20

517 85 2
                                    

Maaf jika membosankan.












Hari yang sangat menyebalkan bagi Khala, terpaksa tidur di kursi panjang semalaman, membuka pagi dengan sangat pedih, tidak ada sarapan juga tidak adanya dua manusia lain di rumah ini.

Kini ia sedang menyusuri jalanan persawahan bersama ketiga sahabatnya, mencari gadis yang sedari malam merusak pikirannya. Hampir lima belas menit, akhirnya ia menemukan gadis itu dan menghampirinya.

Sedangkan gadis itu masih fokus pada pembahasan antara dia dan teman-temannya. Hingga suara gemuruh kenalpot mengalihkan atensi mereka.

Khala mensejajarkan dirinya dengan gadis penguasa pikirannya, tetapi gadis itu tetap acuh meski mengetahui adanya dia. Ia mencoba untuk memanggil dan juga membujuk gadisnya namun tetap tidak dihiraukan.

" Kak, dengerin aku dulu dong!." Pintanya tapi tidak ditanggapi.

Icha yang sedikit risih dengan kebisingan dari gadis disampingnya menghentikan langkah. " Lusa aku pulang." Ucap Icha dengan santai.

Hal itu sontak membuat Khala terkejut dan turun dari motornya. " Kak jangan bercanda!." Ucapnya sambil memegang kedua tangan Icha.

Icha yang suasana hatinya kacau tidak bisa mengontrol emosinya, melepas paksa tangannya dari genggaman Khala. " Terserah." Ucapnya dan berjalan menghampiri teman-temannya yang memberikan jarak.

Khala yang pikirannya sudah buntu mencoba mengejar Icha dan kembali menarik tangan gadis itu. " Kak aku serius, kenapa harus pulang!?." Ucapnya sedikit bete.

" Ya, karena tugas aku udah selesai dan gak ada lagi agenda yang harus dilakukan." Ucapnya dengan berjalan bersama mahasiswi lainnya.

" Tapi, agenda kita pacarannya belum."

Ucapan Khala sontak membuat Icha dan yang lainnya menghentikan langkah, ucapan itu membuat sedikit harapan di hatinya. " Jangan harap bualan kamu bisa buat aku maafin kamu." Ucap Icha mencoba tetap acuh pada gadisnya.

" Kak, tolong dong denger aku dulu." Ucap Khala memegang kedua tangan Icha dan memberi kecupan kedua tangan itu. " Jangan dulu pulangnya, aku masih mau sama kamu, kak." Ucapnya sambil menunjukkan wajah memelas.

" Gak usah ganggu agenda terakhir kita, saya harap kalian pergi." Ucap seseorang yang tak ada takutnya menghadapi Khala dan teman-temannya.

Icha dibuat khawatir dengan situasi ini, ia takut jika ada pertengkaran diantara keduanya. Namun Khala tidak menghiraukan ucapan Erga dan terus berusaha membujuk Icha.

Erga yang geram dengan perlakuan Khala, ia dengan paksa menarik tangan Icha dari cengkraman gadis itu. " Gak usah maksa kalau dia gak mau." Ucapnya.

Khala tersenyum pada orang pelupa dihadapannya ini. " Perlu kaca atau tahu, biar dirinya tahu."

Gelak tawa terdengar dari teman-teman Khala yang membuat Erga tersulut emosi. Melihat perubahan ekspresi dari pemuda itu, teman-teman Khala mendekat melindungi gadis itu dari ancaman.

Icha mulai panik melihat reaksi teman-teman Khala, ia tak mau jika ada lagi perkelahian. " Mending kamu balik ke sekolah, kita selesaikan masalahnya nanti." Ucapnya sedikit khawatir.

" Cih, ngomong aja kalau mau sama dia." Ucap Khala sambil mengarahkan alisnya pada orang yang ia tuju. " Udah lah Lu, pulang aja kita." Ucapnya lagi sambil menarik tangan Lutfi ke arah motornya.

Pergerakan Khala membuat Icha membelalakkan matanya melihat apa yang dilakukan gadis itu. Dengan erat gadis itu memeluk tubuh Lutfi yang memboncengnya, sungguh hal itu membuatnya cemburu.

Melihat reaksi dari gadisnya, Khala berbisik meminta temannya agar menjalankan motor yang mereka tumpangi. Hal itu berhasil membuat pergerakan pada Icha, gadis itu memegang tangan Lutfi agar berhenti.

" Turun!." Pinta Icha sambil menarik Lutfi dari motor gadisnya.

" Biarin aja udah, kita cari yang lain aja." Ajak Khala membuat Icha tantrum dan menarik tangan gadis itu agar turun.

" Ish, aku masih marah sama kamu." Ucap Icha dengan mata yang mulai memerah.

Melihat mata coklat itu ingin mengeluarkan air, Erga mendekat ingin memberikan ketenangan. Tetapi dihalangi Eza yang menghadang tubuhnya.

" Gak usah cari masalah kamu". Ucap Eza dibarengi dengan dorongan pada Erga.

Rachel yang juga ada disana mencoba menenangkan Eza agar tidak memancing keributan.

Khala yang melihat gadisnya sudah meneteskan air mata turun dari motornya. Memegang kedua tangan gadis didepannya dan mengusap lembut pipi Icha yang basah. " Udah ya, maaf." Ucapnya.

Khala tanpa melihat situasi dan kondisi yang ada di sekitarnya, ia mencuri ciuman pada bibir ranum gadisnya membuat semua orang tercengang melihatnya. " Ikut ya!?." Ajaknya.

Icha yang merasa malu hanya mengangguk dan mengikuti Khala menaiki motor.

Sedangkan yang lain hanya diam melihat kepergian pasangan kasmaran itu. Terlihat juga tatapan tidak suka dari sorot mata yang disadari oleh Eza. Ia mendekati pemuda itu dan berbisik. " Jangan mengusik atau rumah sakit menjadi penginapan mu." Bisiknya dan menarik tangan Rachel ke arah motornya untuk pergi mengikuti arah kepergian Khala.

Para mahasiswa hanya bisa memandang para penculik teman-temannya terutama Erga yang semakin merasa kalah dengan seorang gadis.











Maaf ya lagi kit ulu hatiku.

Trima dan kasih.
👇✨👇

K H A U L A HTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang