BAB 20

483 46 3
                                    

Tak lama kemudian mereka pun tiba dirumah,defan segera memapah Adara kedalam

Keduanya membantu adara membaringkan diri di kamarnya

"Kak"pinta Adara

"Iya knp dar?"tanya devi sembari menyelimuti adiknya itu

"Kaka ke kampus aja,aku sendiri gapapa kok, nanti kalo ada apa apa aku kabari janji"ucap Adara

Devi tersenyum lalu duduk disampingnya

"Kalo keadaan darurat aku gabisa terburu buru,lagian ga mungkin juga aku ninggalin kamu disini sendirian dalam kondisi begini"protes devi sembari mengusap rambut pendek milik Adara

Sesaat kondisi terdiam

"Eum yaudah kalo gitu dev aku mau langsung ke kampus ya, nanti kalo ada apa apa kabarin aku"ucp afan

Devi mengangguk cepat, lalu menoleh kearah adara

"Dar, istirahat ya,aku mau ngantar afan kedepan dulu"ucap devi dengan diangguki oleh Adara

Devi pun mengantar kan suaminya ke depan

"Aku langsung jalan ya "ucap afan tersenyum

"Iya hati hati "

Devi segera mengambil tangan suaminya lalu menyalim nya

"Assalamualaikum "

"Waalaikum salam "

Afan segera berangkat,devi melambaikan tangannya kearah suaminya yg mulai menjauh

"Kenapa ya akhir akhir ini aku sering banget mikirin afan,apa bener jangan jangan aku udah mulai suka sama dia?"batin devi
___________________________________________

Dikamar,Adara tidak bisa tertidur,ia tidak bisa memikirkan apa yang terjadi padanya, hati nya hancur,di usia semuda ini dia menderita penyakit separah itu

Adara mengambil foto di laci meja, foto keluarga kecilnya

"Aku kangen bund,aku kangen bunda,aku ga kuat hiks hiks, gimana kalo aku ninggalin bunda sebelum aku ketemu bunda lagi?"ucap nya bicara sendiri iar mata terus membasahi pipi nya

"Aku takut kehilangan orang orang yg aku sayang,dan aku takut aku yg bakal pergi sebelum aku ketemu bunda lagi,dan cerita cerita pengalaman aku disini"sambungnya

"Kalo boleh jujur aku iri bun,aku iri sama ka devi yg punya segalanya, punya tempat cerita, punya suami seperti ka afan, punya orang yg sangat mencintai nya setulus ka afan"

Air mata tak henti menetes

Mendengar suara tangisan berasal dari kamar adara,devi segera berlari menemuinya, dengan gercep Adara segera menyeka air matanya

"Dar?kamu kenapa?"tanya devi sembari duduk ditepi ranjang disamping adiknya

Adara menggeleng cepat,Devi menyadari ada foto bunda di pangkuannya

Devi segera memeluk adiknya itu

"Kaka juga kangen bunda dar,kaka janji liburan kali ini kita pulang ke kampung menghabiskan waktu di sana"ucap devi

Adara cukup tenang karena ternyata devi tidak mendengar ucapannya

"Aku mau pulang aja kak,aku pulang ke rumah bunda ya,aku mau tinggal disana sama bunda "ucap adara kembali meneteskan air mata

Mendengar ucapan itu,devi segera memegang pipi adiknya lalu menyeka airmata itu

"Kita pulang bareng bareng kita bujuk bunda lagi ya"ucap Devi

"Tapi aku pengen ke kampung,aku gamau disini kak,aku mau pulang "protes Adara lagi

"Kenapa tiba-tiba adara kek gini ya"batin devi mulai curiga

hanya kamu devisa (Defan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang