Sepulang dari rumah Freen, Becky memarkirkan mobilnya di garasi dan menghabiskan seluruh jajanan yang dibelinya sebelum memasuki rumah.
Dijejalkannya bungkus- bungkus kosong itu ke dalam tong sampah sebelum mama nya mulai curiga. Tapi sayang sekali, sepasang mata sudah mengawasi dari balik jendela rumah.
Cklek.
"Darimana?" Suara yang sangat familiar menggema di rumah itu.
"Eh mamah! Dari shopping bareng temen, mah." Ucap Becky sedikit gugup.
"Shopping? Mana belanjaannya?" Tanya Rawee menatap tajam Rebecca.
"Eh um itu mah." Becky gelagapan mencari jawaban.
"JANGAN BOHONG, REBECCA!" Bentak Rawee menghampiri Becky yang mulai takut.
"Dari kemarin kamu kemana aja hah?! Mulai berani ngelawan mamah!"
"Apasih, mah! Becky mau ngelawan gimana emangnya?" Tanya becky
"Mamah tau kamu sudah sebulan enggak diet, Rebecca! Bibi Mey ngasi tau kamu ngga nyentuh makanan yang udah dibuatin dia! Jadi jawab kamu kemana aja selama sebulan ini!"
"Aku makan di rumah temen aku! Puas?! Aku makan makanan paling enak, paling berminyak, dan paling ngga sehat dalam hidupku! Mamah puas sama jawaban aku?!" Jawab Becky sudah muak.
"DASAR ANAK DURHAKA! KENAPA KAMU GA BISA NURUT SAMA ORANG TUA?!" Bentak Rawee.
"Aku?! Durhaka?! Bertahun- tahun aku turutin perintah mamah! Aku menderita setiap hari turutin perintah yang asalnya dari gengsi mamah dan mamah bilang aku durhaka?" Ucap Becky tidak percaya.
Becky berlari keluar dari rumah karena sudah tidak bisa menahan emosinya. Tidak memedulikan panggilan dari Rawee, Becky mengeluarkan mobilnya kembali dan pergi ke tempat satu- satunya yang bisa dia tuju.
Tok tok tok
Cklek.
"Becky? Ini udah malem ngap-" Ucapan Freen terhenti ketika Becky tiba- tiba memeluknya.
"Hei hei hei kenapa?" Tanya Freen ketika badan Becky mulai bergetar dan terdengar suara tangisan pelan.
"Biarin aku nginep sini." Lirih Bexky pelan mempererat pelukannya. Segera Freen menuntun Becky berjalan ke kamarnya.
"Kenapa?" Tanyanya lagi setelah keduanya terduduk di samping kasur. Becky tidak sanggup menjawab. Pikirannya sudah terlalu penuh dengan tekanan dari ekspektasi orang tuanya.
Cup!
Entah dorongan dari mana, Becky mendaratkan ciuman di bibir Freen. Seketika beban pikiran itu terasa berkurang ketika dirinya berciuman dengan Freen.
"Becky...."
"Plis.... Freen..." Lirih Becky di sela- sela ciuman. Dirinya takut jika ciuman berakhir, awan- awan mendung nan gelap itu akan kembali memenuhi pikirannya. Keduanya saling melumat hingga akhirnya Freen menghentikan kegiatan mereka.
"Becky...."
"Plis aku butuh...." Becky menyatukan keningnya dengan kening Freen berharap meneruskan aktivitasnya barusan.
"Cerita dulu ada apa?" Tanya Freen.
"Aku udah ga tahan dicecar orang tua aku. Aku capek." Curhat Becky.
"Orang tua mu mau kamu ngapain, hmm?" Tanya Freen lembut. Becky pun menceritakan tuntutan mamahnya yang menginginkan Becky untuk mengalahkan Marissa.
"Jadi kamu cuma perlu menang kan?" Tanya Freen.
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen Bee (FreenBecky)
Fanfiction'Do not think the lion is asleep just because he's not roaring.' Futa! mature content!