Setelah beberapa saat menunggu, seorang perawat datang menghampiri Ga Eul di lorong.
"Nona Ga Eul, Anda bisa masuk sekarang. Tn.Yi Jeong sudah sadar," Kata perawat itu dengan lembut.
Ga Eul segera bangkit dan mengikuti
perawat kembali ke ruang rawat,
Dia merasa lega melihat Yi Jeong
sudah sadar, meskipun masih
terlihat lemah."Yi Jeong, bagaimana perasaanmu?" Tanya Ga Eul dengan suara penuh keprihatinan.
Yi Jeong menoleh dan menatap
Ga Eul dengan tatapan penuh arti"Ga Eul... Aku ingat sedikit
tentangmu. Kita pernah berada
di toko bunga bersama, bukan?"Air mata Ga Eul mengalir tanpa bisa
ditahan. "Iya, Yi Jeong. Jauh sebelum
kau kecelakaan kau hampir setiap
hari mampir ke toko bungaku. Kita
sering merangkai bunga bersama.
Apa kau juga mengingatnya?"Yi Jeong tersenyum lemah. "Aku
masih tidak bisa mengingat semuanya
dengan jelas, maaf."Ga Eul menggenggam tangan
Yi Jeong, mencoba tersenyum."Tidak apa-apa, Yi Jeong. Yang
penting kau banyak beristirahat dan biarkan ingatanmu kembali dengan sendirinya. Aku akan selalu ada
di sini untukmu."Ucap Ga Eul tersenyum lembut.Yi Jeong mengangguk pelan.
"Terima kasih, Ga Eul. Aku tahu
ini pasti sulit bagimu."Ga Eul menggelengkan
kepalanya."Yang penting kau sehat, Yi Jeong.
Aku akan menunggu sampai kau
benar-benar ingat semuanya."Hari-hari berikutnya dihabiskan
dengan pemulihan Yi Jeong. Setiap
hari Ga Eul datang, membawa bunga
segar dan menghabiskan waktu
bersama Yi Jeong. Perlahan tapi pasti,
kenangan-kenangan kecil mulai
kembali ke benak Yi Jeong. Meskipun
ingatannya masih belum sepenuhnya
pulih, setiap kali bersama dengan
Ga Eul membuatnya merasa nyaman.Suatu hari, saat matahari terbenam
menyinari kamar rumah sakit dengan
cahaya keemasan, Yi Jeong tiba-tiba
teringat sesuatu yang sangat penting.
Dia menatap Ga Eul yang duduk
di sampingnya."Ga Eul... Aku ingat sesuatu lagi.
Aku ingat pertemuan pertama kita.
Waktu itu aku hampir menabrak mu,
aku sangat kasar dan mengomeli mu,
kau ketakutan pada saat itu."Kata
Yi Jeong dengan suara bergetar.Ga Eul tersenyum, air matanya
berlinang. "Iya, itu pertemuan
pertama kita. Kau sangat Arogan
waktu itu.""Maaf, tidak banyak tentangmu yang
aku ingat. Tapi aku akan berusaha
untuk mengingat semuanya.""Jangan terlalu dipaksakan,
Yi Jeong. Aku yakin suatu saat
nanti kau akan ingat semuanya."Saat keduanya saling tersenyum,
pintu ruangan terbuka, Neneknya
Yi Jeong datang dengan membawa
sekeranjang buah untuk cucunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bumsso Short Stories
Fiksi PenggemarBerisikan kumpulan cerita pendek yang diperankan oleh Kim Bum dan Kim So Eun.