~32 : Yaya Dan Serena

139 25 9
                                    

"kamu zudah selesai dandan?"

Serena yang sedang mendandani wajahnya di depan cermin itu seketika menoleh ke arah pintu, tempat suara itu berasal.

Di sana terlihat sang kakak kembarnya yang sedang duduk di atas kursi rodanya itu. Serena tersenyum manis.

"Sudah, kak." Jawabnya sembari melangkah mendekati Sara bersama tas tangannya.

Sara ikut tersenyum ke arah adik kembarnya itu. "Kamu ingat itu, kan?" Tanyanya sambil mengelus rambut merah bergelombang milik Serena.

Serena mengangguk mantap. "Iya, kak. Aku bakal ingat itu."

"Bagus. Kamu bisa berangkat sekarang."

Serena mengangguk patuh. Ia lalu pergi dari kamar itu dan membiarkan kakak kembarnya di sana.

Sara menatap sinis ke arah punggung Serena yang semakin menjauh itu. Detik berikutnya ia mulai menyeringai.

"Dasar adik bodoh. Mudah sekali dimanfaatin. Aku nggak suka melihat kamu lebih di sayangi sama mommy dan daddy." Gumam wanita itu perlahan sambil menutup pintu kamarnya.

Tiba-tiba tawa yang terdengar sinis mulai keluar dari bibirnya.

Aku bisa memukuli dua ekor anjing dengan sebuah batu~

__________

"BoBoiBoy."

Mendengar namanya dipanggil, ia langsung menoleh dan memberhentikan pekerjaannya.

"Ada apa, Yaya?" Tanyanya sambil memandang ke arah sekertarisnya yang sedang berdiri di ambang pintu.

"Kita ada karyawan baru, nih." Jawab gadis berjilbap merah muda itu sambil tersenyum.

BoBoiBoy hanya mengangguk sambil menutup berkas yang sedang ia tandatangani barusan. Pria itu kemudian membenarkan posisi duduknya sambil memasang wajah seriusnya.

"Suruh dia masuk." Titahnya dengan tegas.

Yaya mengangguk. Wanita itu memalingkan wajah ke arah belakangnya.

"Nona Serena, silahkan masuk." Ucap Yaya sambil memberikan ruang untuk dilalui oleh gadis di belakangnya itu.

Detik berikutnya, seorang gadis manis melangkah dengan pelan memasuki ruangan yang serba mewah itu sambil tersenyum malu.

BoBoiBoy hanya memberi tatapan datar pada gadis di depannya itu. "Nama?"

Nyali gadis itu seketika menciut saat menatap wajah pria itu.

Orangnya nyeremin. Kok kak Sasa mau sama dia sih? Monolok hatinya

"Sa saya, Serena Alissa, tuan." Jawab Serena gugup.

BoBoiBoy menatap lekat wajah putih Serena sebelum kembali bersuara. "Kembaran Sara?"

Serena mengangguk kaku. Jari-jarinya meremas antara satu sama lain karena terlalu gugup.

"Yaya. Kamu kasih dia jawatan apa?" Manik hazel itu melirik Yaya yang masih setia berdiri di sana.

Yaya sedikit tersentak saat dirinya tiba-tiba ditanya. Ia berdehem seketika.

"Admin. Dia menggantikan posisi nona Sara." Jelas Yaya.

"Baiklah. Kamu bisa pergi sekarang. Bekerjalah dengan benar, jangan seperti kakakmu. Jika tidak, saya tak akan segan-segan memecat mu. Mengerti?" Ancam BoBoiBoy sambil memberi tatapan tajamnya.

"Ba baik tuan."

"Yaya, bawa dia."

Yaya mengangguk patuh. "Ayo nona."

Serena berjalan membuntuti Yaya keluar dari ruangan yang terasa dingin itu.

"Kak Yaya. Tuan BoBoiBoy itu nyeremin, ya?" Ucap Serena yang sedang berjalan di samping Yaya.

"Iya. Dia hanya bersikap lembut dengan keluarga dan teman dekatnya saja." Jelas Yaya.

"Oh..."

"Kenapa Sara keluar dari kantor ini?" Giliran gadis bermanik hazel itu kembali bertanya.

Serena terdiam seketika sebelum menjawab pertanyaan Yaya.

"Dia sakit."

Yaya tersenyum kecil. Wajah Serena ditatap sekilas. "Sakit? Sakit apa?"

Serena menggigit bibirnya sedikit. Tiba-tiba ia merasa suasana di sekelilingnya menjadi mencekam.

Gadis itu menatap takut-takut ke arah wajah ayu orang di sampingnya. "Sa sakit misteri, kak. Kami juga tidak tau sakit apa itu." Jawab Serena perlahan.

Yaya masih memamerkan senyum manis andalannya. Ia kemudian mendekatkan bibirnya pada telinga Serena.

"Bilang sama kakakmu, selamat menerima karma." Bisik Yaya perlahan.

"H huh."

Gadis berkerudung merah muda itu kembali menegakkan tubuhnya. Manik indahnya kembali melirik ke depan.

"Sudah sampai. Ini mejamu." Ucap Yaya sembari menormalkan expresi wajahnya.

"Ah baiklah. makasih, kak." Sahut Serena sambil tersenyum.

Yaya mengangguk. "Sama-sama. Ingat. Di sini tempatnya untuk mencari uwang, bukan mencari masalah. Selamat bekerja."

Yaya beranjak pergi dari sana seusai mengucapkan pesan buat gadis itu.

"Makasih kak."

Serena mulai melaksanakan pekerjaannya dan segera melupakan kata-kata Yaya barusan.

__________

Jam sudah beranjak ke waktu makan siang, tapi pria bersurai coklat itu masih fokus dengan pekerjaannya.

"Laper..." Lirihnya perlahan sembari mengusap perutnya dan menaruh dagunya di atas meja.

"Kalau saja my love mau menghantar bekal makan siang buat aku...tapi aku tak mau merepotkannya." Lanjut BoBoiBoy bergumam lagi.

Tok tok tok!

BoBoiBoy langsung menegakkan posisi tubuhnya saat mendengar suara ketukan pintu. Ia membenarkan sedikit dasinya.

"Masuk!"

Tak lama setelah itu, pintu ruangan itu terbuka dari luar dan terlihatlah seorang wanita melangkah masuk ke dalam.

"Assalamualaikum, sayang~."

_____________

Hai hai! Hellow! Selamat sore!

Bagaimana dengan chapter hari ini? Cukup membingungkan?

Oh ya. Lupa mau bilang kalau [name] di book ini punya banyak teman, ya.

Dan Yaya di sini bukan villain, ok. Kasihan Yaya sering dijadikan character villain.

"Salah saya apa?" [Yaya]

Tapi Lily mau jujur. Kalau lily merasa cemburu kalau ketemu buku yang ada  ship [BoyYa] nya. Nggak sukaaa.

Kalian gitu juga ngga, sayang? Jawab di komentar

Baiklah.

Sea you nanti, sayang

owner of my heartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang