[01] Mafia Cantik Itu Calon Istriku

160 14 3
                                    

Hujan deras mengguyur kota Seoul,seolah ingin menyapu bersih segalakenangan pahit dan membawa awalyang baru

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hujan deras mengguyur kota Seoul,
seolah ingin menyapu bersih segala
kenangan pahit dan membawa awal
yang baru. Di sebuah minimarket
kecil di pinggir jalan, seorang pria
sederhana bernama Kim Bum sedang
bekerja sebagai kasir.

Hari itu tak berbeda dengan hari-hari
sebelumnya, minimarket itu sepi
pengunjung, dan Kim Bum hanya bisa
berharap hujan segera reda agar ada
lebih banyak pelanggan.

Kim Bum, seorang pria berusia 30
tahunan, menjalani hidupnya dengan
sederhana. Dia tak pernah mengeluh,
meski kehidupannya jauh dari
mewah. Bekerja sebagai kasir
mungkin bukan impian terbesarnya,
tapi Kim Bum tetap melakukannya
dengan penuh dedikasi.

Kim Bum tahu, pekerjaan ini adalah
satu-satunya sumber penghasilan
untuk menghidupi dirinya yang
memang hanya hidup sebatang kara.

Sore itu, ketika Kim Bum sedang
merapikan rak permen di dekat kasir,
pintu minimarket terbuka dengan
suara gemerincing. Kim Bum
mendongak, melihat seorang wanita
muda masuk dengan langkah tegas.
Wanita itu tampak berbeda dari
kebanyakan pelanggan yang biasa
datang. Dengan mantel hitam panjang
yang basah oleh hujan dan topi yang
sedikit menutupi wajahnya, wanita
itu memancarkan aura misterius.

"Selamat sore, ada yang bisa saya
bantu?"Sapa Kim Bum ramah,
seperti biasa.

Wanita itu menoleh dan tersenyum
tipis. Senyumnya meneduhkan,
namun matanya menyimpan sesuatu
yang sulit dijelaskan.

"Selamat sore. Saya hanya ingin
membeli kopi instan."Jawabnya
dengan suara lembut namun tegas.

Kim Bum menunjukkan rak
minuman panas di sudut toko.

"Di sana, Nona. Silakan memilih."

Wanita itu mengangguk dan
berjalan ke rak yang ditunjukkan
Kim Bum. Sementara dia memilih
kopi, Kim Bum tak bisa menahan
rasa penasaran. Wanita itu sepertinya
bukan orang biasa. Gerak-geriknya
halus, tapi penuh kewaspadaan.

Tak lama kemudian, wanita itu
kembali ke kasir dengan sebungkus
kopi instan di tangannya. "Berapa
semuanya?"Tanyanya singkat.

"Totalnya 2.000 won."Jawab Kim Bum
sambil memindai barcode pada
kemasan kopi.

Wanita itu menyerahkan uang
tanpa banyak bicara. Saat Kim Bum
memberikan kembalian, pandangan
mereka bertemu untuk sesaat.
Kim Bum merasa ada sesuatu yang
aneh namun menarik dari wanita
tersebut.

"Terima kasih, selamat sore."
Ucap Kim Bum

Wanita itu tersenyum lagi, dan
keluar dari minimarket, menghilang
di balik hujan yang semakin deras.

Beberapa hari setelah pertemuan
itu, Kim Bum tak bisa berhenti
memikirkan wanita misterius itu.
Setiap kali hujan turun, dia berharap
wanita itu akan kembali. Dan entah
bagaimana, harapannya terwujud.

Bumsso Short StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang