IS | 6 - Emergency Call

1K 198 33
                                    

"Ayo dah buru, harus kelar hari ini. Besok gua disuruh ikut ngumpul sama Bang Ahmad buat bahas koreo sama yel-yel," ucap Iky ke kita bertiga.
 
 

Iya bertiga. Gue, Zakki sama Hezkiel. Padahal yang sekelompok sama dia cuma gue. Tapi dia ngomong seolah Zakki sama Hezkiel satu kelompok juga sama dia.
 
 

Ah, sesuai rencana, begitu Arghi ngabarin kalau gue sekelompok sama Iky, gue minta ke Zakki buat ngerjain sekarang bareng Iky sama Hezkiel juga.

Kita berempat mutusin buat ngerjain di Perpustakaan Besar. Tepatnya di lantai 2. Pilih tempat yang deket jendela. Biar kalau mau diskusi atau apa, nggak terlalu kedengeran. Jadi nggak ganggu yang lain.
 
 

"Lah? Jadi ikut Ultras Garuda lu?" tanya Zakki ke Iky.
 
 

Nggak tahu deh ngomongin apa mereka.

Gue mulai buka laptopnya Iky. Terus geser ke dia lagi pas muncul pilihan buat masukin kata kunci akun laptopnya.
 
 

"Jadi dong! Buat persiapan kompetisi internasional berikutnya! Ikut kaga lu, Jek?" tanya Iky balik ke Zakki sambil masukin kata kunci di laptop dia. Setelahnya dia kasih lagi ke gue.

"Nanti dah. Sekarang-sekarang mah kaga bisa. Sibuk gua," bales Zakki yang juga mulai buka laptopnya.

"Atur aja dah."

"Kalau mau gabung tinggal beli tiket, 'kan, Ky?"

"Yoi. Yang tribun selatan kalau pas lagi main di kandang," jawab Iky lagi. "Cuma kalau lagi main di tempat lawan, perlu ngomong dulu ke koordinator biar nggak mencar-mencar. Kayak pas final di Kamboja kemaren."

"Oh," sahut Zakki sambil angguk-anggukin kepalanya. "Terus, Bang Ahmad tuh koordinator dari kampus kita apa gimana dah? Eh ini Bang Ahmad yang anak Futsal, 'kan?"

"Yoi. Yang anak futsal, doi yang jadi koordinator mahasiswa sini yang mau gabung. Dia anak Ultras Garuda juga soalnya."

"Oh, bener berarti. Btw lo di Jogja dulu ikut gabung di Ultras BCS (Brigata Curva Sud) nggak, Ky?"

"Oh, jelassss!! Makanya sampe sini gua maunya gabung Ultras Garuda. Soalnya kalau Ultras klub mah tetep cuma BCS di hati!" ucap Iky sambil nepuk-nepuk dadanya.
 
 

 
   
 
 

"Ultras apaan sih, Ki?" tanya gue ke Hezkiel yang duduk di sebelah kanan gue. Denger Iky sama Zakki ngomongin Ultras, gue jadi penasaran.
 
 

By the way, kita duduknya melingkar. Samping kiri gue Iky, samping kanan Hezkiel. Nah, Zakki ada di antara mereka berdua juga.
 

"Supporter bola, Ris. Biasanya perklub. Kayak yang disebut sama Iky tadi, BCS, Ultrasnya PSS Sleman. Tapi kalau Garuda beda, dia itu julukan buat supporter tim Indonesia kalau lagi main laga internasional lawan negara lain. Ultras nih bukan supporter biasa. Lebih ke yang fanatik, biasanya pas nonton pake baju item sama pake iket kepala. Terus sampe bawa giant flag, spanduk-spanduk, drum sama flare."

"Ooooh. Kalau yang koreo itu, emang mereka juga ada tariannya?"

"Daripada tarian, lebih pas kalau disebut gerakan. Gerakan pas lagi ngedukung tim yang lagi tanding. Kayak pas bikin formasi, mainin drumnya biar heboh, macem-macem."

"Oh."

"Kenapa, Ris? Mau ikutan juga lo?"

"Enggak, deh. Gue nggak ngerti bola."

"Gua ajarin."
 
 

Gue angkat satu alis gue denger ucapan Hezkiel barusan. Terus gue sengaja ngedeket ke Hezkiel buat ngomong bisik-bisik supaya Iky sama Zakki nggak denger.
 
 

invisible string; lee heeseungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang