BAB 21

553 60 7
                                    

ASSALAMUALAIKUM MASIH DENGAN CERITA SAYA, ALHAMDULILLAH SAYA BERUBAH PIKIRAN DAN MEMUTUSKAN UNTUK MELANJUTKAN CERITA INI, SELAMAT MEMBACA!!

Udah hampir 3 jam perjalanan, devisa dan adara pun tiba di desa

Keduanya bergegas turun,tak lupa membayar ongkos

"Makasih ya pak"ucp adara

Devi menarik tangan Adara lalu kedua bergegas berlari kerumahnya

"Assalamualaikum,Bun,bundaa bundaa"ucp keduanya begitu panik

Tidak ada jawaban yg terdengar, keduanya semakin panik

"Kak gimana kalo bunda.."ucap Adara yg terpotong oleh Devi

"Enga dar,bunda ada kok, kita cari lagi ya"ucp devi cepet menangkap ucapan Adara

Air mata mulai menetes,kaki keduanya bergetar,anak anak jari menggigil, wajah mulai pucat

Sudah semua tempat dirumah itu mereka datangi tapi mereka tidak menemukan bunda

"Aku khawatir kak"ucp Adara menangis

Mendengar ucapan itu membuat devi ikut melemah,ia langsung menangkap tubuh adiknya kedalam dekapannya

"Percaya aja bunda baik baik saja"devi berusaha menenangkan adiknya sementara ia sebenarnya juga tidak kuat

"Non devi ,non adara?,naon kok bisa disini,kapan sampe non?"ucap bi Marti yang tiba-tiba masuk

Keduanya melepaskan pelukan

Adara menggenggam tangan bi marti,ia menunduk mengeluarkan air mata

"Katakan,bunda baik baik aja, bunda baik baik aja kan bi!!!"Ucp Adara sedikit menghentak

"Dimana bunda bi"lanjut nya sementara devi hanya menunduk dibelakang ia merasa tak kuat

Rasanya juga tidak tega bagi bibi melihat bagaimana aksi kedua anak ini menyaksikan sendiri makam ibundanya

"Yang ikhlas ya non,kita semua juga merasakan kehilangan, semua itu sudah takdir"ucp bi Marti ikut meneteskan air mata

"Tunjukkan makam bunda bi"ucp devi yg tak menoleh sedikit pun,ia hanya menunduk

Adara memutar pandangan nya lalu ia memegang kedua bahu kakak nya

"Engk kak,apa yg kakak katakan,bunda ga mungkin nyusul ayah begitu cepat, bunda ga mungkin ninggalin kita kak,hiks bunda masih hidup "ucap Adara sambil berteriak menangis

Adara berteriak seperti orang gila,devi hanya terdiam air mata terus membasahi pipinya, keduanya merasa hancur

"Aku harus kuat demi adara,aku gaboleh kelihatan lemah "batin devi

Adara menghentak hentak benda yg ada dirumah itu

"Engk!!!!"teriaknya mendorong meja

Bagaimana devi bisa menghadapi adara sendiri, sekarang ia sangat membutuhkan suaminya, dukungan dari afan adalah obat dari segalanya, namun sayangnya afan tidak disini

7 tahun yang lalu ayahnya meninggal disebabkan kecelakaan,devi adalah anak manja dari ayah,sejak kehilangan ayah ia bener bener hancur sehingga ia pernah membenci bunda nya karena menyuruh ayah untuk menerima perkejaan diluar kota yg disebabkan angkot yg dikendarai nya kecelakaan,ada adara yg selalu membela bunda nya

Devi sangat membenci bunda nya,3 bulan saat mengetahui ibundanya mengidap penyakit parah,devi merasa ketakutan,benci tapi ia juga tidak ingin kehilangan keluarganya lagi, saat semenjak itu devi sangat manja ke bunda , sehingga ia memutuskan untuk mencari perkejaan diluar kota untuk mencari uang kebutuhan keluarganya dan untuk obat bunda juga

hanya kamu devisa (Defan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang