Gempa POV
Aku memandang suasana yang terlihat sibuk di tengah jalanraya pada waktu siang ini. Dapat aku lihat berbagai macam kendaraan yang sedang ke sana ke mari, mungkin hendak berkunjung ke cafe atau tempat makan yang mewah lainnya. Sekedar untuk menghabiskan waktu makan siang mereka.
Aku hanya menyetir mobilku dengan tenang, sesekali bersenandung kecil sekadar melenyapkan rasa bosanku. Sambil-sambil aku bernyanyi, pikiranku asik memikirkan sahabat baikku, si BoBoiBoy itu. Entah kenapa perasaanku menjadi tidak enak secara tiba-tiba.
...
Aku memberhentikan nyanyianku. Mobilku juga turut aku berhentikan di aspal jalan sebentar.
"Mmm...." Aku bergumam kecil sembari menyandarkan punggung tegap ku ke sandaran kursi mobil.
Mataku mulai tertutup, dan pikiran ku kembali memikirkan apa yang sudah terjadi sejak beberapa bulan terakhir ini. Ada yang membuat ku sedih, ada yang membuatku kecewa, ada yang membuatku senang, dan ada yang membuatku hancur.
Sedih dan kecewa? Aku sedih dan kecewa karena ditinggalkan paksa oleh mantan kekasihku, Alena. Aku sangat-sangat kecewa setelah mengetahui bahwa dia sudah menikah, dan sudah menghamilkan anak dari suaminya. Namun, aku sudah redha dengan hal itu. Mungkin Allah sudah mengaturkan sebuah rencana yang lebih baik untuk diriku di masa depanku nanti.
Senang? Yah aku senang sekali saat bisa melihat orang-orang di sekitar ku merasa bahagia. Terutama sekali para saudaraku yang paling aku sayangi. Walau terkadang sifat nakal mereka itu membuatku kesal. Hahaha.
Dan... Hancur? Aku benar-benar merasa hancur saat mengetahui kalau sahabat baikku sendiri mengidap sebuah penyakit yang semua orang pasti tau, penyakit ini sangat-sangat berbahaya dan mampu mengancam nyawa si pesakit. Harapan si pesakit untuk sembuh total dan sihat seperti sedia kala itu sangatlah tipis. Tipis setipis kulit bawang.
Aku tak mampu untuk membantunya. Hahaha. Aku merasa tidak berguna. Yang aku mampu, hanya bisa mendoakan dia saja.
Haih.
Aku menghela nafasku yang terasa berat itu dengan perlahan. Lalu kembali menarik nafasku lagi, mencoba merilexkan pikiranku yang semakin hari semakin bercelaru ini.
Entahlah. Banyak sekali hal yang harus aku pikirkan saat ini. Saking asiknya berpikir, aku sampai-sampai hampir terlelap pada kursi empuk ku ini.
Ring...ring..
Aku mencelikkan kembali mataku setelah mendengar ponselku yang tiba-tiba berdering nyaring. Tanganku lantas mencapai ponsel bermerek Iphone ku yang tadinya aku taruh di kursi penumpang. Manik emasku memandang lekat nama si pemanggil yang sedang menelponku.
Alena.
Aku terdiam seketika. Bingung mau mengangkat panggilan itu, atau membiarkan saja benda pipih bercahaya itu terus menerus berdering.
Namun hatiku menyuruhku agar menerima panggilan itu. Siapa tau ada sesuatu yang penting ingin dibicarakan oleh wanita itu?
Aku dengan cepat menggeser butang hijau untuk menerima panggilan itu, lalu menaruh ponsel itu tepat di telingaku.
"Ha halo...."
Aku sedikit tersentak setelah mendengar suara Alena yang barusan berbicara. Seperti...menahan sakit.
"Halo, Alena."
Aku memfokuskan seluruh perhatianku padanya. Aku semakin bertambah khawatir setelah mendengar isak tangis dari wanita itu.
Pasti kalian tertanya-tanya, kan? Kenapa aku masih mau berteman dan mau berhubungan baik dengannya? Jawabannya mudah. Aku... Tak pernah membencinya. Walau-pun dia sudah melakukan hal yang menyakitkan itu pada ku. Karna aku tau, ini ujian yang Allah turunkan padaku, untuk aku tempuhi.
KAMU SEDANG MEMBACA
owner of my heart
FanfictionHALU'S SERIES ©®Novelly_Chara12 Book 1 OF HALU'SSeries Status : Slow Update __________ [Owner Of My Heart] : [BoBoiBoy / Gempa W/ Female!Readers °°° Semua insan di dunia ini, menginginkan jalan kehidupan yang bahagia dan sempurna. Begitu juga aku...