"Kamu bohong!" Suara keras menggema.
"Untuk apa?" Suara pelan menyautnya.
"Jangan main- main, Freen! Ada keadaan darurat di sekolah kita ini bukan waktunya bercanda! Kita harus kesana!" Ucap Becky yang terlihat semakin cemas sementara Freen hanya memandanginya saja lalu beralih menyalakan radio yang sudah disiapkannya.
Kreeeekkkk
Sebuah ledakan baru saja terjadi di Bangkok International School pada pukul 21.07-
Kreeekkkk
Sebanyak 8 pemadam kebakaran dikerahkan menuju Bangkok International Scho-
Kreeeekkkk
Ledakan diduga terjadi-
Kreeekkkk
"Kamu sudah percaya?" Tanya Freen membuktikan perkataannya melalui berbagai saluran radio yang memberitakan kebakaran yang sedang terjadi.
"What was the reason?" Tanya Becky lirih tidak habis pikir dengan kelakuan orang yang dicintainya itu. Badannya bergetar dan air mata mulai mengalir membasahi pipinya. Malam yang seharusnya indah berubah menjadi malam petaka.
"Ikut aku." Ucap Freen mengulurkan tangannua tapi dengan cepat Becky melangkah mundur tidak percaya.
"Kamu aman bersamaku." Freen menenangkan Becky yang terlihat takut dengannya. Dengan ragu, Becky pun membiarkan Freen menggandeng dan menuntunnya ke sebuah ruangan terkunci yang belum pernah dimasukinya. Freen membuka ruangan itu dan menyalakan lampunya membuat mata Becky membelalak dengan apa yang dilihatnya.
Puluhan kertas yang ditempel memenuhi dinding ruangan itu. Sketsa gedung sekolah mereka, sketsa pipa- pipa gedung sekolah, jadwal perencanaan, hingga puluhan foto siswa dibawah tulisan 'target'.
10 foto yang paling bedar dan teratas menarik perhatian Becky. Wajahnya semakin ketakutan ketika melihat foto dirinya dan Marissa lah yang paling besar di dinding itu. 8 sisanya adalah foto teman- temannya beserta beberapa murid populer lainnya.
"Kenapa kamu menargetku? Kenapa kamu menarget teman- temanku?!" Tanya Becky.
"Ini." Ucap Freen mengambil salah satu potongan berita koran yang ditempel di dinding lalu menyerahkannya kepada Becky.
Kecelakaan Lalu Lintas, 2 Meninggal dan 2 Selamat
Judul berita itu mampu membuat Becky terpaku diam.
*flashback*
Drrtt drrtt
Sebuah pesan dari mamanya.
"Oh shit! Girls papa aku bentar lagi pulang! Bye!" Ucap Becky buru- buru menuju mobilnya.
Becky masih berumur 15 tahun ketika mengikuti acara ulang tahun temannya begitu juga dengan Marissa. Rawee yang ingin anaknya terlihat keren pun memaksa Becky menyetir sendiri untuk pergi ke acara ultah itu meskipun Becky belum memiliki SIM.
'Nanti mama kirim pesan kalau papa udah mau pulang. Kamu harus pulang sebelum papa sampai rumah.' Ucap Rawee karena Rawee tau jika suaminya sampai mengetahui kalau Becky menyetir pasti akan memarahi mereka berdua habis- habisan.
Sementara itu, sebuah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak sedang dalam perjalanan pulang setelah merayakan ulang tahun sang anak.
"Ayo cepat pulang, pah, aku gasabar mau buka kadonya!" Ucap Freen kecil memeluk erat kadonya.
"Ha ha ha... sabar sayang abis ini kita sampai." Balas Sunny gemas dengan tingkah anaknya itu.
Mereka bernyanyi bersama mengikuti lagu yang diputar oleh radio menunggu lampi merah menjadi hijau. Ketika lampu hijau, Sunny pun tancap gas hendak menyebrangi perempatan jalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen Bee (FreenBecky)
Fanfiction'Do not think the lion is asleep just because he's not roaring.' Futa! mature content!