22. Jenandra Lied

283 38 5
                                    

Hay haloooo anyyeong 👋🏻 Maruk kambek sengkuuuuh 😋🤟

Hiks, kuotaku abiiis kemaren-kemaren 😔👊

BANYAK YANG LONCAT CHAP KEMAREN YA?! AYO NGAKUUUU 🤸

Ayo pencet bintang di bawah duuungs, biar ga jadi siders ya. Yang siders uang jajannya abis di awal 😗🙌

Enjoy, and happy reading 🕊️

















"Adek kok nggak nepatin janji Adek ke Daddy? Kok pulangnya ke sini, Dek?"—Marka.























•••••

Langit mulai gelap sejak satu setengah jam yang lalu, sang mentari telah kembali ke rumahnya, membiarkan bulan sabit yang kini tampil menyinari langit malam kota.

Jari jemari lentik milik seorang gadis nampak meraih sebuah hair dryer miliknya, gadis itu baru saja mengeramasi rambutnya setelah kegiatan yang cukup melelahkan kemarin.

Omong-omong soal kegiatan kemarin, Karin sedikit khawatir dengan Jenandra. Pasalnya ketika mereka selesai kegiatan, wajah anak itu nampak pucat, entah hanya di penglihatannya saja atau bagaimana.

Sejujurnya ada sebuah perasaan aneh yang mengganjal hati Karin, dirinya berkata pada semua orang jika dirinya menyukai Rendi bukan? Namun ketika melihat Rendi bersama dengan gadis lain, dirinya biasa saja. Bukankah seharusnya dirinya ini cemburu?

Sedangkan jika Jenandra yang bersama dengan gadis lain, Karin merasa jika hatinya eum apa ya? Gadis itu tak paham dengan hatinya jujur saja.

Kala itu Jenandra pernah jatuh pingsan disaat anak itu memaksa mengikuti kegiatan upacara rutin, Karin entah kenapa merasakan ada yang aneh dengan perasaannya ketika Yeni—salah satu anggota PMR yang bertugas kala itu menepuk-nepuk pipi Jenandra.

Atau mungkin karena Karin sudah menganggap jika Jenandra ini adalah sahabatnya? Mungkin saja bukan? Bahkan Karin sudah menganggap jika Jenandra adalah adiknya.

Jadi wajar jika seorang kakak tak suka adiknya disentuh oleh orang lain. Benar, tak mungkin sekali jika Karin suka pada Jenandra.

Dan masalah Rendi, mungkin karena Karin sadar jika keduanya hanya menjalani hubungan tanpa status. Jadi, Karin tak memiliki hak untuk cemburu pada pemuda kelahiran dua puluh tiga Maret itu.

Karin menggelengkan kepalanya, dirinya ini berpikir apa sih? Gadis itu memilih untuk mengecek ponsel yang ia tinggal sejak siang itu. Membawa ponsel beserta dirinya untuk rebahan di atas kasur king size miliknya.

Rindu sekali dirinya dengan kasur, guling, bantal, selimut dan printilannya itu.

Gadis itu membuka aplikasi WhatsApp miliknya, lantas menghela napas kecewa ketika tak mendapati satu pun pesan dari Jenandra.

"Jenandra lagi apa ya?" Gadis kelahiran sebelas April itu kini beralih untuk tidur terlentang di atas kasurnya.

"Kenapa gue jadi mikirin Jenandra mulu sih?!" Gadis itu kembali tengkurap, memilih untuk membenamkan wajahnya ke bantal miliknya.

Pasti ada yang tidak benar dengan diri Karin. Ya, Karin yakin sekali. Pasalnya kenapa dirinya tiba-tiba terus memikirkan Jenandra seperti ini?!

HEY, LOOK AT ME!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang