~46 : Berubah

128 24 0
                                    

Malamnya.

"Makasih, bu*,"

[Name] mengambil kantong plastik yang diulurkan oleh ibu warung sebelum membayar makanan yang barusan ia pesan. Ia sempat tersenyum manis ke arah wanita paruh baya itu.

"Masama mbak. Oh ya, mbak dari mana? Kok sendirian aja?" tanya ibu warung sembari memasukkan uwang dari [name] ke dalam saku apronnya.

"Ah... Saya dari rumah sakit yang di seberang sana itu," jawab [name] sambil menunjuk jarinya ke arah rumah sakit yang ada jauh di belakangnya.

Ibu warung itu hanya mengangguk mengerti. "Oh....,"

"Iya. Saya permisi dulu, ya?" [Name] sekali lagi melempar senyum manisnya pada si ibu warung, sebelum membalikkan tubuhnya lalu mulai melangkah menjauhi warung itu.

"Iya! Hati-hati jalannya!" laung si ibu warung sambil melambai tangannya pada sosok tubuh [name] yang sudah menjauh.

[Name] hanya tersenyum saja setelah mendengar laungan itu. Kakinya terus melangkah berjalan kembali menuju ke rumah sakit. Manik [e /c]nya sibuk melirik ke kanan dan ke kiri, memastikan tak ada kendaraan yang akan melewati jalan itu.

Ring! Ring!

Langkah kaki wanita itu sontak terhenti saat telinganya mendengar sayup-sayup bunyi deringan yang berasal dari ponselnya yang ia simpan di dalam tas tangannya. Ia membuat keputusan untuk kembali berjalan dan mengabaikan panggilan tersebut.

"Nanti aja jawabnya. Ngga penting juga," gumamnya perlahan bersama nada bicaranya yang terdengar malas dan ketus.

Setelah lima menit berjalan, [name] akhirnya sampai di rumah sakit. Ia kembali menaiki lif untuk menuju ke lantai dua, lalu terus melangkah menghampiri kamar rawat Alena.

"Assalamualaikum!" Ucapnya sejurus pintu kamar itu dibuka olehnya.

Mendengar suara itu, Gempa, Reverse dan Alena langsung menghentikan obrolan mereka lalu memandang [name] yang masih berdiri di ambang pintu sambil tersenyum.

"Waalaikum salam," jawab ke tiganya serempak.

[Name] membalas senyuman mereka sembari kembali menutup pintu. Ia kemudian berjalan perlahan menuju ke sofa lalu melabuh duduk di sana. Wanita muda itu menghembus nafasnya lelah sembari menaruh makanan yang tadi ia beli di atas meja.

"Makasih, [name]. Maaf sudah merepotkan mu," ucap Gempa sambil tersenyum bersalah pada wanita di sampingnya itu.

Wanita manis itu menggeleng pelan menanggapi ucapan Gempa. "Tidak apa. Tidak repot sama sekali,"

Gempa hanya bisa mengangguk. Tangannya dengan hati-hati membuka kantong plastik berisi makanan itu, lalu membagi makanan itu pada Reverse dan [name] sebelum mengambil makanannya sendiri.

"Makasih,"

"Sama-sama," sahut Gempa sambil tersenyum.

Mereka semua kembali terdiam, mulai menikmati makan malam mereka masing-masing.

"... Kak [name]?" panggil Alena setelah lama terdiam.

"Ya?" [Name] mengangkat wajahnya memandang ke arah Alena sembari membersihkan ujung bibirnya.

"Kakak nggak mau pulang?"

Pemilik manik [e /c] itu langsung menghentikan acara makannya setelah mendengar pertanyaan itu. Wajahnya yang semula tenang, perlahan berubah menjadi sayu. Entah kenapa nafsu makan [name] tiba-tiba hilang setelahnya.

Alena yang melihat wajah [name] yang tiba-tiba berubah itu merasa bersalah. Ia baru teringat kalau wanita itu sedang ada masalah dengan suaminya beberapa waktu yang lalu. Alena menepuk pelan jidatnya.

owner of my heartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang