( semi Hiatus)
entah kenapa takdir yang mempermainkan ketiga remaja yang hanya ingin kehidupan normal seperti remaja pada umum nya
Warning!!
⚠️#b×b
#kalau g suka bisa langsung skip
#fanfiction
#FIKSI
#18+ (dosa di tanggung sen...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
sudah beberapa menit bell berbunyi yang sudah menandakan istirahat telah berakhir namun masih banyak siswa siswi yang masih berkeliaran di lorong kelas, tidak terkecuali dengan dua pemuda ini, di sepanjang perjalanan menuju uks apta menaruh kepala nya di ceruk leher dan mendusel sebenarnya ia malu karena di lorong menuju uks banyak anak-anak yang menatap kearah mereka berdua ada juga yang berbisik-bisik, arga terlihat acuh ketika banyak orang yang membicarakan dia namun berbeda dengan apta ia semakin mengerat kan tangan nya ke leher arga dan besembuyi disana.
apta sangat nyaman ketika menghirup aroma tubuh arga aroma Wangi nya khas seperti perpaduan antara segarnya mint dan kayu cedar yang hangat, saat apta mendusel dan merasa nyaman arga diam diam mengulas senyum kecil entah mengapa arga sangat menyukai tingkah laku apta yang nyaman berada di dekat nya ia jadi tak kuat ingin sekali mencubit pipi gembul apta.
setibanya di uks, arga dengan hati-hati menurunkan apta ke atas ranjang yang tersedia di uks "tunggu dulu di sini gw nyari petugas uks" katanya, apta hanya mengangguk menuruti perkataan arga, sudah beberapa menit arga mencari petugas tapi disana tidak ada seseorang pun lantas arga langsung mengambil peralatan obat yang di butuh kan.
"loh ga ada petugas uks ny?" tanya apta yang melihat arga yang membawa peralatan medis "iya,mana sini bahu yang memar ny" ucap arga yang di-iya kan oleh apta sesudah itu apta memperlihatkan bagian bahu nya yang memar segera arga mengompers bagian yang memar itu dengan air dingin setelah 15 menit memgompers ia mengusap kan salep dengan hati hati takut apta merasa kesakitan, arga memakai salep yang mengandung anti‐inflamasi agar mengurangi peradangan dan pembengkakan pada luka lebam apta.
"nih minum obat nya" pungkas arga yang memberikan obat ibuprofen untuk apta yang dapat gelengan dari apta "ogah ah obat nya paitt" keluh nya dengan nada manja,arga menghela nafas pasrah melihat apta yang susah di bujuk pada akhirnya arga hanya menemukan satu solusi yaitu memaksa dia untuk meminum obat, Tanpa memberikan apta kesempatan untuk protes, Arga menuangkan obat itu ke dalam mulutnya sendiri. Dia lalu membungkuk, mendekatkan wajahnya ke apta. Sebelum apta sempat mengerti apa yang akan terjadi, Arga sudah menempelkan bibirnya ke bibir apta, memaksa obat itu masuk ke mulutnya apta tersentak kaget, namun tidak bisa menghindar.
Saat bibir mereka bersentuhan, Arga memanfaatkan momen itu untuk memberikan obat tersebut. Setelah memastikan obat sudah masuk, dia tidak segera menjauh. Bibirnya tetap menempel di bibir apta, melumat dan menjelajahi setiap sudut mulutnya dengan penuh kelembutan. Ciuman itu dalam dan menggetarkan, membuat apta kehilangan kesadarannya akan rasa pahit obat tadi.
Setelah beberapa saat, Arga melepaskan ciumannya, meninggalkan apta dengan pipi yang memerah dan napas yang tersengal, apta menyadari ada perasaan berdesir di dalam hati nya, "pulang bareng gw entr gw ke kelas lu pas pulang"ucap arga sambil membereskan alat‐alat medis setelah itu ia mengusak rambut apta dengan senyuman lembut ny lalu pergi meninggalkan apta yang bengong karena ucapan arga yang tiba-tiba dan tindakan ny, setelah beberapa menit terbengong apta menelfon ayah ny untuk bilang ke supir agar tidak menjemput apta karena ia akan pulang bareng teman.