23

668 77 4
                                    

Maaf jika membosankan.



















Setelah kejadian tadi perbedaan sikap terlihat dari Icha, tidak ada pembicaraan tidak menanggapi obrolan semua orang. Khala begitu bingung dengan perubahan sikap gadisnya, apa karena kejadian tadi?.

Khala terus mencoba untuk mengajak bicara tapi gadis itu menunjukkan ekspresi malas untuk menanggapi. Bukan hanya Khala, Rachel yang sudah mengenal Icha sudah lama ia tidak dapat mengetahui masalah yang membuat sahabatnya seperti ini.

Setelah menghabiskan makanannya Icha mulai mengangkat bicara namun itu membuat orang disampingnya sedikit merasa ada hal yang tak tertahan.

" Aku mau pulang." Ucap Icha tanpa ekspresi.

Khala yang sudah merasa lelah dengan tingkah laku Icha, dengan paksa ia menarik tangan gadis itu untuk menjauh. Icha memaksa agar tangannya dilepas tapi Khala semakin mengencangkan genggamannya membuat Icha meringis kesakitan.

" Khala ga usah kasar!." Teriak Rachel namun tidak didengarkan oleh Khala.

" Udah tenang, biar mereka menyelesaikan permasalahan mereka." Eza mencoba untuk menenangkan kekasihnya yang sudah menangis.

__________



Khala menarik tangan Icha sampai ketempat rental ATV yang disediakan. Sedangkan Icha terus menangis dan juga merengek meminta pulang tapi tidak ditanggapi oleh Khala.

" Bang nyewa satu." Ucapnya sambil menaiki ATV.

" Iih, aku mau pulang Khala!." Rengek Icha dengan tantrum.

Hal itu membuat Khala tersenyum dan juga tawa ringan dari orang-orang yang menjaga rental. Hal itu disadari oleh sang pelaku membuat dirinya malu dan menarik-narik tangan Khala.

Khala tersenyum melihat wajah yang memerah dengan isakan yang masih terlihat dari gadis disampingnya. " Malu." Ejeknya membuat gadis kesayangannya itu semakin malu dan merengek.

" Khal, khal, wong ayu kok mbok gawe nesu." Ucap salah satu dari orang yang menyaksikan drama mereka.

" Biasa kalau itu, bang." Ucap Khala menanggapi guyonan dari teman abangnya. " Naik sebelum kamu tambah malu disini." Perintahnya.

Icha yang sudah sangat malu langsung duduk dibelakang Khala menyembunyikan wajahnya dileher gadis yang ia peluk.

Khala menjalankan ATV nya menuju trek yang sudah disediakan. Melalui jalan yang sulit becek dan juga terjal akhirnya mereka telah sampai ditujuan yang dituju oleh Khala.

Mereka berhenti dibawah pohon rindang yang menutupi mereka dari pancaran matahari. Khala mengelus tangan yang melingkar di pinggangnya dan mencoba mengajak bicara gadis yang masih menyembunyikan wajahnya. " Kenapa hm!?." Tanyanya namun hanya dijawab dengan gelengan. " Mau pangku." Tawarnya tapi tetap dijawab dengan gelengan.

Khala melepas paksa tangan Icha yang ada di perutnya, ia mencoba membalikkan tubuhnya agar berhadapan dengan gadisnya. Setelah mendapatkan kenyamanan dalam duduknya, Khala menarik tubuh Icha kedalam pelukannya memposisikan pahanya sebagai tempat duduk untuk Icha.

Khala memberikan waktu kenyamanan untuk gadisnya sebelum ia memberikan pertanyaan. " Kenapa hm?." Tanyanya lagi dan Icha masih dengan jawaban yang sama. Khala menghela nafasnya, kesabarannya akan meledak jika terus seperti ini. " Icha." Tekannya.

Icha mendongakkan kepalanya memperlihatkan wajah murung dengan hujung hidung yang memerah. " Besok aku pulang." Ucapnya sambil sesenggukan. " Aku masih mau sama kamu." Sambungnya.

" Terus!." Ucap Khala dengan senyuman.

" Ish, aku masih belum mau pisah sama kamu." Ucapnya sambil memeluk kembali tubuh yang tak lagi bisa ia rengkuh.

" Hei, aku selalu sama kamu dan gak akan pergi dari sini." Ucap Khala sambil menunjuk dada kiri Icha. " Jarak bisa memisahkan kita tapi kisah dan cintanya tidak." Jelasnya.

" Dengar, cinta tak semestinya harus memiliki terkadang harus melepas satu sama lain. Aku tau dengan hubungan kita yang tak pasti ini mungkin mudah untuk dipatahkan oleh jarak. Tapi aku punya keyakinan, kegundahan yang terus menyertai keyakinan mu itu wujud dari rasa sayang mu. Jarak tidak akan pernah bisa memutus kisah dan cinta, hanya akhir dari takdir yang bisa mematahkan itu.

" Aku tau kamu mempunyai keyakinan yang sama seperti aku, dan aku yakin kita bisa meskipun tanpa adanya ikatan." Jelasnya.

Khala mengangkat kedua tangan Icha dan mencium kedua telapak tangan itu. " Kita sama-sama menginginkan kisah ini, kita sama dalam hal yang kita inginkan. Dengar kata-kata ini, bukan akhir yang orang mau tapi jika sudah lelah apa yang dilakukan.

" Kamu lelah dengan apa yang kamu rasakan, kamu lelah dengan hal yang hanya mampu kamu rasakan tanpa memiliki. Apa yang harus kamu lakukan?, ikuti kata hati mu.

" Kisah itu selalu ada meskipun tertutup dengan cerita lain, dia masih bisa di ingat. Begitupun dengan cinta, cinta itu abadi meskipun dengan orang yang berbeda.

" Aku akan datang membawa kisah ini jika kisah ini hilang dari hati kamu. Entah kenapa waktu itu akan datang tapi aku yakin jika maha takdir telah mencatatnya." Jelas Khala.

" Kisah kita tidak akan hilang ataupun usai, ia selalu ada dan selalu di inginkan. Ingat kata-kata aku, dua puluh satu." Ucap Khala.

" Hah!." Ucap Icha penuh kebingungan.

" Iya, dua puluh satu, dua dan satu." Jelas Khala sambil mengangkat jari kelingking mereka dan menyatukannya menjadi satu.

Icha yang mengerti pun tersenyum dengan apa yang dikatakan oleh Khala. " Ya, dua satu.



































Agustus, 21...............







































Tamat.

Ci u, babay.

Trima dan kasih.
👇✨👇

K H A U L A HTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang