BAB 14

458 56 4
                                    

Jam menunjuk pkl 21:00 , malam ini afan mengizinkan istrinya tidur di ranjang, sementara ia tidur disofa

Afan terus memerhatikan gerak gerik istrinya itu yang terlihat tidak bisa tidur,devi membolak-balik badannya tidak bisa memejamkan mata

Afan segera bangkit dari tidurnya, kemudian menghampiri istrinya yg kesusahan itu

"Gabisa tidur ya?"tanya afan sekarang sudah ada didepan istrinya

Devi menatap suaminya itu,heran biasa jam segini sang Dosen Uda tidur

"Kenapa gak bisa tidur?"ucp afan yg tadi tidak mendapatkan jawaban kali ini ia menekuk lutut nya kearah istrinya yg masih terduduk ditepi ranjang

Devi menghembus nafas kasar,afan dapat merasakan beban istrinya, kemudian ia menggenggam anak jari istrinya

Kemudian devi menatap bola mata yg ke coklatan milik suaminya

"Pikiran aku tidak tenang fan"ucap devi kemudian kembali menunduk

Afan mengelus rambut devi, lalu ia tersenyum, menaikkan dagu istrinya dengan anak jari

"Cari angin yok?"ucp afan kemudian berdiri, sembari menggenggam tangan devi

Saat hendak pergi, Devi menghentikan langkahnya, membuat afan menoleh kearahnya

"Kenapa?"tanya afan

"Kamu gak tidur?"tanya Devi

Sungguh kejutan bagi afan,ia tersenyum baru kali ini ia mendengar sebutan 'kamu' dari seorang devi

Afan mendekat kan wajah lebih dekat ke wajah devi, lalu ia tersenyum

"Aku gabisa tidur,kalo istri aku ga tidur duluan"ucap afan kembali menggenggam tangan devi yg tadi hendak dilepas

Tanpa sadar Devi tersenyum, membiarkan suaminya menggenggam tangan nya
__________________________________________

Adara sedang membaca buku dihalaman rumah, sedikit terkejut saat sepasang suami istri itu keluar dari pintu

Adara menoleh, matanya fokus ke tangan keduanya yg sekarang menggenggam

Devi sadar dengan perhatian yg dituju adiknya itu,ia sempat melepaskan tangannya dari genggaman afan, namun afan kembali menggenggam nya, membuat devi heran

Adara menunduk, sekarang iya yakin bahwa dia sudah terjebak jatuh cinta ke suami kakaknya,ini diluar dugaannya, semakin ia menatap devi dan afan bermesraan, semakin sakit rasanya

"Dar"seru afan, membuat Adara kembali menatap keduanya

"Kita mau keluar cari angin,kamu mau ikut?"tanya afan kemudian

"Kalo aku ikut,akan semakin sakit rasanya, apalagi harus menghadapi kebucinan mereka yang sungguh tidak bisa aku hadapi "batin adara

"Engk kak,masi ada tugas "jawab adara sedikit tersenyum

"Yaudah kalo gitu,aku sama devi mau keluar dulu, kamu yakin gapapa dirumah sendiri?"tanya afan kembali

Devi sungguh canggung saat afan terus menggenggam tangan nya,namun ia juga merasa aneh biasanya Adara suka menggoda mereka, tapi mengapa sekarang ia bersikap seperti cemburu?

"Gapapa ka"jawab adara

"Kita keluar dulu ya"ucap afan sungguh semangat sembari membimbing devi keluar dari halaman rumah

Adara terus memerhatikan arah punggung keduanya

"Apa bener mereka udah saling cinta ya?"tanya Adara pada diri sendiri

hanya kamu devisa (Defan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang