Chap. 17: You're Here! (18+)

1K 123 4
                                    

*7 tahun kemudian*

"Jangan ngeliat keluar terus, Bec. Nanti tambah kangen, loh." Ucap Nam yang sedang menghabiskan waktu luang dengan membaca majalah gosip terbaru.

Hari ini adalah hari Sabtu. Hari di mana anggota geng Freakshows berkumpul di markas mereka untuk bersantai ria. Sebelum pergi, Freen menitipkan rumah itu kepada mereka. Freen berharap mereka dapat membuat rumah tampak hidup dengan kehadiran mereka.

Semua anggota genk dan Becky sudah lulus kuliah dan sebagian besar sudah mulai bekerja. Para Freakshows berkumpul untuk melepaskan penat dan membebaskan diri dari kesibukan dunia untuk sesaat.

Becky yang sangat merindukan Freen juga ikut berkumpul di rumah itu. Setiap  berkumpul dia akan menghabiskan waktunya menatap ke arah luar jendela mengharapkan seseorang yang sangat dirindukannya itu muncul.

Bahkan jika Becky sangat merindukannya, dia akan tidur di kasur Freen dan mengambil salah satu baju yang ditinggalkan Freen untuk dipeluknya sepanjang tidur.

Selama tujuh tahun, tak ada satupun pesan ataupun panggilan dari Freen bahkan sosial media milik Freen juga menghilang. Freen hilang bak ditelan bumi.

"Kami pulang dulu, Beck. Jangan lupa kunci pintu ya kalau kamu pulang." Ucap Irin pamit diikuti para anggota genk lainnya.

Malam ini Becky memutuskan menginap untuk meredakan sedikit rasa rindunya.

"Kapan kamu pulang, sayang, aku kangen banget sama kamu..." Gumamnya sembari memeluk pakaian Freen yang tertinggal. Air mata perlahan mengalir membasahi pipi Becky. Sungguh berat rasanya menahan rindu.

Lelah menangis, akhirnya Becky tertidur dengan sendirinya.

~

*pukul 2 malam*

"Ambil aja kembaliannya, pak." Ucap Freen kepada supir taksi yang mengantarnya.

Ya, setelah berkelana ke berbagai negara selama 7 tahun, Freen akhirnya kembali ke kampung halamannya.

Dengan kunci cadangan yang selalu dibawanya itu, Freen membuka pintu rumah. Dilihatnya isi rumah masa kecilnya itu mencari- cari apa yang berubah.

Tak ada satupun yang berubah. Semua barang masih berada di posisi yang sama semenjak Freen meninggalkan rumah itu.

Untuk menyegarkan diri, Freen mandi lalu mengambil baju bersih dari tas nya. Freen hendak membuka pintu kamar tapi merasakan ada hawa dingin mengenai kakinya dari sela- sela pintu. Perlahan dibukanya pintu itu agar tidak membangunkan siapapun yang berani tidur di kamarnya.

"Becky..." Gumamnya pelan. Senyuman mengembang di bibirnya. Tujuh tahun lamanya Becky hanya bisa ditemui di pikiran dan alam mimpinya. Freen harus mencubit lengannya sendiri untuk memastikan apakah ini hanya mimpi saja.

Ouch!

Ini bukan mimpi. Pujaan hatinya benar- benar sedang tidur di ranjang lamanya dengan memeluk baju yang ditinggalkan Freen.

Perlahan Freen naik ke atas ranjang dan merangkak di atas Becky. Kepalanya masuk ke leher Becky menghirup dalam- dalam aroma khas yang sangat dirindukannya.

"Ehmm... sayang, kamu ganteng banget." Becky mengigau dengan setengah mata terbuka mengira ini semua hanya mimpi. Freen terkekeh pelan mendengar perkataan Becky. Tak ingin membangunkan kekasihnya, Freen merebahkan diri di samping Becky dan tertidur.

~

Pagi datang, Becky terbangun dan menggeliatkan tubuhnya.

"Hmm.... kapan kamu pulang, sih? Aku kangen-" Ucapan Becky terpotong ketika tangannya yang biasa meraba ranjang kosong kini menyentuh sesuatu seperti bagian tubuh manusia.

Reflek Becky menoleh ke sampingnya. Matanya membelalak tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.

Grep!

Becky langsung memeluk Freen erat- erat membuat Freen mulai terbangun.

"Kamu pulang!" Ucap Becky tidak percaya.

"Hmm..." Gumam Freen tersenyum.

"Kamu pulang!" Sekali lagi Becky berucap karena tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.

"Iya, Becky aku udah pulang." Ucap Freen mulai membuka matanya.

"Kamu di sini!" Ucap Becky tersenyum lebar.

"Ayo mandi dulu, sayang." Ucap Freen menggendong Becky yang tidak mau melepaskan pelukannya ke kamar mandi.

~

"Makan dulu." Ucap Freen berusaha menyuapi Becky yang kini duduk di pangkuannya. Becky tidak melepaskan Freen sama sekali sejak bangun. Bahkan kini dirinya tidak mau turun dari pangkuan Freen.

Freen menyuapinya sarapan, sementara Becky memandangi wajah tampan yang sangat dirindukannya itu.

"Kamu makin ganteng aja." Ucap Becky kagum dengan wajah Freen yang terlihat semakin dewasa.

"Kamu makin seksi." Freen membalas pujian Becky.

"Udah abis! Kamu mau kemana sekarang, hmm." Ucap Freen ketika sarapan mereka telah habis.

"Sini." Ucap Becky turun dari pangkuan dan menggandeng Freen ke arah kamar.

"I miss you..." Bisik Becky langsung melumat bibir Freen.

"...so much." Bisiknya kembali mendorong Freen ke atas ranjang dan Becky merangkak menaiki tubuh Freen.

Keduanya saling melumat bibir dan menggerayangi tubuh satu sama lain untuk melepas rindu mereka. Becky berinisiatif melucuti baju mereka berdua.

Ketika sudah telanjang bulat, Freen membalik posisi mereka membuat Freen menindih Becky.

"Ssshhh!" Desis Becky pelan ketika ujung penis Freen akhirnya masuk kembali ke vaginanya. Freen perlahan- lahan memasukan penisnya lalu kembali menindih Becky untuk memulai percakapan mereka.

"I miss you, too." Ucap Freen sembari pinggulnya bergerak maju mundur.

"Mmpphhh... punyamu makin besar!" Desah Becky.

"Punyamu makin ketat." Balas Freen.

Plok
Plok
Plok

Gerakan Freen semakin cepat. Tujuh tahun lamanya menahan diri, kini Freen memiliki kesempatan untuk melampiaskannya.

"Ahh, sayang! Kamu enak banget!" Erang Freen kini mencengkram pinggul Becky dan melesakkan penisnya dalam- dalam. Matanya memerhatikan tubuh Becky yang terlihat semakin seksi itu dengan seksama.

"Ngghhh! Kencengin lagi!" Desah Becky membuka lebar pahanya untuk memudahkan gerakan Freen.

Kaki- kaki ranjang ikut berdecit akibat gerakan liar mereka. Hanya desahan dan erangan saja yang terdengar di kamar itu.

"Ah! Ah! Ah! Puasin aku, Freen! I need you so baadddd!" Desah Becky hampir mencapai puncaknya. Reflek kedua kaki Becky saling mengait di belakang punggung Freen.

"Aaarrggghhh lepas dulu, sayang! Rasanya mau keluar!" Erang Freen yang sudah diujung tanduk berusaha melepaskan kuncian kaki Becky. Sudah terlalu lama sejak terakhir kali Freen mengeluarkan peju nya membuat Freen hanya bisa bertahan sebentar saja dicengkram oleh lubang hangat Becky.

"Nghhh! Aku juga!" Desah becky justru menguatkan kunciannya. Tidak rela jika penis kesayangannya itu dicabut sebelum dirinya orgasme. Nafsu yang sudah diubun- ubun mengalahkan logikanya.

"Sayannngggg!" Erang Freen berusaha memperingatkan Becky.

"Fvck! Fvck! I'm coming! Oohhhh!" Teriak Becky semakin erat memeluk membuat penis Freen semakin terbenam.

"Beckyyyy!" Freen melolong sudah tidak bisa menahan diri. Freen menekan pinggul Becky dan melesakkan penisnya dalam- dalam menembakan sperma ke rahim Becky.

Crot
Crot
Crot

"Ah! Anget!" Teriak Becky merasakan sensasi sperma yang membasahi rahimnya.

Seketika Freen ambruk setelah tetesan sperma terakhir ditembakkan.

"Nanti malem ke rumah ya ketemu orang tua aku." Ucap Becky setelah pikirannya jernih kembali.

"Hmm..." Freen yang masih lemas pun hanya bisa berdeham saja menyetujui apapun yang dikatakan oleh Becky.

Queen Bee (FreenBecky)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang