Tom, Rachel, dan Nara sekarang pindah ke penjara berikutnya. Mereka berharap Izato pernah dipenjara disini. Namun tetap saja, staf administrasi di penjara itu tidak menemukan data Izato. Baik, mereka sudah selesai memeriksa dua penjara di selatan kota Mozu, saatnya pindah ke bagian barat kota ini.
Mobil van berhenti, tiga remaja itu turun, berjalan menuju pos satpam. Mereka minta izin, satpam mengizinkan mereka, satpam membawa tiga remaja tersebut untuk menemui staf administrasi di penjara itu. Mereka masuk ruangan, dan menyebutkan tujuannya.
Jika jejak Izato tetap tidak ada di disini, maka berarti tinggal satu penjara lagi. Penjara di bagian utara, dan sudah pasti Izato ditahan di sana.
"Tadi siapa nama tahanan itu?" Staf administrasi bertanya, nadanya terdengar lebih ramah dari staf administrasi di penjara-penjara sebelumnya.
"Izato Minamio," jawab Rachel.
Staf itu mengangkat salah satu kertas dari map dokumen. "Ini, kan?" Dia menyerahkan kertas yang telah menguning itu pada Tom.
Tom tersenyum senang, akhirnya mereka menemukan penjara tempat Izato ditahan. Dia menerima kertas tersebut, kemudian membacanya. Rachel mencondongkan kepala sedikit lebih dekat dengan Tom, Nara juga memindahkan kursinya ke sisi kiri pemuda itu. Supaya dapat membaca lebih jelas.
Tertera disana, informasi-informasi Izato yang menyangkut data pribadi dan data penahanan. Tertulis tanggal kapan Izato ditahan, nomor kasus, jenis kejahatan, dan informasi penting lainnya. Yang berguna untuk keperluan hukum.
Tidak ada informasi yang bisa membantu mereka untuk mencari keberadaan Izato saat ini. Memang, disitu ada informasi tentang tempat lahirnya. Tapi rasanya tidak mungkin jika Izato akan kembali ke sana setelah bebas dari penjara.
Tom mengangkat kepala, "apa anda tahu beberapa hal tentang tahanan ini, pak?" Tom bertanya.
Staf menggeleng, "dia tahanan empat puluh satu tahun yang lalu, kan? Jelas aku tidak tahu. Aku baru lahir tiga tahun setelah dia dipenjara. Dan tidak ada mantan sipir yang pernah bercerita tentang tahanan itu padaku."
Sebenarnya itu masuk akal. Jika ada petugas penjara yang tahu tentang Izato, berarti petugas itu sudah sangat tua sekarang.
"Tetapi aku kenal dengan teman satu sel tahanan ini," staf itu tersenyum.
"Siapa, pak?" Tanya Nara antusias.
"Dia adalah tetangga orang tuaku dulu, sebelum dia menjadi kriminal. Aku belum lahir saat itu, malahan ibuku belum hamil. Ya, dia adalah mantan ninja pelarian. Aku tahu dimana rumahnya, dia sempat kembali ke rumah lamanya setelah keluar dari penjara."
"Sebutkan saja lokasi rumahnya, pak!" Tom mendesak.
"Lokasinya di daerah tenggara kota Yichu." Staf memberitahu lokasi dengan lebih spesifik lagi. "Tenang saja, pak tua itu masih tinggal disana. Aku sesekali berkunjung ke kota Yichu dan bertemu dengannya."
"Ibukota Louan, kan?" Rachel bertanya pada Tom.
Tom mengangguk, tatapannya kembali tertuju pada staf administrasi. "Terimakasih untuk informasinya, pak. Kami izin pamit." Dia mengembalikan kertas data Izato. Tom beranjak berdiri, begitu juga Rachel dan Nara.
Staf administrasi memasukkan semua kertas yang dikeluarkannya ke dalam map dokumen, kembali menyibukkan diri.
***
"Tom, sekarang sudah siang. Apa kita tidak makan dulu?" Rachel memberi saran. Mereka bertiga telah berada di luar pekarangan penjara. Berdiri didepan mobil van.
Tom melirik jam, sekarang sudah jam dua belas lewat. "Kau benar, Ra. Perutku juga lapar sekali."
"Kita makan persediaan saja, yuk," ucap Nara. "Aku tidak mau kehabisan uang karena terus membeli makanan dari luar. Lagipula jika tidak dihabiskan, takutnya nanti persediaan makanan kita jadi terbuang sia-sia."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hand and Wonders
FantasySeri pertama dari Hand And Wonders. Semuanya berawal dari pemilihan kelompok untuk melaksanakan ujian praktek bertahan hidup. Pak Palmo, selaku wali kelas di kelas 4 B, memilih Tom, Rachel, dan Nara untuk sekelompok. Awalnya mereka bertiga ingin pro...