~21 : Rencana Bermula

210 44 9
                                    

Malam itu.

BoBoiBoy dan Sara baru saja selesai berbelanja. Mereka berdua kini sedang makan bersama di sebuah restoran mewah.

"Seru banget hari ini." Ucap Sara sambil memainkan ponselnya.

BoBoiBoy hanya tersenyum lalu mengelus lembut kepala gadis itu. "Iya."

Sara menaruh ponselnya di atas meja. Matanya menatap wajah kekasihnya lekat.

"Sayang."

"Iya babe?"

Sara memegang tangan pria itu dengan lembut. Wajahnya dibuat sesedih mungkin, agar BoBoiBoy percaya dengan kata-katanya.

"Kenapa, hmm?" Tanya lelaki itu sambil mengelus lembut pipi orang di sebelahnya.

Huek! :V

Lanjut

"Aku...boleh minta sesuatu ngga?" Tanya Sara manja.

BoBoiBoy mengangguk. "Apa itu?"

Sara tersenyum kecil. Sangat kecill hingga tidak disedari oleh BoBoiBoy.

"Aku butuh wang. Ibuku lagi sakit."

Gadis itu mulai mengeluarkan air matanya. Air mata buaya lebih tepatnya.

BoBoiBoy menatap gadis itu dengan tatapan kasihan. Dengan lembut ia memeluk wanita itu, menaruh kepala wanita itu di pundak kokohnya.

"Sudah tentu, sayang. Berapa yangkamu butuhkan?" Tanyanya sembari mencium puncak kepala gadis itu.

Sara tersenyum bahagia. Dia merasa puas dengan hasil usahanya.

"Aku mau... 100 juta." Jawabnya santai.

BoBoiBoy mengangguk lalu mengeluarkan sekeping blackcart dari tas kecilnya. "Nah. Di dalam ini ada wang 300 juta. Habiskan sesukamu."

"Wah! Benarkah?"

"Iya. Apa saja untuk kamu."

Sara di buat tersenyum sumbringah mendengar hal itu. Ia langsung mengambil benda itu lalu dimasukkan ke dalam tasnya.

'asiknya. Dapet guna-gunain suami orang. Terus dapet banyak wang pula~bahagia banget hidup gw~.' Desis hati Sara bahagia.

"Sayang. Kalau malam ini kita tidur di rumah kamu, bisa?"

BoBoiBoy mengelap sisa saus dibibirnya. Matanya masih setia merenung wajah kekasihnya.

Entah kenapa, dia tidak bisa mengalihkan pandangannya dari wanita itu. Apa yang ia lihat sekarang ini, wajah Sara terlalu cantik.

"Iya boleh."

"Dan malam ini aku mau kita melakukan hal itu."

"Iya."

"Dan isteri kamu harus melihatnya."

"Iya."

Hanya itu yang bisa BoBoiBoy katakan. Iya, iya dan iya.

Dia sudah seperti sebuah robot. Harus menuruti segala perintah dan permintaan Sara.

BoBoiBoy takut. Takut kehilangan wanita itu.

Entah apa yang dia pikirkan sekarang, dia juga tidak tahu. Baginya, Sara adalah segalanya.

"Sayang. Ayo pulang."

BoBoiBoy mengangguk patuh. Setelah membayar makanan, mereka berdua berjalan keluar dari restoran itu.

Tanpa mereka sedari, ada seseorang yang sedang memerhatikan tindak-tanduk mereka sejak dari awal mereka datang ke restoran ini. Dia adalah Solar.

Solar di suruh oleh ayah dan ibunya untuk melakukan itu. Dia sudah merekam segalanya.

Ya. Seluruh keluarga mereka sudah tau tentang hal besar ini. Dan mereka juga sudah tau rencananya.

Solar kemudian mengambil ponselnya dari saku celana. Lalu dengan cepat dia menghubungi seseorang untuk meneruskan rencana itu.

"Halo, Blaze. Lo dan Taufan bisa ke sini sekarang."

"Baik."

Solar kembali menyimpan ponselnya. Matanya masih fokus memandang ke arah BoBoiBoy dan Sara.

Tak lama kemudian, Blaze dan Taufan tiba di tempat.

"Di mana dia?" Tanya Taufan sambil melihat sekeliling.

"Itu. Di sana."

Mereka berdua langsung berjalan ke arah yang Solar tunjukkan. Darah mereka mendadak memdidih saat melihat pemandangan di depan mata mereka.

"Ayo cepat Fan. Muak gw lama-lama liatnya." Ucap Blaze dengan ekspresi jijiknya.

Taufan mengangguk lalu dengan cepat ia menghampiri kedua manusia itu.

"Ekhem! BoBoiBoy bin Amato. Assalamualaikum."

BoBoiBoy dan Sara menoleh. Wajah Taufan ditatap tajam.

"Mau apa? Lo siapa? Ada perlu apa?" Tanya Sara.

Rasa takut mulai tumbuh di hati Sara. Perasaannya mulai nggak enak.

Taufan hanya diam dan dengan lembut ia mulai menarik tangan sepupunya.

"Ayo pulang. Ibu kamu manggil."

BoBoiBoy menatap Taufan tajam. "Tidak. Nanti tidak ada yang akan menjaga kekasihku."

Taufan melirik Sara sekilas. Kemudian ia kembali menarik tangan BoBoiboy, tetapi dengan lebih kasar.

"Nggak! Lo harus pulang! Blaze!"

Blaze langsung menghampiri mereka lalu membantu Taufan memegang tubuh BoBoiBoy yang sedang menjerit dan meronta itu.

"Jangan berontak, bodoh!" Teriak Blaze kesal.

"Lepas!! Lepas kan gw! Sayang!!! Tolong aku!" BoBoiBoy ikut berteriak meminta bantuan Sara.

Sedangkan Sara, ia hanya bisa diam. Tubuhnya terasa sulit digerakkan. Mulutnya juga tidak bisa berkata apa-apa.

"Aku mau Sara!!! Hiks!"

PLAKK!!!

Blaze yang tingkat kesabarannya sudah habis itu langsung menampar keras pipi sepupunya.

"Diam!!! Dia bukan isteri Lo! Isteri Lo ada di rumah."

Taufan dan Blaze kemudian mengangkat tubuh BoBoiBoy yang sudah pingsan setelah Ditampar oleh Blaze barusan. Solar juga turut membantu.

"Ayo pergi."

Mereka bertiga pergi membawa BoBoiBoy dari sana, membiarkan Sara sendirian.

Sara seakan baru memahamkan situasi yang terjadi barusan. Jantungnya mulai berdebar tak karuan.

"Ti tidak...tidak. mereka tidak akan tau. Tidak! Tidak!"

Sara mulai ketakutan. Ia kemudian mulai berteriak sendiri di gang sepi itu.

"...AAAAAARRRGHH!!! TIDAAAKK!!!!"

____________

EWWOo~

Gimana? Up lagi buat kalian :)

Kayaknya masalah hampir selesai, ya?

Baiklah.

Sea you

owner of my heartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang