Chap. 11: I Have Fallen

622 95 3
                                    

Tok tok tok

Cklek.

"Liat nih!" Ucap Becky dengan bangga membentangkan kertas ujiannya di depan wajah Freen.

"Selamat ya nilainya bagus." Ucap Freen ketika melihat tulisan '87' dari jarak dekat.

"Becky gitu loh." Ucap Becky bangga mengibar- ibarkan kertasnya di udara membuat Freen tersenyum gemas.

"Cepetan ganti baju!" Perintah Becky mendorong Freen masuk ke kamarnya.

"Eh buat apa?" Freen bertanya sembari berjalan sesuai arah dorongan Becky.

"Mobil aku udah ga di sita jadi aku mau ngajak jalan- jalan kamu karena udah bantu aku dapet nilai bagus. Cepetan ya ga pake lama! Aku tunggu di mobil."

~

"Kita mau kemana?" Tanya Freen.

"Hmm... aku juga gatau si... kamu ada saran mau kemana gitu?" Tanya Becky mengetuk- ngetuk setir mobil dengan jemari lentiknya. Freen mengecek jam melalui ponselnya.

"Udah jam 4 sore.... ayo ke pantai, Beck!"

Segera mereka sampai di tepi pantai. Freen mengajak Becky mengunjungi sebuah pasar malam yang diadakan tahunan di dekat situ. Mata Becky berbinar melihat kerlap kerlip lampu dan warna mencolok yang berasal dari wahana permainan dan food stand.

Freen segera menggandeng Becky untuk mencoba setiap wahana permainan mulai dari bianglala, kora- kora, hingga rumah hantu.

"Freen! Aku mau itu!" Becky menarik lengan baju Freen agar berhenti lalu menunjuk ke arah salah satu stand game berhadiah.

"Pak, yang itu berapa?" Tanya Freen menunjuk boneka panda kecil yang diinginkan Becky.

"Oh harus bisa masukin kelereng ke botol itu, dek. 4x berhasil masuk botol baru bisa dapat. 10 ribu dapat 10 kelereng." Bapak penjaga stand menjelaskan. Demi Becky, Freen menyerahkan selembar uang kepada penjaga itu dan mulai melemparkan kelereng- kelerengnya.

"Maaf, dek, belum berhasil."

"Maaf, Beck, aku..."Freen tidak jadi meneruskan kalimat lantaran Becky memasang wajah memelas di hadapan Freen.

"Pak, sekali lagi!" Freen kembali menyerahkan selembar uang.

"Kurang beruntung, dek."

"Sekali lagi!"

"Wah nyaris, dek."

"Lagi!"

Sudah 5x Freen mencoba tapi selalu gagal. Akhirnya, munculah ide cerdik di otaknya.

"Eh, Beck, tolong beliin air es yah di stand yang itu. Aku coba dulu sekali lagi." Ucapnya menunjuk ke sebuah stand yang agak jauh dari tempatnya sekarang.

"Oke. Tunggu ya." Ucap Becky polos menuju ke stand yang dimaksud. Begitu Becky pergi, Freen segera mengeluarkan selembar 50 ribu dan menatap sang bapak penjaga stand.

"Pak biar saya beli aja ya bonekanya. Plis, pak." Ucap Freen memohon. Karena bapak tersebut juga sudah merasa kasihan, akhirnya mengiyakan saja permintaan Freen dan memberikan boneka itu seharga 50 ribu.

"Terima kasih, pak!" Ucap Freen gembira segera meraih boneka itu dan berjalan cepat menuju Becky.

"Becky! Becky! Liat aku bawa apa!" Ucapnya riang gembira mengangkat boneka itu tinggi- tinggi di langit seolah- olah sedang mengangkat piala juara 1.

"Hah?! Dapet beneran?! Horrreeeeee!" Becky berteriak senang segera menerima boneka itu dan melompat- lompat kegirangan.

Kruuukkkk~

"Laper?" Tanya Freen mendengar suara perut Becky. Becky hanya mengangguk saja sambil memegangi perut dan boneka pandanya.

"Yuk cari makan." Freen mengajak Becky menjelajahi lautan food stand di situ.

Dalam waktu 30 menit, keduanya sudah memborong makanan yang diinginkan. Lebih tepatnya mereka memborong makanan yang terlihat menarik di mata Becky. Becky memegang segelas milk tea dengan boba sementara Freen membawakan aneka gorengan yang belum pernah dicoba Becky.

"Hmm... bentar lagi....ayo duduk situ." Gumam Freen kembali melihat jam melalui ponselnya. Freen memilih bangku yang menghadap ke arah lautan sebagai tempat untuk menikmati makanan mereka. Digelarnya makanan dan minuman yang sudah dibeli diantara mereka.

"Kita nunggu apa?" Ucap Becky sembari terus melahap Hotang yang dibelinya.

"Sunset. Kamu ga pernah liat?" Tanya Freen. Becky hanya menggelengkan kepalanya sembari mengunyah.

"Oh ya? Kalau gitu kamu harus liat sekarang." Ucap Freen segera mengalihkan pandangan ke arah matahari yang akan tenggelam.

"Indah banget." Gumam Becky yang menyaksikan matahari terbenam sembari menyedot milk tea nya.

"Aku tau, Beck. Tapi kamu lebih indah di mataku." Pikir Freen sesekali melirik wajah Becky yang fokus melihat matahari terbenam.

~

"Hati- hati nanti pulangnya." Ucap Freen yang sudah berada di depan rumahnya.

"Oke, bye!" Ucap becky lalu melajukan mobilnya.

Cklek.

"Udah selesai pacarannya?" Ucap seseorang mengagetkan Freen.

"Sejak kapan kamu di sini?" Tanya Freen yang kaget dengan kehadiran Nam di dalam rumahnya. Freen memang memberikan Nam kunci rumah agar bisa masuk sewaktu- waktu tapi baru kali ini Nam datang tanpa sepengetahuannya.

"Sejak tadi aku liat kamu sama dia di pasar malam, aku langsung kesini." Ucap Nam.

"Aku ga pacaran." Freen menjawab sembari menuangkan air ke gelas kosong.

"Tapi kamu kelihatan jatuh cinta..."

"Terus kenapa, Nam? Salahkah aku jatuh cinta?!" Ucap Freen membanting gelasnya di atas meja. Freen mengakui bahwa dirinya sedang kasmaran.

"Freen! Sadar! Kamu bisa ngerusak semuanya!"

"Kalau gitu aku bakal hilangkan Becky dari rencana kita! Aku akan tetap bantu kalian terusin rencana itu tanpa Becky! Aku tutup mulut! Becky gabakal tau semua ini! Puas?!" Ucap Freen dengan emosi.

"Terus apa? Kamu denger sendiri dia bilang kalau kamu itu cuma bahan taruhan, Freen! Jangan berharap dia beneran suka sama kamu!"

"Tapi aku mau dia, Nam!"

"Tapi apakah dia mau kamu? Seandainya kamu ngikutin kata hatimu.... kamu minta dia jadi kekasihmu.... melepas keperjakaanmu buat dia..."

"Nam..." Ucap Freen dengan nada memperingatkan.

"Freen... aku pernah liat kamu menderita gara- gara dia dan itu cukup sekali! Aku gamau liat lagi untuk kedua kalinya. Paham?" Ucap Nam.

"Relakan dia..." Ucap Nam menepuk pundak Freen yang sedang terduduk lesu sebelum akhirnya pulang.

Queen Bee (FreenBecky)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang