Chapter IX: Exile

294 42 16
                                    

AUTHOR POV














"Ayah....itu tangan ayah berldarrlah...."

"...."

"Seul, yah Seulgi!"


"Oppa...."

Seulgi tersenyum memandang Arshaka yang tengah menatap telapak tangan nya yang dipenuhi darah, "Shaka..."

"Ayah, ayah jangan berldaarlaah huu ~"


"Engga, nak..."

Seulgi memeluk erat Arshaka dalam dekapan nya, diam-diam menahan air matanya yang sudah memenuhi pelupuk nya, "Shaka sayang..."

"Mam...mama kenapa ayah?" Arshaka nunjuk nunjuk pintu kamar dimana Joohyun sedang dirawat, "Mama cakit ya?"


"Humm, mama ngga sakit sayang, mama lagi butuh istirahat..." Seulgi tersenyum, "Mama kan kuat sama kayak Shaka, okey?"

"...okey,"

Wendy menatap nanar kearah anak pertama dari mantan CEO Pricewaterhousecoopers itu, lagi dan lagi anak mereka harus menanggung akibatnya. Ini sudah kelewatan, Wendy berpikir ia harus mencari cara untuk melenyapkan Soojung secepat mungkin.


"Unnie aku mau ke kantin, ada yang mau unnie titip?"

"Tidak, terimakasih Ryujin," Wendy menyinggungkan senyum nya, ia meraba kantung saku nya tatkala merasakan ponsel nya bergetar.

'Yongsun is calling....'


"Yongsun," gumam Wendy, dalam hati ia sangat lega akhirnya Yongsun dapat menelpon nya setelah beberapa minggu wanita itu sangat sulit dihubungi karena Yongsun memang tidak tinggal di Korea, dia masih setia bermukim di Eropa, tepatnya Jerman.

"Seul, ada telpon dari Yongsun, ada yang ingin kau bicarakan?"

Seulgi terdiam, ia sibuk menenangkan Arshaka di dekapan nya. Hanya terlihat amarah dan dendam dalam tatapan tajam monolid nya.


"Beritahu dia bahwa sahabat nya sedang sekarat sekarang." ucap Seulgi dan ia pun berjalan meninggalkan Wendy di koridor sendirian.

Wanita bermarga Son itu hanya bisa menghela nafas pelan, "Soojung, wanita gila itu benar benar menambah pekerjaan ku."

.













Nevertheless, I Love You [ SEULRENE ] [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang