Chap. 5 : Freaks Show's Headquarter

568 99 4
                                    

*Minggu*

Para anggota Freaks Show sedang berkumpul di markas atau bisa dibilang rumah Freen. Rumah Freen terpilih karena tidak ada orang dewasa yang memantau membuat mereka bebas berbicara dan berperilaku.

Heng si pecinta film menyumbangkan tv yang besar serta audionya. Terakhir dia menyumbangkan seperangkat alat Wifi dan membayar layanan Wifi yang paling mahal dan kencang.

Lalu ada Irin yang terobsesi dengan komputer dan perintilannya. Dia sangat terobsesi menjadi hacker sejak masih duduk di bangku sekolah dasar. Dia memboyong perangkat komputernya ke rumah Freen. Kebiasaannya di depan layar komputer terlalu lama membuat khawatir orang tuanya. Maka dari itu Irin menggunakan rumah Freen sebagai alasan untuk bekerja kelompok agar bisa bermain komputer sesuka hati.

Sementara Friend yang berbakat di dunia pertukangan seringkali membuat perabotan sebagai hobi dan memberikannya kepada Freen untuk keperluan markas mereka. Yang terbaru adalah kursi goyang dari kayu yang dia design senyaman mungkin untuk digunakan. Friend juga sering memperbaiki pipa- pipa yang bocor di rumah Freen ataupun hanya membongkar pasang saja untuk mengasah keahliannya.

Mereka menyumbangkan barang dan tenaga kepada Freen sebagai ucapan terima kasih karena sudah mau menerima mereka sebagai teman.

"Jadi kamu denger mereka ngomongin kamu dan kamu tetep mau kasi tutor ke mereka?" Tanya Nam yang sibuk membuat soal kimia untuk kegiatan tutor. Sama seperti Freen, Nam juga ikut menjadi tutor di bidang kimia.

"Aku sebenernya gamau tapi Marissa bayar ekstra." Ucap Freen yang sibuk bermain catur dengan Friend.

Sewaktu Rebecca dan Marisa bertengkar dan membuat taruhan, Freen mendengar semua itu dari balik dinding.

"Lalu Becca? Bukannya kamu benci dia?" Tanya Friend menggerakan pionnya.

"Aku sebetulnya mau nolak tapi waktu itu dia bilang... kalau ga lulus gabakal ikut prom dan kamu tau kalau itu terjadi semua rencana kita bakal sia- sia. Skak!" Ucap Freen memakan benteng Friend dengan ratunya membuat raja friend terjebak.

"Gimana dengan taruhan mereka? Kalau salah satu dari mereka berhasil, kita tahu yang kalah ga bakal muncul di prom." Ucap Nam.

"Kamu berharap aku luluh dengan salah satu dari mereka Nam? Serius?" Tanya Freen menaikan salah satu alisnya.

"Yah siapa tau kan. Lagian mereka juga cantik- cantik."

"Ya cantik tapi jiwa mereka buruk. Skakmat!" Ucap Freen.

"Sial! Kenapa si kamu pinter banget kalau permainan strategi!" Gerutu Friend yang kalah.

"Itu lah kenapa dia mastermind di rencana kita." Ucap Nam terkekeh.

Ting- tong

Kelima orang menengok ke arah pintu.

"Siapa sih." Ucap Freen bingung mengecek dari jendela. Seketika matanya membelalak ketika melihat Rebecca berada di depan pintu.

"Siapa?" Tanya Nam.

"Rebecca! Cepet copot kertas- kertasnya!" Bisik Freen.

Segera Friend dkk. melepas kertas- kertas yang penuh dengan coretan dan foto- foto dari dinding dan memindahkannya di sebuah ruangan lalu Irin mengunci pintunya.

"Ngapain dia kesini?" Tanya Nam berbisik.

"Aku gatau ini harusnya belum jadwal tutor dia." Ucap Freen.

"Kamu ngajarin dia disini? Tempat di mana kita ngerencanain sesuatu buat dia? Kamu serius?" Tanya Nam.

"Dia udah bayar banyak buat tutor di sini. Oke semuanya bersikap normal." Ucap Freen yang hendak membuka pintu.

Queen Bee (FreenBecky)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang