Kesukaan kalian semua
18+ tipis tipis
Bocil gausa baca"Itu anak jadi kesini ga sih." Gumam Freen kesal. Dirinya sudah menunggu Rebecca sejak jam 3 sore dan sekarang sudah menunjukan pukul 6 sore.
Merasa yang ditunggu tidak datang- datang, Freen memutuskan untuk mandi terlebih dahulu.
Sementara itu di sisi Rebecca~
Tok tok tok
Tok tok tok
Tok tok tok!
"Ih! Lama banget bukain nya tu anak kemana sih!" Gerutu Rebecca mengetuk pintu rumah Freen.
Kret...
Suara decitan menandakan pintu yang tidak terkunci itu terbuka.
"Kenapa ga dikunci coba... kalau ada maling gimana?" Gumam Rebecca membuka pintu itu lalu masuk ke dalam.
"Freen! Oi, Freen!" Teriaknya menjelajahi rumah kosong itu.
"Ish kemana sih!" Gumamnya menuju ke salah satu ruangan dengan sinar lampu yang mengintip dari sela- sela pintu tertutup.
Cklek.
"Kamu dim-"
Glek!
Mata Rebecca membelalak setelah melihat pemandangan di depannya.
Freen telanjang bulat dengan handuk yang melingkar di lehernya dan kemaluan yang besar menggelantung di selangkangannya.
"Keluar!" Geram Freen tidak berusaha menutupi tubuhnya.
Rebecca segera menutup pintu itu dan bersandar mencari pegangan. Jantungnya berdegup kencang tidak percaya dengan apa yang dilihatnya tadi. Tubuh Freen begitu seksi dan menggoda apalagi area terlarangnya itu.
Cklek.
"Selamat. Kamu baru saja membobol rumahku." Ucap Freen dingin dengan tatapan tajam.
"Aku sudah manggil tapi kamu ga keluar- keluar lagian pintumu ga kekunci." Ucap Rebecca yang masih membayangkan skenario barusan.
"Kamu bisa menunggu di luar." Balas Freen.
"Banyak nyamuk. Sekarang aku mau ke toilet." Ucap Rebecca melenggang pergi dari hadapan Freen.
Di dalam toilet Rebecca berpikir keras. Munculah ide licik dari otaknya itu.
"Ini kesempatanku buat menang dari Marissa." Ucapnya pada diri sendiri.
Segera Rebecca melepas celana dalamnya dan dimasukan ke saku bajunya lalu berdiri di depan cermin untuk berpose. Dirinya perlahan membungkuk sehingga rok mini yang dikenakannya terangkat sedikit demi sedikit dan memperlihatkan bibir vaginanya. Direntangkannya kaki jenjang itu membuat bibir vaginanya merekah dan terlihat lubang vaginanya.
"Sempurna." Gumamnya segera merapikan pakaiannya dan keluar dari toilet.
"Lama sekali." Ucap Freen pelan kepada Rebecca.
Segera mereka sampai di ruangan mereka belajar seperti biasanya. Tapi di ruangan itu hanya terdapat meja, kursi, dan beberapa perkakas saja membuat Rebecca kesulitan untuk menjalankan rencananya. Dirinya berpura- pura gelisah dan menggelinjang seperti cacing kepanasan.
"Kamu kenapa?" Tanya Freen.
"Di sini panas dan kursinya keras. Kamu ada tempat lain?" Ucap Rebecca berpura- pura menderita.
"Tidak ada. Lanjut kerjain." Ucap Freen dingin.
Karena rencananya gagal, Rebecca harus berusaha lebih keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen Bee (FreenBecky)
Fanfiction'Do not think the lion is asleep just because he's not roaring.' Futa! mature content!