Maaf jika membosankan
Dingin malam kini telah menyelimuti sebagian tubuh bumi begitu juga para gadis yang tengah berkumpul diruang santai dengan melihat tayangan televisi juga ada yang sibuk dengan pekerjaan masing-masing.
Tak luput juga dengan gadis gadis bermata coklat yang tengah bergelut dengan laptop dan beberapa kertas agenda kegiatan esok hari. Sampai atensinya teralihkan dengan suara motor perlahan memasuki halaman rumah. Tak lama munculah seorang gadis yang terus mencuri perhatiannya. Masih dengan wajah datarnya ia perlahan membuka pintu kamarnya dan hilang kedalam.
Icha terus memperhatikan pintu yang kini telah tertutup kembali sampai ia di sadarkan kembali dengan suara sahabatnya. " Kenapa Cha?, dari tadi merhatiin kamar itu terus." Sambil mengunyah beberapa kripik yang ia pegang. Sedangkan orang yang ia ajak berbicara hanya diam melanjutkan pekerjaannya kembali.
" Oh ya katanya mau cari barang sama Erga ( Gita )." Ujar Celly ( ce Eli ) menginginkan percakapan tadi sore.
Icha pun melihat ke jam yang terpajang di dinding atas televisi kini hampir pukul delapan malam masih sore bagi anak kota seperti mereka dan juga sepertinya jalanan masih ada orang yang berlalu-lalang di desa ini.
" Tapi kata Bu Zahra di desa sebelah yang ada toko besar apa kita boleh malam-malam keluar gitu aja?." Ucap Icha kalau pun ini kotanya sendiri tak masalah ia pergi malam seperti ini.
" Boleh kok." Suara sedikit berat mengalihkan pandangan mereka ke belakang terlihat pemuda dengan wajah tampan mendekati mereka. " Aku udah izin ke Bu Zahra, cuma suruh hati-hati aja lewat hutan di depan sana." Jelasnya.
" Ya udah Kamu tunggu dibawah aku mau ambil jaket." Ucapnya dan bergegas menuju kamar.
Sesuai perintah Icha Erga pun pergi dari sana menuju bagasi mengambil motor yang di sediakan di sana.
" Lumayan juga ini motor bebek. " Ucap Erga sambil memperhatikan body motor klasik yang ia duduki.
Tak lama Icha datang dan langsung naik keatas motor. " Ga papa kita gak pake helm?." Tanyanya.
" Ini kampung bukan jalan kota Cha." Guraunya sambil hidung mancung Icha.
" Udah jalan nanti malah kemalaman kak."
Mendengarnya Erga pun menjalankan motor pergi meninggalkan rumah dan juga sosok yang sedari tadi memperhatikan mereka dari balik jendela. Bodoh
_______________
Keheningan malam terasa menghantui debaran jantung tak terkendali firasat buruk terus menghantuinya. Deretan pepohonan rindang berjejeran lampu jalanan yang remang-remang membuatnya takut jika ada sesuatu yang menghampiri mereka atau menghadang mereka.
Icha semakin mengeratkan pelukannya sampai ketegangan tubuhnya juga di rasakan oleh orang yang sedang memboncengnya.
Dengan lembut Erga mengelusi tangan dingin yang melingkar di pinggangnya. " Tenang ga ada apa-apa." Mencoba untuk menghilangkan gadis cantik dibelakangnya.
Sedangkan Icha menyadarkan kepalanya di punggung Erga memejamkan matanya sedikit takut. Sampai ia merasakan motor yang tiba-tiba berhenti di tengah jalan. Ia memberanikan diri untuk melihat apa yang membuat perjalanan mereka berhenti. Seketika matanya melotot ketika sebuah senjata tajam sejenis golok mengarah padanya dan juga Erga.
" Cepat turun." Ujar salah satu dari tiga pembegal yang menghadang mereka.
Icha menggenggam erat ujung jaket yang dipakai Erga bayangan yang tadi masih ada di otaknya kini telah keluar dengan nyata. Sedangkan Erga hanya diam seakan jiwa dan raganya tak berfungsi.

KAMU SEDANG MEMBACA
K H A U L A H
Novela Juvenilbukan akhir yang semua orang mau, tapi jika sudah lelah apa yang akan dilakukan?