~11 : Bingung

300 47 3
                                    

"Assalamualaikum."

BoBoiBoy melangkah masuk ke dalam kamar rawat itu. Dia memandang orang-orang yang ada di sana.

Di sana ada ke dua orang tua [name] dan BoBoiBoy, Kaizo dan para sepupu kembarnya. Ia tersenyum.

"Kapan kalian sampai?" Tanyanya sembari mendekati kasur [name]

"Sekitar 15 menit yang lalu." Jawab ibu [name] sambil tangannya asik memotong buah-buahan untuk anaknya.

BoBoiBoy hanya mengangguk. Ia kemudian memalingkan wajahnya ke samping. Senyum lembut terukir di bibirnya saat matanya menatap wajah [name] yang terlihat bingung itu.

"Sayang. Akhirnya kau sadar jugaaa." Ujarnya senang. Tubuh mungil itu dipeluknya erat.

"E eh."

[Name] tersentak kaget. Ia terkaku sejenak.

"O Oboy?" Tutur [name] perlahan.

BoBoiBoy tersenyum senang. Rambut isterinya di belai lembut.

"Iya sayang. Ini aku. Untung kamu nggak hilang ingatan." Ujarnya sembari mengacak rambut [name] dengan gemas.

[Name] membalas pelukan hangat itu. Mereka berdua saling menikmati momen hangat tersebut, terlupa dengan keberadaan orang-orang yang masih lagi duduk manis di sana.

"Gue kira gue orang. Ternyata gue sebenernya seekor nyamuk." Taufan mengusap air mata palsunya sambil menunduk sedih.

"Ya memang. Nyamuk ukuran jumbo." Sahut Blaze santai.

"Emang nyamuk pake topi ya?" Tanya Duri polos.

"Erk."

Taufan dan Blaze terdiam mendengar pertanyaan polos itu.

"Dah ah. Gue mau ke cafe. Yuk." Taufan bangun dari sofa.

"Ayo."

Ketujuh pria tampan itu melangkah keluar dari kamar rawat itu diikuti Kaizo.

Males jadi nyamuk katanya.

Kini hanya tinggal ke dua orang tua [name] dan BoBoiBoy yang masih memerhatikan tingkah pasangan itu. Mereka sesekali mengobrol.

Merasa cukup lama, Mara, selaku ibu BoBoiBoy mula membuka suara.

"Ekhem. Sudah dulu manja-manjanya."

BoBoiBoy dan [name] melepaskan pelukan masing-masing. Wajah mereka berdua mulai memerah.

"Ma maaf ibu." Ucap BoBoiBoy sambil menggaru lehernya.

"I iya tante. Hehe."

Semuanya sontak terdiam mendengar kata-kata [name] barusan. Mereka menatap gadis itu dengan hairan.

"K kenapa?" Tanya [name] gugup.

"Kamu nggapapa, kan [name]?" Mara balik bertanya.

"Iya. Emangnya kenapa, tante?"

Mara dengan gemas mencubit kedua pipi menantunya yang gembul itu.

"Kenapa panggil ibu pake tantee? Ibu sudah jadi mertua kamuuu." Ucap Mara gemas.

[Name] makin bertambah bingung.

"Kapan, tan? Kan aku baru kemaren resmi pacaran sama Oboy. Terus kemaren juga aku didorong oleh Fang." Jelas [name] panjang.

"..."

Mara berhenti mencubit pipi [name]. Ia melirik keempat orang lainnya dengan wajah bingung.

"Kamu beneran nggak inget apa-apa?" Tanya ayah [name] sambil mengelus lembut kepala putrinya.

[Name] menggelengkan kepalanya. Ia benar-benar tidak mengingat apa pun.

Suasana di kamar itu mendadak hening selama beberapa saat.

"Oboy. Coba panggil dokter." Usul Amato tiba-tiba.

BoBoiBoy hanya menurut.

"Baik ayah."

________

"Jadi gimana, dok?" Tanya ibu [name] setelah dokter itu selesai memeriksa kondisi putrinya.

Dokter itu tersenyum kecil.

"Pasien kini baik-baik saja. Hanya."

"Hanya apa?"

"Dia tidak bisa mengingat semua kejadian setelah kemalangan yang menimpanya dulu." Sambung dokter itu.

Semuanya mengangguk mengerti.

"Baiklah. Makasih, dok." Ucap BoBoiBoy sembari tersenyum.

"Sama-sama. Oh ya. Sore ini pasien sudah bisa pulang, ya."

"Iya."

Dokter itu pun pamit pergi.

"Eh. Kami pulang dulu, ya. Ada urusan di kantor." Amato dan Mara berjalan ke arah pintu.

"Iya. Kami juga."

Pasangan itu hanya mengangguk. Mereka menyalimi ke dua orang tua mereka.

"Dah."

Keempat orang itu pun keluar dari kamar, meninggalkan pasutri ini berdua.

[Name] masih bingung. Ia pelan-pelan turun dari ranjang dan melangkahkan kakinya ke arah suaminya yang sedang membereskan pakaiannya.

"Oboy." Panggilnya sembari duduk di sofa.

"Iya."

"Sekarang umurku berapa?"

BoBoiBoy memberhentikan kerjanya dan beralih duduk di samping [name]

"Umur kamu... 23 tahun." Sahutnya sambil membenarkan rambut isterinya.

"O oh. Dan status kita? Masih pacaran, kan?" Tanya [name] lagi.

BoBoiBoy menggelengkan kepalanya. Lengan kekarnya melingkar sempurna pada pinggang [name]

Ia membawa gadis itu duduk dipangkuannya. Bibirnya tersenyum tipis.

"Kau... adalah isteriku."

Mendengar itu, wajah [name] mulai memerah. Ia menundukkan kepalanya malu.

"Be benarkah?"

"Iya sayang. Kita sudah hampir setengah tahun menikah." Jelas BoBoiBoy lagi.

[Name] menyembunyikan wajahnya di dada BoBoiBoy karena malu. Sedangkan BoBoiBoy hanya tersenyum lucu.

"Udah. Nanti lagi peluk-peluknya. Oboy mau beresin pakaian kamu dulu."

[Name] menurut. Ia kembali duduk manis di sofa.

Melihat keimutan [name] itu, BoBoiBoy dengan tiba-tiba mendekatkan wajahnya dengan sang isteri.

[Name] sudah pasti terkejut dengan hal itu.
"Kenap."

Cup~

[Name] terkaku seketika. Ia memandang BoBoiBoy yang barusan tadi mengecup lembut bibirnya. Wajahnya langsung memerah hebat.

"OBOOYYY!~"

___________

Heloo! Aku baliiik!

Bagaimanaaaa? Ada yang mau comment?

Baiklah

Sea you

owner of my heartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang