Jimin.
Sampai di mobil, Yoongi segera membukakan pintu penumpang di belakang, dan Jimin pun segera memasuki mobil. Yoongi kemudian bergegas masuk ke pintu supir dan mulai menyalakan mobilnya. Tak berapa lama mobil mereka pun meninggalkan rumah Jimin untuk menuju kampus Jimin.
Sesampainya di kampus, nampak Taehyung dan juga Jungkook yg sudah menanti Jimin di pintu masuk. Tadi Jimin sempat mengabari mereka berdua kalau hari ini dia akan kembali kuliah dan meminta keduanya untuk menunggu dipintu masuk.
Mobil yg dikendarai Yoongi pun menepi. Dengan sigap Yoongi segera keluar dan segera menuju ke tempat Jimin dan membukakan pintu untuk Jimin.
"Jim..." seru Taehyung dan Jungkook bersamaan, "akhirnya loe masuk juga."
Jimin tersenyum, "kangen banget ya loe ma gw?" goda Jimin menghampiri mereka berdua dengan perlahan. Dia memang belum bisa berjalan normal karena kadang pergelangan kakinya masih suka terasa sakit.
"Pastilah," ujar Taehyung, "ga ada loe, ga rame Jim."
"Halah, modus aja loe," ejek Jimin, "bilang aja ga ada yg traktir loe di kantin kan?"
"Tuh tau...." Taehyung tertawa begitu juga Jungkook.
"Eh Yoongi Hyung," sapa Taehyung yg segera menyadari kehadiran Yoongi yg nampak membantu Jimin berjalan, "apa kabar?'
"Aku baik, Tae," ujar Yoongi tersenyum, "Kalian bedua, tolong bantu jaga Jimin ya. Nanti siang sepulang kuliah akan Hyung jemput lagi."
"Siap Hyung." jawab Taehyung dan juga Jungkook.
"Ya udah Hyung tinggal dulu ya Jim," pamit Yoongi ke Jimin, "nanti siang Hyung jemput lagi."
Jimin hanya mengangguk.
"Hyung pergi dulu ya Tae, Kookie." ujar Yoongi ke Taehyung dan Jungkook yg juga disambut dengan anggukan mereka berdua.
Selepas mobil Yoongi pergi. Taehyung dan Jungkook membantu memapah Jimin hingga ke kelas. Jimin pun duduk dibangkunya.
"Bagaimana kaki loe Jim?" tanya Jungkook yg duduk di hadapan Jimin, begitu juga Taehyung.
"Udah mendingan, Kook," jawab Jimin, "setiap hari Yoongi selalu ngurutin kaki gw, jadi ya udah enakan sih sekarang."
"Wuih, daebak, Jim," seru Taehyung, "perhatian banget ya Yoongi Hyung."
"Ah biasa aja," ujar Jimin, "kan emang udah kewajiban dia jagain gw selama emak bapak gw kagak ada. Ya kali dia kagak peduli ma gw, bisa gw gibeng dia."
Taehyung nyengir menatap sahabatnya, "maksud gw kagak gitu, woy...."
Jimin mengernyitkan dahinya, "lah terus apaan maksud loe?"
Taehyung nampak menggaruk-garuk kepalanya, "gw bingung ngomongnya."
"Babe, bantuin gw napa sik." Taehyung menatap Jungkook.
Sedangkan Jungkook hanya tertawa, "maksud Tae, Jim, Yoongi Hyung itu sebenernya penuh perhatian dan tanggung jawab kalau mengenai elo, Jim."
Jimin jadi tertawa melihat raut muka kedua sahabatnya, "Yaelah kalian, ngomong gitu aja ribet banget. Gw juga tau kali klo si Yoongi itu demen ma gw. Gw kagak bego kali ah."
"Lah kan loe tau itu, Jim," sergah Taehyung, "apa loe ga meleyot diperhatiin full selama loe sakit?"
"Biasa aja." Jimin berujar tanpa menyadari semburat merah menjalari kedua pipinya.
"Biasa aja tapi ngapa pipi loe memerah gitu Jim?" goda Jungkook dengan senyuman jahilnya.
"Aniyo," bantah Jimin cepat, "mana ada ya gw begitu. Ngaco loe!"
Taehyung dan Jungkook sontak tertawa. Bagaimana tidak, Jimin mengelak tapi pipinya malah semakin memerah.
"Aish Jimin, loe kenapa dah!" rutuk Jimin dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
When Love and Hate Collide (Yoonmin)
FanfictionJimin begitu membenci Yoongi, anak dari seorang pembantu di rumahnya. Tidak ada yg lebih menjijikkan ketika harus bertemu dan berinteraksi dengan Yoongi. Tapi keadaan berbalik 180 derajat ketika Yoongi menolong Jimin yg terkilir kakinya akibat terj...