( semi Hiatus)
entah kenapa takdir yang mempermainkan ketiga remaja yang hanya ingin kehidupan normal seperti remaja pada umum nya
Warning!!
⚠️#b×b
#kalau g suka bisa langsung skip
#fanfiction
#FIKSI
#18+ (dosa di tanggung sen...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Apta dan Papa sudah menyelesaikan masakan dengan bantuan pelayan yang memindahkan makanan ke atas meja makan. Tepat ketika makanan sudah tertata rapi, Ayah datang dengan pakaian santainya. Papa langsung menghampiri dan memeluk Ayah sebentar
Papa berucap, "Ayah, kapan pulangnya? Kok tidak bilang-bilang sih?"
Ayah menjawab sambil tersenyum, tangan kanan ayah merapihkan rambut papah sedangkan satu tangan nya lagi memeluk pinggang kecil papah, "Papa lagi sibuk masak, Ayah tidak mau mengganggu."
Arka yang melihat adegan itu hanya melirik malas, merasa terganggu dengan kemesraan Ayah dan Papa. Sementara itu, Apta yang menyaksikan pemandangan tersebut merasa pipinya bersemu merah.
"malu ih ayah jangan kaya gitu ada anak-anak yang ngelihat, udah ayo kita makan" Saat sedang makan, suasana di meja makan begitu hangat. Papa dengan penuh perhatian menyajikan makanan ke piring Ayah, sementara Ayah sesekali tersenyum dan berterima kasih. Arka mengunyah makanannya dengan malas, sambil sesekali melirik ke arah Ayah dan Papa dengan ekspresi datar. Sebaliknya, Apta berusaha menyembunyikan senyumannya, merasa senang melihat kebersamaan keluarga arka dan apta meskipun pipinya masih merah.
"arka adik mu mana?" tanya ayah yang tidak melihat arga di meja makan
"minggu besok dia ada turnamen antar kota jadi latihan sampe tengah malam" jawab arka ia sudah menyelesaikan makan nya dan pas sekali apta juga sudah selesai, mereka membersihkan bekas makan nya lalu saat apta saat sedang fokus mencuci piring tanpa aba-aba arka memeluk apta dari belakang ia menaruh tangan nya di pinggang apta dan menempatkan kepala nya ke bahu apta ia lalu mengendus dan mencium leher apta seketika tubuh apta tegang akan sentuhan yang arka buat
"arkaa ihh bisa diem dulu gaa, gw lagi cuci piring" gugup apta yang mulai melepaskan tangan arka di pingang ny tapi digengam erat, apta sempat memberontak tapi percuma saja arka malah semakin menjadi-jadi ia malah melumat leher apta
"eummh" apta yang melengeuh spotan menutup mulut nya ia merutuki diri nya kenapa harus mengeluarkan suara laknat itu,apta lalu mematikan keran air ny ia berbalik menghadap arka Dengan alis yang menukik dan tatapan tajam, Apta menatap Arka, mencoba menunjukkan kekesalannya. Namun, Arka malah tersenyum gemas, tidak sedikit pun gentar oleh tatapan tajam Apta. Sebaliknya, Arka justru melihat Apta semakin menggemaskan dalam situasi seperti ini.
Bukannya meminta maaf, Arka malah tiba-tiba menggendong Apta dengan gaya koala. Apta yang diangkat secara mendadak langsung refleks memeluk leher Arka.
"arkaaa, turuninn" teriak Apta sambil memberontak, mencoba melepaskan diri.
Namun, Arka menulikan pendengarannya terhadap protes Apta ia berjalan menuju ke kamar nya yang berada di atas, dikala arka melewati belakang ruang tamu ayah dan papah yang sedang berada di sofa melirik anak nya itu, ayah yang melihat tersenyum tipis "ka jangan lupa pakai pengaman" ungkap ayah jelas dapat tatapan menusuk dari papah "bercanda ko pah" tukas ayah terkekeh
arka hanya tersenyum jahil mendengar ayah yang berbicara seperti itu, apta mendadak keringat dingin ia takut di terkam arka, Setelah mencapai kamar, Arka mendudukkan diri di kasur, dengan posisi memangku apta
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pintu kamar mandi terbuka perlahan, mengungkapkan Papah yang baru selesai mandi. Dia melangkah keluar dengan tenang, memperhatikan Suami yang sedang sibuk dengan laptopnya. Dengan langkah hati-hati, Papah mendekati kasur dan duduk di samping Ayah.
"Mas Dewa," panggil Papah dengan lembut, mencoba menarik perhatian Ayah yang tengah terfokus. Ayah hanya menggeram pelan sebagai jawaban, tanpa mengangkat pandangannya dari layar.
Papah menghela nafas kecil dan akhirnya bersandar di bahu Ayah, mencoba mencari kehangatan dan perhatian. Tapi tanpa disadari, Ayah tiba-tiba merangkul pinggang Papah dengan lembut, membiarkan Papah merasakan kehangatan dada Ayah.
ayah masih blm sadar jika papah memakai lingerie "mas ngga mau" tanya atlas sambil mengelus dada sang suami "mau apa babe" jawab dewa yang masih fokus ke laptop nya, melihat dewa yang masih saja fokus dan tidak meperhatikan diri nya atlas lalu mengambil laptop dan menaruh di nakas samping kasur nya ia lalu duduk di pangkuan sang suami ny, dewa baru sadar atlas memakai lingerie ia menyeringai cabul kemudian mengangkat alis nakal nya dan jangan lupa dengan tatapan penuh nafsu segera dewa mengelus sensual pingang atlas yang lalu turun ke bawah, atlas yang di sentuh seperti itu sudah tidak tahan atlas lalu mencium dalam dan melahap ny, dewa biarkan dulu atlas yang mendominasi Baru sesudah itu dia yang mendominasi
di tengah-tengah ciuman itu atlas menepuk bahu dewa memberi kode bahwa dia kehabisan nafas dewa lalu melepaskan nafas atlas terengah-engah dewa tidak memberi waktu istirahat
"hhhngg mass" alunan desahan atlas ia membusung kan dada nya karna puting merah muda milik nya di hisap kuat kedua tangan atlas meremas surai milik dewa, atlas sudah tidak tahan lagi ia benar-benar ingin di masuki
"mass ga tahann" ribut atlas ia menggesekan bongkahan sintalnya tepat di junior milik dewa yang sudah tegang lantas dewa segera menanggalkan pakaian nya sekarang mereka dua-dua nya full naked
posisi mereka sudah berubah dewa yang sedang mengukung atlas di bawah ny, ia membuka lebar kedua paha atlas ia menaikan satu kaki atlas ke bahu dann "akhhhh" ia memasukan dalam sekali hentakan ke dalam hole atlas, dewa merasakan penis nya di hisap dan remat di dalam lubang cantik milik istri ny ia mengeram rendah
"anghhh masss... ughm dalam.." desah ribut atlas dewa menggerakan pinggul nya dengam cepat sampai seluruh ruangan berisik karena dencitan ranjang dan persatuan mereka, dewa menghisap dan melumat leher jenjang atlas setelah itu meraup puting merah muda yang mencuat itu
"ahhhh... mass nghhh...mau ahh keluar" dewa makin mempercepat pengejaraan nya ia mencengkram pinggul atlas dan menekan kuat agar bisa masuk ke titik yang terdalam, atlas merasakan penis suami nya itu semakin lama membesar atlas tidak kuat ia ingin pelepasan jadi ia sengaja mengetat kan hole ny
"shiittt, jangan diketat kan babe" dewa memejamkan mata merasakan lubang atlas melahap penis ny dengan kuat dalam beberapa kali hentakan mereka berdua pelepasaan tubuh atlas melengkung hebat sedangkan dewa mengeluarkan di dalam nafas atlas masih terengah-engah tapi badan nya sudah di balikan dengan posisi menungging
"ayo kita buat adik untuk si kembar dear"
*chap kali ini berat bangettt gilaaa, tangan ku sampai gemeteran ngetik nya, karna fistt time aku buat hal yang kaya ginii, jujur aku maju mundur buat chap ini, mungkin kurang memuaskan andd aku juga bakal belajar teruss kedepan nyaa, see you next timee 🤍