Emmm maaf kalo ga enak cerita nya.
Malam kini telah berganti pagi, dinginnya malam berubah menjadi sejuknya hembusan udara pagi. Sinar mentari pagi menembus deretan kaca menghangatkan tubuhnya.
Sayup-sayup mata perlahan terbuka melihat sekeliling yang begitu menakjubkan baginya. Hamparan hijau persawahan, bukit dan gunung berjejeran dengan indahnya. Sangat memanjakan mata pemandangan yang sangat jarang ia rasakan di padatnya perkotaan.
" Baik semuanya kita sebentar lagi akan sampai di perbatasan antara desa jadi untuk yang belum bangun tolong di bangunkan dan persiapkan perlengkapan masing-masing. Sekian terima kasih."
Senyuman yang sedari tadi tak luntur dari wajah cantiknya terus menatap pemandangan indah yang sangat ia impikan sejak dulu. Udara yang sejuk tak banyak polusi tanah asri yang di impikan untuk ditinggali.
" Emhh, udah mau sampai Cha?."
Suara erangan halus mengalihkan atensi nya ia melihat tingkah polos temannya ketika bangun tidur, mata yang enggan untuk terbuka.
" Sebentar lagi kita sampai Ce. Bangun dulu." Ia berusaha menegakkan kembali tubuh sahabatnya agar tak kembali tertidur.
Lessica Tamara ( Chika ) gadis cantik yang penuh dengan kesempurnaan.
Gummy smile yang menambahkan kecantikan yang ia punya.Tak terasa kini Mereka telah sampai di suatu desa yang mereka tuju. Pedesaan yang akan di jadikan tempat kegiatan kontribusi kerja nyata yang di adakan oleh kampusnya. Kedatangan mereka juga di sambut baik oleh para petinggi desa tersebut.
" Selamat pagi semuanya." Ujar kepala desa setempat. " Selamat datang di desa kami, saya selaku kepala desa disini berterima kasih kepada kalian semua yang mau menjalankan tugas kinerja nyata kalian di desa kami. Untuk masalah rumah yang akan kalian tempati, kalian bisa ikut Bu Zahra."
Setelah beberapa perbincangan para mahasiswa/wi bergegas ketempat untuk mereka beristirahat. Wanita paruh baya itu mengantarkan mereka pada rumah besar bertingkat dengan halaman yang cukup luas dan ada beberapa motor yang berjajar di parkiran rumah.
" Ternyata rumah orang pedesaan bisa sebagus ini, ya?." Gumamnya terkagum melihat rumah didepan nya.
" Apaan sih ce, emang orang pedesaan harus rumah kuno, ya?." Sahut Icha.
" Ya enggak juga sih."
Mereka pun masuk ke dalam rumah terdapat ruang tamu yang cukup besar dan dapur di ujung ruangan.
" Ini rumah anak saya dan juga rumah untuk acara penting di desa kami, karena dia tinggal disini sendiri." Ujar Bu Zahra.
" Beh gila banget rumah Segede ini cuma ditinggali satu orang." Ucap salah satu mahasiswa yang masih tercengang oleh interior rumah.
" Ishh, bisa diem ga malu-maluin." Cibir teman disebelahnya.
" Untuk laki-laki dibawah dan yang perempuan di lantai atas. Di lantai dua ada ruangan pintu yang ada tulisan KZ jangan kalian buka karena itu kamar anak saya."
Setelah menjelaskan semuanya Bu Zahra pun mempersilahkan para mahasiswa untuk beristirahat.
Brum Brum brum
Sebelum mereka bubar atensi mereka dialihkan dengan suara ricuh motor didepan rumah.
" KHAL JADI GA?."
Suara teriakan terdengar sampai kedalam rumah Bu Zahra pun segera menghampiri mereka dan juga beberapa mahasiswa yang ingin tau.
" HEI!! Mau ngapain kalian?." Tanya Bu Zahra. " Kalian ga tau lagi ada tamu?."
" Eh ada bunda." Ujar salah satu anak motor. " Maaf Bun Kita ga tau kalo ada tamu. Kita mau ajak Khala keluar Bun, boleh.?"
" Saya ga izinin kha....
EKHM. Suara geraman keras kembali mengalihkan perhatian mereka, terlihat seorang gadis cantik dengan wajah tegas dan penampilan sederhana tapi membuatnya terlihat keren dan maskulin.
Tanpa sepatah kata pun ia pergi menuju teman-temannya dengan motor klasik 80-an.
" Kha bunda ga izinin kamu untuk....
Belum selesai ia berbicara tapi sang putri menancap gas meninggalkan halaman rumah.
" Pergi dulu bunda." Teriak salah satu teman Khala. Setelahnya mereka pun bergegas pergi mengikuti arah motor Khala.
" Chk, dasar anak muda." Gerutu Bu Zahra. Ia tak heran lagi dengan tingkah laku putrinya yang sudah seperti ketua geng motor saja.
Bu Zahra kembali mengajak para mahasiswa masuk ke dalam rumah, tapi tidak dengan gadis satu ini. Entah apa yang ia pikirkan dan rasakan seakan ia tak diizinkan untuk lepas dari pesona seorang Khaulah Az-Zahra ( Ara).
Wajah cantik dengan rahang tegas kelopak mata yang sayu tapi matanya tajam dengan siratan yang menguncinya. Seperti ada hal yang menariknya ke dalam sana.
" Cha kamu ga mau masuk?." Suara teriakan seketika menghilangkan bayangan gadis yang sempat menatapnya tadi.
Icha pun memasuki rumah menuju lantai dua ia melihat ada empat kamar tidur dan juga ruangan untuk bersantai beserta televisi. Ia juga melihat pintu bertuliskan KZ mungkin ini kamar gadis tadi. Dengan rasa penasaran ia menghampiri pintu itu dan mencoba membukanya namun terkunci, sebenarnya apa yang ada dibalik pintu itu.
Dengan dalam ia terus menatap tulisan itu seakan ia ditarik untuk terus mempertahankannya. Sampai tubuhnya tiba-tiba merasa kaku ketika sebuah sentuhan dipundaknya membuatnya menoleh.
Terlihat seorang wanita paruh baya tepat di belakangnya dengan senyuman khasnya. " Ahh, ibu ternyata." Ucapannya sedikit terkejut.
" Kamu kenapa kok kelihatannya serius banget gitu?." Tanya Bu Zahra.
" Emm nggak papa kok buk cuma penasaran saja." Jawab Icha dengan gugup.
Seakan mengerti apa yang difikirkan gadis didepannya wanita itu tersenyum. " Entah apa yang ada di dalam semua orang dilarang untuk masuk ke dalam termasuk bunda." Wanita itu tersenyum kembali melihat pintu kayu dihadapan mereka. " Oh ya, nanti kalau kalian lapar di meja makan sudah di persiapkan jadi makan saja."
Setelah itu wanita itu pergi meninggalkan Icha yang masih berdiri di sana. Setelah beberapa saat memandangi pintu kayu itu ia berjalan menuju kamar yang ada sahabatnya.
Setiap kamar terisi dengan dua orang begitupun dengan tiga kamar di lantai bawah. Semua mahasiswa mengistirahatkan tubuh mereka sebelum mereka akan memulai aktivitas.
Thank, meski ya gitu
👇✨👇
![](https://img.wattpad.com/cover/369516921-288-k403180.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
K H A U L A H
Ficção Adolescentebukan akhir yang semua orang mau, tapi jika sudah lelah apa yang akan dilakukan?