Asaris, kesal karena teman dekatnya, Wilona, berpacaran dengan laki-laki yang ia suka. Yang membuat Asaris makin kesal adalah selain karena Wilona tahu bahwa ia menyukai laki-laki tersebut, mendadak Wilona juga jadi menjauhi Asaris.
Sekar, teman As...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Jangan nyuruh gue diem!!" ucap gue ke Hezkiel begitu dia berhasil bawa gue ngejauh dari kerumunan banyak orang.
Dada gue beneran naik turun sekarang. Keselnya bukan main. Bilang ada urusan sama temen, eh nggak tahunya malah kepergok jalan berdua sama Lintang. Apa nggak kurang ajar ini orang satu.
Mana pas gue mau labrak Lintang, dia malah narik gue, lagi.
Segitu nggak maunya Lintang gue marahin apa gimana???
Ah, sialan.
"Gua nggak ada nyuruh lo diem."
"Terus yang barusan itu apa?" tanya gue lagi.
"Oke, gua salah. Gua nggak maksud begitu."
Gue buang muka ke arah lain sambil lipet tangan di dada.
"Tahu tempat, sayang," ucap Hezkiel yang sama sekali nggak bisa bikin emosi gue turun.
Dikira gue bakal luluh apa kalau dia manggil sayang pakai suara lembut begitu?
Enggak.
Kecuali ada penjelasan masuk akal kenapa tadi gue lihat dia jalan sama Lintang, bahkan sampai gandeng tangannya begitu. Nggak cuma itu, pas dapet tempat duduk pun, Hezkiel nggak duduk di samping dia dan malah jongkok di depan Lintang yang terus nunduk.
Mana pas gue datengin dia malah diem aja, lagi. Nggak ada rasa bersalah sama sekali karena udah berduaan sama Hezkiel.
Harusnya yang gue marahin banget emang Eki. Bisa-bisanya dia bohong ke gue bilang mau pergi sama temennya eh nggak tahunya malah sama Lintang.
Ya tahu Lintang itu hitungannya temen dia juga. TAPI jangan gini dong caranya. Mau bikin gue darah tinggi apa gimana????
Gue coba noleh ke dia lagi.
"LO-"
"Coba lo lihat ke sekeliling," ucap Hezkiel lagi bikin gue langsung nurutin apa maunya. Maksudnya, gue mau tahu dia nih mau beralasan kayak gimana lagi.
Gue ngerutin jidat pas lihat banyak orang yang lari-larian ke sana sini. Ada yang sambil nangis, ada yang kelihatan panik sambil terus tarik orang di belakangnya. Ada juga yang kelihatan penasaran sambil nanya, "dimana dimana?"
Intinya rame. Banget.
Kayak abis ada kejadian yang-
"Ada yang baru aja suicide," ucap Hezkiel bikin gue noleh ke dia.
Mata gue jelas melongo karena kaget.
Ada yang suicide?
Kapan?
Kok gue nggak tahu?
Terus, kenapa orang-orang tetep boleh masuk ke sini? Polisinya mana?
