Seketika itu juga, waktu terasa berhenti. Jantung Izato bergerak semakin kencang, matanya membesar, mulutnya ternganga. Memang kalau orang tua anak muda itu berbuat semena-mena padanya dengan menjual dirinya. Tapi bagaimanapun juga, mereka tetap orang tua bagi Izato.
Tangan kanan Izato mengepal, rahangnya mengeras, tubuhnya bergetar.
"Kenapa, kawan?" Roy bertanya dengan nada yang terdengar mengejek.
Izato yang tidak dapat menahan amarah lagi, langsung berbalik badan dan meninju rahang Roy hingga dia terhempas jatuh. Roy meringis, berusaha duduk. Dia memperhatikan sarung tangan yang dikenakan Izato.
"Apa... Itu sarung tangan Kimoru?" Tanya Roy lirih sambil berusaha untuk berdiri. Roy meludah, air liurnya bercampur dengan darah. Dia lalu menggosok mulutnya untuk membersihkan darah yang terus mengalir. "Tak ku sangka kau ternyata telah menjadi pemegang benda sakti, Izato."
Izato tidak mendengarkan ucapan Roy, dia kemudian melesat maju untuk mengejar lawannya. Saat sampai di depan Roy, Izato lantas mendorong tubuh ninja itu hingga ia kembali terbaring di atas tanah. Izato menahan bahu kanan Roy sehingga dia tidak bisa bangun.
Setelah itu, Izato memukuli wajah Roy tanpa ampun. Kombinasi antara pukulan yang keras dan sarung tangan Kimoru tentu menghasilkan rasa sakit yang luar biasa. Wajah Roy menjadi lebam, hidung dan mulutnya pun juga mengeluarkan darah. Izato tidak peduli, dia akan terus memukuli Roy walaupun Roy mati di tangannya. Jika sudah menyangkut orang tua, maka tiap anak akan menjadi gila.
Roy mendorong tubuh Izato dengan keras, Izato pun berhenti memukulinya. Roy menggunakan kesempatan ini untuk kabur. Dia segera melesat dengan cepat, lari dari Izato.
Izato mengerjap, melihat ke sekitar untuk mencari keberadaan Roy. Tidak ada, hanya terlihat beberapa ninja kriminal yang saling bahu membahu melawan ninja militer. Tampaknya ninja itu sudah kabur dari halaman istana ini.
Izato berdiri, menatap langit. "Kemana kau pergi? DASAR PENAKUT!!!" Dia berteriak hingga suaranya terdengar dengan sangat keras ke seluruh penjuru halaman istana kaisar.
Di tangga sana, Sukazao masih belum pindah dari posisinya. Pria itu terus memukuli ninja kriminal yang mencoba mendekat, sesekali dibantu oleh ninja militer. Cahaya oranye di tubuh Sukazao semakin terang, jari-jari nya juga mengeluarkan cakar, dan matanya pun berubah bentuk jadi warna kuning dengan bintik hitam ditengahnya.
Izato memperhatikan tubuh gurunya yang terlihat semakin aneh saja. Dia tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, tapi sepertinya itu akan menjadi sesuatu yang buruk. Tanpa pikir panjang, pemuda itu berlari menuju tangga. Dia akan menyerang Sukazao untuk menghindari hal buruk itu.
Namun, Izato terlambat. Sukazao berteriak saat Izato sudah dekat dengan tubuhnya. Karena teriakan itu, keluarlah gelombang yang membuat semua orang di dekat Sukazao terpental. Cahaya di tubuh Sukazao juga semakin terang saat gelombang itu muncul.
Izato terlempar dan mendarat di atas tubuh Ziwaki. Untungnya saat itu Ziwaki tidak sedang menghadapi musuh.
"Aduh..." Ziwaki jatuh tengkurap saat tubuh Izato menimpanya. "Apa yang kau lakukan, Izato?" Ziwaki menggerak-gerakkan tubuh agar pemuda itu turun.
Izato berdiri, membersihkan pakaiannya yang terkena debu. Ziwaki juga ikut berdiri setelah tubuhnya tidak lagi ditimpa.
"Ada apa?" Tanya Ziwaki.
"Guruku." Pandangan Izato tertuju ke arah istana.
Ziwaki ikut melihat ke arah yang dilihat oleh Izato. Disana, tubuh Sukazao mulai berubah bentuk sedikit demi sedikit menjadi tidak normal.
Pada akhirnya, tubuh pria itu berubah total menjadi bentuk harimau. Namun postur tubuhnya masih seperti manusia. Atau dengan kata lain, manusia harimau. Sukazao mengaum, kedua telapak tangannya bersinar, memunculkan dua senjata karambit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hand and Wonders
FantasíaSeri pertama dari Hand And Wonders. Semuanya berawal dari pemilihan kelompok untuk melaksanakan ujian praktek bertahan hidup. Pak Palmo, selaku wali kelas di kelas 4 B, memilih Tom, Rachel, dan Nara untuk sekelompok. Awalnya mereka bertiga ingin pro...