SREEEET!
BRAK!
"Gila banget, Ris! Gila! Lo masih berantem sama dia?"
SREEEET!
"Ikutan dong!"
BRAK!
Gue tarik napas panjang-panjang. Terus lipet dua tangan di dada. Abis itu lihatin Bunga sama Kalista satu-satu.Ini orang dua tiba-tiba langsung narik bangku dan balik ke arah gue begitu dosen matkul barusan keluar.
"Ris? Kantin nggak?"Gue noleh ke Hezkiel yang barusan nanya.
"Duluan aja, Ki. Nanti gue nyusul."
"Oke."
"Ayo jawab, Ris!" ucap Bunga lagi."Jawab apaan?"
"Soal lo sama Ona. Lo masih berantem sama dia?"
Gue gendikin bahu gue. Sambil lihatin Wilona yang sekarang ini langsung buru-buru keluar disusul Arghi di belakang dia.
Bunga nih ya emang tipe yang terang-terangan. Nanyain soal gue berantem apa enggak sama Ona pas Ona-nya masih ada di satu ruangan yang sama.
Kayak... nanti kek pas dia udah keluar. Biar asyik bahasnya.
"Nggak mungkin enggak, sih, Nge," ucap Kalista. "Bayangin aja, ini pertama kalinya Asaris permaluin Ona di depan kelas. Depan orang banyak. Padahal ya kita tahu emang Ona suka gitu, tapi, Asaris diem-diem aja. Cuma tadi aja tuh dia berani speak up. Lihat! Gue sampe catet omongan Asaris, Nge! Buat bahan kalau kelompok gue maju presentasi minggu depan!" kata Kalista sambil nunjukin binder dia yang ada tulisannya.
Bunyi tulisannya?
Mohon maaf, kami tidak bisa menerima pertanyaan yang bertujuan untuk menjatuhkan kelompok kami.
Yup.
Gue tadi ngomong begitu waktu Wilona dengan sengaja nanya pertanyaan yang gue yakin dia udah tahu jawabannya apa dan cuma berniat mau bikin kelompok gue, terutama gue, malu.
Biasanya kalau ada pertanyaan yang kelompok gue nggak bisa jawab, gue bakal bilang
Maaf karena keterbatasan pengetahuan dari kelompok kami, kami belum bisa menjawab pertanyaan saudara. Biar begitu, kami akan mencari dan memberitahukan pada saudara ketika menemukan jawabannya nanti di lain kesempatan.
Atau nggak
Maaf, pertanyaan saudara di luar topik yang kami presentasikan.
Tapi nggak kali ini.
Kali ini gue langsung bongkar dan patahin maksud dari pertanyaan yang Wilona ajuin.
Kenapa?
Pertama, pertanyaannya keluar dari topik yang kelompok gue dapet.
Kedua, jawaban dia mengarah ke opini dan bukan jenis pertanyaan yang butuh jawaban pasti atau mutlak. Di mana dia bisa aja nyanggah dan anggep jawaban yang dikasih keluar konteks atau kurang memuaskan.
Ketiga, dia udah biasa lakuin hal itu dari dulu.
Tiap kali ada kelompok yang presentasi, Wilona selalu ajuin pertanyaan dengan topik umum dan sensitif, yang biasanya dia udah tahu jawabannya itu apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
invisible string; lee heeseung
RomansaAsaris, kesal karena teman dekatnya, Wilona, berpacaran dengan laki-laki yang ia suka. Yang membuat Asaris makin kesal adalah selain karena Wilona tahu bahwa ia menyukai laki-laki tersebut, mendadak Wilona juga jadi menjauhi Asaris. Sekar, teman As...