22. CERITA SELAMA PERJALANAN

36 29 0
                                    

Selama perjalanan, tidak ada percakapan antara mereka berempat. Tom hanya fokus membaca buku harian Izato, mungkin Tom sedang mencari ide agar ada yang bisa ditanyakan kepada pria di sampingnya. Rachel dan Nara di belakang sana juga belum menanyakan sepatah kata pun pada pria yang mengemudikan mobil ini.

Pria itu berdeham, memecah keheningan. "Siapa nama kalian? Namaku Kazuko Xiong. Panggil saja Kazuko."

Tom menoleh, "namaku Tom, paman. Gadis yang berambut ikat namanya Rachel, dan yang rambut panjang namanya Nara." Dia menunjuk dua gadis yang duduk di kursi belakang.

Kazuko menoleh ke belakang sejenak, untuk membedakan yang mana Rachel dan yang mana Nara. Kemudian fokus kembali menatap jalanan. "Kalian ini dari mana?"

"Kami dari Narais." Jawab Tom.

"Dari luar negeri, ya? Apakah kalian punya hubungan darah dengan Izato? Sampai pergi ke Louan begini untuk bertemu dengannya."

Tom menggeleng, menutup buku harian Izato. "Kami sedang ada misi, paman. Tidak hanya di Louan, tapi di seluruh negara. Sebelumnya kami juga sudah berkunjung ke Pangalo, habis dari sana barulah kami berangkat menuju Louan."

"Begitu, ya." Kazuko mengangguk-angguk.

"Ngomong-ngomong, anda sedang menuju kemana?" Tom gantian bertanya.

"Aku sedang menuju ke supermarket ku di pasar kota Kito. Aku manajer disana, dan sekarang adalah jadwal pemeriksaan supermarket. Makanya aku tadi terburu-buru. Aku juga harus mengejar waktu, karena jarak supermarket nya yang jauh. Aku harus menempuh waktu selama empat puluh menit dari rumah menuju ke sana." Kazuko batuk sejenak. "Oh ya, kalian tahu alamat rumah ku dari mana?"

"Anak anda yang memberi tahu kami, saat kami sedang sarapan di hotel kota Mozu."

"Ah, jadi kalian sudah bertemu dengan Azaeshi, ya? Dia adalah anak kedua ku. Sekarang Azaeshi sedang melaksanakan study tour kelulusan akademi di kota Mozu. Bicara soal akademi, apakah kalian masih di bangku atau sudah lulus?"

"Kami sudah lulus beberapa hari yang lalu, paman. Sekarang kami sedang libur selama dua bulan, untuk menunggu keluarnya surat kelulusan."

Kazuko mengangguk-angguk.

"Tadi anda bilang kalau Azaeshi adalah anak kedua anda," ucap Nara. "jadi, anak pertama anda dimana, paman?"

Kazuko menatap cermin kecil diatasnya. "Anak pertama ku sedang bekerja di luar negeri. Jarang sekali dia pulang. Hanya Azaeshi saja yang tinggal di rumah."

"Oh."

Tom kembali membuka buku harian Izato. Dia ingin melanjutkan membaca tulisan-tulisan Izato yang menurutnya cukup menyentuh hati.

Kazuko sejenak memperhatikan Tom yang sedang membaca. "Kau dapat buku harian milik Izato dari siapa, Tom?"

"Aku mendapatnya dari kakek Sukazao." Pemuda itu mengangkat kepala, menoleh lagi pada pria di sampingnya. "Guru anda, kan?"

"Ah, pak Sukazao, ya? Bagaimana kabarnya? Aku berutang budi pada orang tua itu." Wajah Kazuko mendadak cerah setelah mendengar nama mantan guru akademi nya disebutkan.

"Parah. Namaku yang seharusnya Tom malah menjadi Bom. Dikira aku ini alat teroris apa?"

Rachel dan Nara tertawa pelan.

Kazuko ikut tertawa. "Jadi sekarang dia sudah pikun? Wajar saja, muridnya pun juga sudah tua. Sudah ubanan begini. Waktu cepat sekali berlalu. Padahal dulunya pak Sukazao adalah guru yang gagah, aku sampai kagum dengannya. Oh iya, aku seharusnya membahas Izato, ya? Aku lupa kalau aku hendak menceritakannya pada kalian."

Hand and WondersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang