[12]

120 15 3
                                    

Waktu udah berlalu sejak kejadian itu, dan banyak yang sudah terjadi. Aku sudah sering main ke jalanan itu sekedar untuk bertemu dengan kak Sinwoo atau kakak-kakak cantik disana, terlebih kak Yeonhee. Karena sering main disitu aku mengetahui sebuah fakta bahwa jalanan itu di sebut jalanan big deal karena big deal lah yang melindungi jalanan itu selama bertahun-tahun. Plus aku juga mengetahui bahwa kak Sinwoo dan kak Yeonhee saling menyukai.

Pertemanan ku dengan Mijin, Yohan dan Zin pun semakin erat. Kami selalu bersama kemana saja, Zin juga tak se aneh dulu tapi sekarang aku lebih sering menangkapnya melihatku dengan semburat merah di pipinya, Yohan juga begitu. Apakah mereka demam? Mereka juga semakin lengket dengan ku, aku tak tau kenapa tapi aku tak memikirkan itu sekarang.

Tiap hari Minggu, kami akan selalu pergi ber ibadah di gereja bersama (maaf untuk yang muslim), tapi yang membuat ku bingung bukannya Zin itu atheis? Tapi yang lebih mengganggu lagi dari tadi Zin tak mau diam.

"Zin diamlah dan berdoa!" Bisikku

"Oke!" Dia tersenyum padaku lalu lanjut berdoa lagi.

Sudah saatnya kami memberi amal. Aku mengeluarkan uang ku lalu menaruhnya kedalam kotak amal, Zin menatap ku lalu bertanya.

"Hyunna ini apa?"

"Untuk amal"

"Amal?" "Apa bagus kalau memberikan nya banyak?" Tanyanya sekali lagi "aku ada 10 ribu won"

"Wah! Zin!"

"Mau memberi 10 ribu won untuk amal!"

"Zin, memberi banyak bukan lebih baik" ujar Mijin

"Benar" tambah Hyunna

"Tak apa, ini uang warnet kok!"

Sekarang adalah giliran Yohan untuk memberi amal, dia mengoroh sakunya lalu mengeluarkan sebuah permen.

"Yohan memberi permen untuk amal?"

"Memangnya doanya apa?"

Dengan tulus Yohan menjawab "agar mama tidak sakit lagi" ia menunjukan senyumnya yang polos itu. Sungguh anak yang imut!

"Bagus dong" ucap Hyunna lalu mengusap puncak kepala Yohan. "Kalau tulus, doamu pasti dibalas"

• • •

Hari ini ada kegiatan dari gereja, mama Yohan adalah salah satu sukarelawan yang mengikuti kegiatan ini.

"Ya ampun,  Zin, Mijin, dan Hyunna datang juga"

Menurutku mama Yohan adalah seorang malaikat. Kebaikannya membuat aku merasa berbicara dengan seorang malaikat yang datang dari surga.

"Lingkungannya kumuh sekali!" Bisik Zin yang masih bisa didengar.

"Hush!" Marah Mijin

"Tutup mulutmu!" Desisku

Para sukarelawan gereja akan memotong rambut kita, karena ibu Yohan adalah pekerja salon, makanya pekerjaan ini cocok.

"Hoi bibi, belakangan ini matanya sedang tidak bagus kan? telingaku gak bakalan ikut terpotong kan?" Tanya Zin gugup, yang jujur saja membuat ku naik darah.

"Hei! bukannya bicaramu sudah kelewatan?" Tanya ibu Yohan yang juga menahan marah.

"Ziin!" Tegur mijin

"Diam kau!" Hyunna mencubit lengan Zin.

"Akh!— m-maaf!"

~"끌어 당김"~ || [LOOKISM FAN FICTION] ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang