Chap. 8 : Blackmail

691 94 4
                                    

"Turun." Ucap Freen terengah- engah. Dengan malas dan tidak rela Rebecca pun turun.

Melihat Freen melepas baju dan celananya, dengan semangat Rebecca merebahkan dirinya di kasur.

"Ngapain?" Tanya Freen bingung.

"Lanjut kan?" Tanya Rebecca berharap.

"Kamu gila? Habis ini bersihin badanmu." Ucap Freen masuk ke toilet.

"Huft. Mau ke toilet bareng? Biar cepet." Ucap Rebecca dengan rencana liciknya.

"Jangan harap." Ucap Freen segera menutup pintu.

~

Kini mereka sudah bersih. Freen mengganti pakaiannya dan Rebecca memakai celana dalamnya kembali.

"Pulang." Ucap Freen.

"Sekarang?" Ucap Rebecca melihat jam yang menunjukan pukul 8 malam.

"Kita sudah selesai hari ini."

"Tapi ini belum larut. Dan... dan... ini jam makan malam kan? Kamu ga masak ikan goreng lagi?" Tanya Rebecca berharap. Rebecca tidak ingin makan di rumah karena menu hari ini adalah kol dan tahu rebus.

"Ini bukan rumah makan. Pulang!" Ucap Freen sekali lagi.

"Ta- tapi supirku sedang pulang kampung. Aku ga ada yang jemput." Ucap Rebecca.

"Kamu punya teman kan buat jemput?"

"Mereka ga bakal balas chatku."

"Begitulah teman palsu." Gumam Freen pelan.

"Apa?"

"Pakai taksi."

"Kamu mau aku naik taksi jam segini? Dengan aku pakai rok mini? Kalau di tengah jalan aku diperkosa gimana?" Rengek Rebecca.

"Huh! Aku ga peduli! Minta jemput ortumu!" Ucap Freen menggiring Rebecca ke arah pintu.

"Anterin aku."

"Ngga!"

"Yaudah kukasi tau temen- temen kalau kamu enak- enak sama aku barusan!" Ucap Rebecca membuat Freen terhenti.

Bisa gawat kalau sampai satu sekolah tau apa yang dilakukan oleh Freen dengan Rebecca. Pertama, para penggemar Rebecca akan semakin merundunginya dan kedua, beasiswa nya akan terancam dicabut.

"Maumu apa?!" Geram Freen.

"Anterin pulang."

"Hahhhh.... oke ayo." Ucap Freen menghela nafas.

"Tapi makan dulu." Tambah Rebecca.

"Nggak!"

"Oh gitu... yaudah besok kalo-"

"Yaudah, cepetan!" Ucap Freen memutar matanya malas.

"Yes!"

"Jangan sampai ada yang tau." Ucap Freen membicarakan kejadian barusan.

"Kenapa? Kamu tuh harusnya bersyukur aku mau gituan sama kamu. Kesempatan langka loh." Ucap Rebecca sombong.

"Kamu mau makan atau ngoceh terus?" Ucap Freen menggiring Rebecca keluar.

"Mana mobilnya?" Tanya Rebecca clingak clinguk.

"Ga ada." Ucap Freen mulai menyalakan motor kesayangannya. Rebecca yang tidak pernah naik motor sebelumnya merasa sedikit menyesal.

"Gimana? Mau pulang aja naik taksi?" Ucap Freen sedikit menyeringai.

"Gausah! Cepetan berangkat!" Ucap Rebecca sok keras mengambil helm yang tersedia dan naik di jok penumpang.

Queen Bee (FreenBecky)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang