~9 : Seperti Nyata

267 45 4
                                    

Satu jam kemudian....
Di dalam kamar rawat [name]

"Kami pulang dulu, ya?"

"Iya. Kayaknya kami sudah lama di sini."

BoBoiBoy hanya mengangguk mendengar kata-kata para sepupunya. Iya, sudah lama mereka menemani BoBoiBoy di sana menunggu [name] sadar.

"Iya. Gapapa. Makasih, ya." Ujarnya sambil tersenyum.

Ke tiga pria itu mengangguk sembari membalas senyuman pemuda itu.

"Masama. Kalau perlu apa-apa, kasih tau, ya." Gempa sempat berpesan.

"Iya."

"Kami permisi."
Ke tiga pria itu melangkah keluar dari kamar tersebut, meninggalkan BoBoiBoy berduaan bersama isterinya yang masih belum sadar dari pingsannya.

BoBoiBoy melabuh duduk di kursi samping kasur [name] setelah selesai membereskan apa yang perlu. Wajah cantik nan manis [name] ditatapnya lama.

"Syukurlah kamu selamat, sayang. Jika tidak, aku tidak tau harus apa." Lirihnya perlahan.

Ia mengelus lembut pipi [name] yang diperban itu. Bibirnya tersenyum tipis, memerhati wajah [name] yang sangat ia cintai itu.

Tangannya beralih mengusap kepala isterinya dengan penuh kasih.
"Maafin aku ya. Harusnya aku yang kena kayak gini. Maaf."

BoBoiBoy mengeluh. Sungguh ia merasa bersalah pada [name]

"Cepat sadar, ok."

Bibir pucat [name] di cium sekilas. BoBoiBoy menaruh kepalanya di sisi tangan [name] dan mulai melelapkan matanya, tidur.

______________

"Oboy sayang. Bangun."

BoBoiBoy membuka perlahan matanya tatkala mendengar suara lembut seorang wanita memanggil namanya. Ia juga bisa merasakan sebuah tangan yang lembut membelai pipinya.

Kepalanya tertoleh ke samping. Terlihat seorang gadis manis dengan manik [e /c]nya sdang tersenyum lembut ke arahnya.

"Pagi Oboyy." Ujar gadis itu riang. Ia bahkan sampai menepuk-nepuk pelan pipi BoBoiBoy.

"Pagi juga [name] sayang." Sahut BoBoiBoy sembari duduk dari baringnya.

[Name] mendekatkan tubuhnya dengan BoBoiBoy lalu langsung memeluk erat suaminya.

"Kamu kenapa, hmm? Manja banget pagi ini?" Tanya BoBoiBoy heran. Ia turut membalas pelukan itu.

"Hehehe. Ada deh." [Name] hanya tersenyum.

BoBoiBoy mencubit ke dua pipi isterinya dengan gemas.
"Cepat bilang."

"Ngga mau ah."

"Kenapaa? Kan aku mau tau."

"Tetep ngga mau. Secret sebenarnya."

BoBoiBoy menatap kesal [name]. Ia memanyunkan bibirnya, ngambek.

[Name] hanya membiarkan.
"Ke kantor nggak?" Tanyanya seraya menoel bibir si suami yang termanyun itu.

"Iya. Jangan sentuh. Aku ngambek."

BoBoiBoy menepis pelan tangan lembut itu dari wajahnya. Ia turun dari kasur dan langsung menuju ke kamar mandi.

[Name] hanya ketawa kecil. Ia sudah merencanakan sesuatu yang istimewa buat suaminya.

[Name] bangun dari kasur empuk itu lalu mulai membereskan seprai dan selimut, tak lupa merapikan bantal dan guling.

"Hehe. Selanjutnya."

__________

Malamnya.

"Assalamualaikum. Aku pulang."

BoBoiBoy menaruh sepatu dan alas kakinya di atas rak sepatu. Ia menatap sekeliling.

Di mana isterinya? Kenapa rumah ini gelap?

Soalan itu bermain-main di pikiran BoBoiBoy tatkala melihat suasana rumah yang gelap dan sepi.

"Sayang!" Panggilnya sedikit lantang.

"Oboy."

BoBoiBoy menatap ke arah suara tadi. Ia terpegun melihat isterinya yang cantik memakai dres selutut berwarna [f /c] itu sedang tersenyum manis padanya.

"Oboy sayang!~." [Name] berlari riang ke arah suaminya. Tubuhtegap itu dipeluk erat.

BoBoiBoy terkekeh kecil sembari membalas pelukan itu. Ia mengecup lembut kening isterinya.

"Hehehe. Ayo makan." Ujar [name] sambil menarik tangan BoBoiBoy.

"Iya iya. Sabar sayang."

BoBoiBoy melepaskan jasnya lalu di taruh di sofa. Ia kemudian berjalan mengikuti langkah [name] menuju ke dapur.

"Kenapa lampunya tidak terbuka, sayang?" Tanya BoBoiBoy yang sememangnya sudah hairan dari tadi.

[Name] hanya tersenyum dan tidak menjawab pertanyaan suaminya itu.

Setelah tiba di dapur, BoBoiBoy dibuat terpegun saat melihat pemandangan yang indah di depan matanya.

"Wah."

Ia memandang meja makan yang disinari cahaya lilin itu sambil tersenyum. Di atas meja itu terdapat beberapa jenis makanan berat, tidak lupa juga sebiji cake yang berbentuk hati yang terletak sempurna di tengah-tengah meja itu.

Happy aniversary sayang!

Itulah tulisan yang ada di permukaan cake yang terlihat enak itu

BoBoiBoy langsung menarik [name] ke dalam dekapan hangatnya. Wajah isterinya itu dicium berkali-kali.

"Muah. Makasih banget sayaaang! Aku hampir lupa dengan hari iniii."

[Name] ketawa perlahan melihat tingkah manja si suami. Ia dengan berani mengecup bibir BoBoiBoy.

Sang pria hanya tersenyum melihat wajah kemerahan si isteri. "Beraninya kamu. Hmm?"

"Kali ini doang."

___________

"Kenapa wajah menantuku memerah?" "

"Pasti lagi mimpi indah tuh."

"Hahahaha." Ke dua wanita paruh baya itu tertawa bersama.

Siapa itu?

Oh. Itu adalah ke dua orang tua [name] dan BoBoiBoy. Mereka sudah berada di sini sejak dari 25 menit yang lalu.

Saat mereka berempat masuk tadi, mereka langsung disuguhi pemandangan yang romantis.

Di mana BoBoiBoy sedang tidur sambil menaruh tangan [name] di bibirnya. Ia seakan mencium tangan lembut isterinya itu.

"Mantu ku romantis banget aaa.!" Ibu [name] sempat berteriak kecil.

"Sht! Nanti Oboynya bangun." Sahut ibu dari BoBoiBoy sambil menarik tubuh temannya itu menjauh dari anaknya.

"Kalian ini... Ada-ada saja tingkahnya." Kedua pria paruhbaya itu hanya mampu menggeleng kepala.

"Hehehe..."

__________

Haloooo!

Apa kabaaaaar!!?

Gimana dengan chapter kali ini? Hambar, kan? Huhuhu

Oh ya. Aku sudah publish cerita baru nih. Ramein yuk!

Tapi maaf. Aku ngga taruh cover booknya lagi.

Baiklah.
Sea you

owner of my heartWhere stories live. Discover now