~39 : Tanggungjawabku

115 26 5
                                    

Fuh~

[Name] tersenyum tipis saat angin lembut membelai wajah cantiknya. Manik indahnya menatap kagum sang rembulan yang bersinar di dada langit, bersama ribuan bintang-bintang yang menemaninya di atas sana.

"Cantiknya." Lirihnya perlahan sembari mengusap lembut perutnya yang semakin membesar itu.

Greb

"Eh!?" Latah [name] kaget.

Orang yang barusan tiba-tiba memeluk [name] itu hanya terkiki geli saat melihat reaksi sang istri. Ia kemudian melabuh duduk di samping [name] tanpa melepaskan pelukan eratnya itu.

"Oboy. Aku kaget tau?" [Name] menoleh ke arah BoBoiBoy, sembari memanyunkan bibirnya kesal. Tangan sang suami yang masih setia di pinggangnya di cubit geram.

"Augh!" Ringis BoBoiBoy pelan. Detik berikutnya ia tertawa gemas. "Bumil kalau lagi marah, memang lucu, ya?" Lanjutnya sembari mempererat pelukannya.

Sang istri mendecih kesal saat diusik sebegitu oleh sang suami. "Oboy mah."

BoBoiBoy mengacak surai [name] gemas. Pria itu kemudian mengangkat tubuh istrinya yang sedikit gendut itu, lalu ditaruh di atas paha empuknya. Dagunya ia jatuhkan ke atas pundak [name] sambil memejamkan kelopak matanya, menikmati aroma buah-buahan dari ceruk leher sang istri.

"Harumnya. I like it." Ucapnya dengan nada dingin khasnya.

[Name] sudah mendesis geli saat nafas hangat dari BoBoiBoy menyapu leher jenjangnya. "Jangan nakal." Ujarnya lalu mengangkat-angkat bahunya, berharap suaminya ini berhenti dari terus menjahili dirinya dan menjauhkan kepalanya dari sana.

Namun, BoBoiBoy sedikit pun tak beralih dari posisi itu. Ia malah semakin meniup-niup leher istri manisnya itu sembari tertawa.

"Sayaaaang."

"Apaaa?"

"Ish!" Dengan kesal [name] langsung mencium kasar pipi suaminya, tak lupa meninggalkan jejak liur di sana.

"Heyy~."

[Name] melepaskan tawanya tatkala melihat wajah BoBoiBoy yang mulai cemberut karena ulahnya. Dengan lembut jempolnya menyapu jejak liur yang ada di pipi pria itu.

"Maaf~."

BoBoiBoy sempat terdiam untuk beberapa detik, sebelum ikut tertawa bersama sang istri.

Aku tidak tau sampai kapan aku bisa mendengarkan suara tawa indah mu...

______________

"Akhirnya selesai juga."

Gempa menaruh piring terakhir yang baru selesai ia cuci pada rak yang sudah disediakan di dapur yang luas itu. Ia kemudian melabuh duduk di kursi meja makan, dan melamun sejenak.

Ingatannya kembali mengingat obrolannya bersama sepupu sekaligus sahabat baiknya, BoBoiBoy, saat di pantai beberapa hari yang lalu.

.
.
.
.
.

Gempa POV

Aku dan BoBoiBoy tersenyum memandang sepupu dan saudara kami yang sedang mandi-manda di air pantai yang terlihat indah itu. Kami berdua hanya duduk memerhatikan dari jauh, tidak berniat untuk ikut gabung bersama mereka.

Sedang asik manik emasku memerhati, aku tak sengaja menjatuhkan pandangan mataku pada seorang wanita berjilbap yang sedang berdiri di bawah sinaran mentari pagi yang begitu indah dan memukau pada pagi itu. Aku sontak terpaku saat melihat senyuman manis yang ia lontarkan padaku.

Sial. Dia tau bahwa aku sedang memerhatikan dirinya. Desis hatiku. Jantungku serasa mau meledak saat itu juga, saat mengenangkan kembali senyuman manis yaang sangat memukau itu.

owner of my heartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang