~37 : Pesan

124 26 4
                                    

"rambut?"

[Name] memandang helaian rambut yang berserakan di lantai kamar itu dengan perasaan heran. Dia meneliti rambut coklat itu dengan lekat.

"Ini..." Wanita itu seperti mengingat sesuatu. "Ini...rambutnya Oboy. Kenapa bisa berserakan kayak gini." Gumamnya pelan.

[Name] kemudian mengambil sapu yang ada di tepi lemari lalu mulai membersihkan rambut-rambut itu dengan telaten.

Ceklek!

"Sayang? Ngapain?"

[Name] menolehkan kepalanya memandang ke arah pintu kamar mandi yang sudah terbuka itu sambil tersenyum. BoBoiBoy yang sudah selesai mandi dan berpakaian rapi itu dipandangnya lekat.

"Aku lagi nyapu." Jawab [name] sambil melanjutkan menyapu.

BoBoiBoy hanya mengangguk lalu berjalan menghampiri sang isteri. Tubuh wanita itu ia rangkul kemas dari belakang. Dagunya ditaruh pada pundak ]name].

"Sayang. Janganlah." Ucap [name] sambil merengut malu.

Sang suami hanya terkekeh pelan melihat wajah malu sang istri. Pipi[name] dicium sekilas.

"Kenapa malu? Kan kita udah sering kayak gini? HMm?" Tanya BoBoiBoy sembari mengelus perut ]name] yang mulai membesar itu dengan lembut.

[Name] melepaskan sapu itu jatuh ke lantai lalu tangannya mengusap lembut tanganBoBoiBoy yang berada di perutnya. "Nggak tau. Malu aja." Sahutnya perlahan.

"Ough..."

BoBoiBoy kemudian memutar tubuh [name] agar mwnghadap ke arahnya. Dapat ia lihat wajah wanita itu yang kini sedang merona tipis. Jemarinya mengelus perlahan pipi putih itu.

"Cantik..." Lirih BoBoiBoy tanpa sadar.

]Name] terdiam mendengarkan itu. Natanya memandang lama wajah sang suami yang terlihat lain itu.

"Sayang?" Panggil [name] lembut sambil menyentuh wajah BoBoiBoy dengan perlahan.

"Iya, sayang?" BoBoiBoy mengambil tangan kecil itu lalu menciumnya sambil tersenyum tipis.

"Kamu...sakit?"

Pertanyaan yang tiba-tiba itu berhasil membuat pria bermanik hazel itu tersentak. Namun ia masih setia memamerkan wajah tenangnya itu. Ia menggeleng pelan sambil terus tersenyum.

"Tidak sayang. Aku sehat saja. Kok kamu tiba-tiba tanya gitu?" Ucap BoBoiBoy tenang.

Terlihat tenang. Sangat tenang jika dilihat dari luaran, namun di dalam hatinya, hanya dia yang tau. Bertapa sakit dan hancur hatinya saat melihat wajah manis istrinya yang langsung tidak tahu apa-apa tentang sakit yang dideritanya saat ini.

BoBoiBoy tau, ia tidak seharusnya merahasiakan ini daripada istrinya. BoBoiBoy tau, ia salah karena terpaksa membohongi istri dan keluarganya tentang hal ini. Bukan niatnya untuk melakukan ini semua.

Ia tak bisa membayangkan wajah sedih dan kecewa mereka semua, jika hal ini terbongkar suatu saat nanti. Ia juga tak bisa membayangkan, bagaimana suatu saat nanti, jika anaknya sudah lahir ke dunia, dan hidup membesar tanpa sosok seorang ayah di sisinya.

"Oboy?"

BoBoiBoy tersadar dari lamunannya saat hidungnya dicubit manja oleh sang istri. "E eh? Iya, sayang?"

"Kenapa kamu melamun? Punya masalah, ya?" Tanya [name] lagi.

BoBoiBoy kembali menggelengkan kepalanya. "Ah tidak. Um... Kamu sudah selesai masak?" Ia balik bertanya sambil membenarkan jilbap yang istrinya kenakan.

owner of my heartWhere stories live. Discover now