IS | 45 - The Bad Good

916 155 36
                                    

Kalista pernah bilang, meski nggak terlalu kelihatan, dia tuh tukang ngatur tapi nggak mau diatur.

Kayaknya.... itu bener.

Selama ini Hezkiel udah sadar, sih, sama sifat jeleknya itu. Cuma, berusaha denial, dia mikirnya, "ah paling cuma perasaan doang."

Dan nggak begitu kelihatan karena emang selama ini dia nggak terlibat sama siapapun in a romantic way setelah terakhir diputusin dulu. Nggak mungkin ngatur temen, karena... siapa dia gitu???

Sayangnya, sifat yang kata Kalista nggak terlalu kelihatan itu mulai agak jelas. Jelas ada maksudnya. Dan yang jadi korbannya itu Asaris, pacarnya sendiri.
 
 
 
Buat Hezkiel, setiap ucapan atau perilaku yang dia lakuin, itu ada pertimbangannya. Udah dipikirin baik-baik sebelum diterapin.

Termasuk soal aturan dia ke Asaris.

Jangan bahas soal Arghi? Ya, karena dulu, 'kan, Asaris suka Arghi. Kalau nanti suka lagi gimana? Ada yang bilang perasaan suka atau cinta ke orang itu nggak akan pernah hilang dan cuma tergantikan aja. Itu juga berlaku ke dia, makanya dia nggak banyak bahas soal Lintang yang pernah dia suka.

Jangan batesin dia soal pertemanan, termasuk ke orang yang suka sama dia?  Menurut Hezkiel, selama dia bukan dia yang punya perasaan ya nggak masalah. Toh dia juga bukan tipe yang nemplok sana sini cuma karena ada yang suka sama dia.

Harus selalu bareng sama dia? Tentu aja. Hezkiel emang nggak pernah ngecek dan kurang paham sama love language yang sering dibahas sama temen-temen perempuannya. Tapi, bagi Hezkiel kebersamaan itu penting. Hezkiel maunya apa-apa sama Asaris. Dia mau ciptain banyak momen sama pacarnya itu. Mau lagi marahan atau enggak. Hezkiel mau Asaris nggak nolak kalau diajak, kecuali emang ada alasan yang bisa dia terima.

Kedengeran egois? Yap. Hezkiel juga sadar soal itu. Tapi.... emang harus ada keegoisan nggak, sih, di setiap hubungan? Karena itu salah satu tanda kalau dia masih punya rasa ke pasangannya. Yang tentu aja emang kadar keegoisannya itu nggak boleh kelewat batas. Nggak mutlak alias relatif. Setiap orang bisa nentuin batas dari keegoisan mereka masing-masing. Begitu menurut Hezkiel.

Dan masih banyak lagi aturan yang sebenernya baik secara langsung ataupun enggak, pernah dia bahas sama Asaris.
 
 
 
Hezkiel terus beranggapan kalau semua aturannya itu berdasar dan dia bener. Sampai waktu Asaris balikin setiap ucapan dan perbuatan yang dia lakuin ke Asaris.

Ada yang bilang kalau Libra itu memperlakukan orang secara mirroring. Apa yang orang lakuin ke mereka ya bakal mereka lakuin balik juga ke orang itu. Cuma... kayaknya buat kasus Hezkiel kali ini nggak gitu. Dan malah dia yang digituin sama Asaris.

Rasanya?

Nggak enak.

Nggak cuma hati sama kepala. Nggak cuma pikiran sama perasaannya. Tapi, juga makanan anget yang ada di depannya. Rasanya jadi hambar. Dia yang sebelumnya kepengen, jadi mendadak kenyang. Mulutnya susah kebuka, lidahnya susah buat nelen.

Sayangnya, itu semua nggak bisa Hezkiel tunjukkin terang-terangan di depan Asaris. Hezkiel tahu Asaris udah usaha sebaik mungkin buat cairin suasana biar nggak terlalu tegang lagi. Bahkan ngalah dengan cara lihatin semua riwayat chatnya sama Arghi, dan jelasin rinci sebab kenapa dia bisa chattingan sama Arghi.

Kok rasanya agak nggak beres aja kalau dia masih tetep kepala batu terus ngajak Asaris pulang karena mendadak nggak nafsu... buat makan.

Apa nggak bakal digigit lagi dia sama Asaris? Mana lagi kurang fit juga, Asaris pasti bakal lebih bawel dari biasanya. Iya, semenjak ngekos sendiri, Asaris perhatiannya lebih-lebih. Bahkan ibunya aja nggak sebegitunya.
 
 
 
"Jangan dipaksain."

invisible string; lee heeseungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang