Taufan?

287 43 0
                                    

Pada tingkat ini Boboiboy merasa jika Taufan bisa membaca pikirannya, bahkan elemental angin itu akan secara tiba-tiba menjawab rangkaian pertanyaan tak terbentuk dalam pikirannya dengan sangat sempurna. Dan lagi-lagi seolah-olah tahu apa yang sedang Boboiboy pikirkan, elemental angin itu tersenyum canggung dan nampak menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Baiklah kurasa aku mengerti, apakah ini merupakan salah satu bagian dari tahap ketiga mu? Karena jujur saja, diantara elemen-elemen ku yang lain, kau adalah satu-satunya yang berhasil mencapai tahap ketiga secara sempurna, tanpa bantuan pihak luar" ucap Boboiboy yang dibalas dengan anggukan ringan dari Taufan.

"Anda setengah benar tuan, tapi bukan hanya itu saja. Ada beberapa faktor lain yang tidak dapat ku sampaikan padamu" ucap Taufan setenang danau. "Apa aku terlihat aneh bersikap tenang seperti ini tuan?" tanya Taufan secara tiba-tiba mewakili pertanyaan yang saat ini bersarang dalam benak Boboiboy.

"Eh.. itu aku.. ah.. kau benar, entah mengapa terasa aneh, padahal ini adalah pertama kalinya kita berinteraksi secara langsung seperti ini" ucap Boboiboy sedikit tergagap pada awalnya tidak tahu harus mengatakan apa. Namun pada akhirnya remaja laki-laki itu memutuskan untuk mengatakan apa yang ada di pikirannya dengan jujur.

Bagi Boboiboy perasaan ini sangatlah aneh, di satu sisi Taufan nampak sangat mengenalnya dan tahu segalanya tentang dirinya, sedangkan dirinya sendiri? Dia merasa tidak mengenal sedikitpun elemental angin di depannya. Apakah ini adalah sisi dewasa Taufan? Mengapa setiap kali Boboiboy menggunakan kekuatan elemental angin, kepribadian yang muncul adalah sosok yang kekanak-kanakan dan ceria?

"Tuan apakah tidak masalah jika besok malam aku kembali menemuimu seperti ini?" tanya Taufan dengan ketenangannya yang tidak terpatahkan.

Begitu sulit rasanya menebak apa yang sedang di pikirkan atau di rasakan oleh elemental angin tersebut, dari awal percakapan sampai sekarang, Boboiboy benar-benar jarang melihat ekspresi lain di wajah Taufan selain wajah tabah dan senyum khasnya.

"Jangan khawatir tentang itu, lagipula aku juga ingin lebih mengenal dan___" ucap Boboiboy sebelum akhirnya seluruh keberadaannya menghilang dari tempat itu meninggalkan Taufan yang masih diam dengan tenang menatap tempat Boboiboy sebelumnya berdiri.

Elemental angin itu tahu jika saat ini tuannya Boboiboy dibangunkan oleh seseorang di luar sana, karena itu remaja laki-laki itu secara tiba-tiba menghilang dari hadapannya tanpa bisa menyelesaikan kata-katanya terlebih dahulu. Merasa jika saat ini dia tidak memiliki urusan apapun di tempat itu, Taufan kembali ke jam tangan Boboiboy hanya untuk mendengar teriakkan membahana dari rekan-rekan sesama kekuatannya.

Sementara Taufan menerima konsekuensi karena menjahili elemen-elemen lainnya, di luar jam Boboiboy terbangun dengan keterkejutan yang sangat besar sampai-sampai remaja laki-laki itu tersungkur di lantai dengan nafas memburu. "Ish apa-apaan ini Gopal! Bangunlah baik-baik, bagaimana kalau aku terkena serangan jantung" keluh Boboiboy memarahi temannya yang dengan seenak jidatnya berteriak tepat di telinganya beberapa saat lalu.

Sedangkan itu pelakunya sendiri hanya cengengesan tanpa menunjukkan sedikitpun rasa bersalah. "Hehehe ya maaf, habisnya kau susah sekali di bangunkan, jadi aku terpaksa menggunakan cara itu untuk membangunkan mu" ucap Gopal berusaha mencari-cari alasan agar Boboiboy tidak marah lagi padanya.

"Jadi apakah ada sesuatu yang sangat penting sampai kau membangunkan ku seperti itu?" tanya Boboiboy yang langsung membuat Gopal memasang gelagat aneh tanpa dirinya sendiri sadari.

"Eh apa ya..? Sebenarnya tidak ada, aku hanya ingin membangunkan mu saja... Eh ya kau dengar itu?! Ada yang memanggilku, aku pergi dulu ya Boboiboy!" ucap Gopal dengan cepat pergi melarikan diri sebelum amarah Boboiboy meledak, dan melemparinya dengan pedang petir.

Sedangkan itu Boboiboy sendiri hanya duduk di tempat tidurnya sembari menghela nafas berat, dia tidak ingat sebelumnya masih berada dalam perjalanan pulang, pasti teman-temannya yang memindahkannya ke kamar. Setelah beberapa saat termenung berusaha mengingat ingat mimpinya sebelum Gopal membangunkannya, untuk yang kesekian kalinya kupu-kupu biru hingga didekatnya.

"Apakah yang sebelumnya itu hanya mimpi? Atau kau benar-benar bagian dari elemen anginku Taufan?" tanya Boboiboy pada kupu-kupu kecil itu sedikit mengulurkan tangannya hingga kupu-kupu itu mendarat dengan sangat lembut di jari-jarinya. Tatapan matanya terus beralih antara kupu-kupu itu, dan jam tangan yang saat ini melingkari tangannya.

Dengan rasa lega memenuhi hatinya, Boboiboy mengusap jam tangannya sendiri dan tidak bisa untuk tidak senyum-senyum sendiri membuat siapapun yang melihatnya saat ini pasti berpikir jika dirinya itu aneh atau gila. Bagaimanapun suasana hati remaja laki-laki itu saat ini sedang sangat baik, entah itu karena efek percakapannya dengan Taufan, keberadaan kupu-kupu kecil itu, atau karena hal lain.

Salah satu keinginannya untuk bisa berinteraksi dengan kekuatan elemennya kini telah terwujud. Meskipun saat ini hanya Taufan yang bisa dengan bebas menemui dan berinteraksi dengannya, bagi Boboiboy itu lebih dari cukup. Rasanya seolah-olah dia sedang berinteraksi dengan saudaranya, dia juga tidak sabar untuk mempelajari elemen-elemennya dengan lebih baik.

Namun.....

Kebahagiaan Boboiboy tidak bertahan lama, lebih dari itu kini remaja laki-laki itu benar-benar jatuh kedalam keputusasaan. Memang benar apa yang orang katakan, semakin sedikit yang kau tahu, semakin baik. "Bagaimana ini bagaimana ini?! Apa yang harus kulakukan" keluh Boboiboy menangis dalam pelukan hangat Taufan.

Mereka kini sedang berada di dimensi yang hanya bisa diakses oleh keduanya, tempat itulah yang menjadi saksi bisu pertemuan dan perkembangan hubungan tuan dan bawahan tersebut selama hampir 1 tahun ini. Taufan yang melihat tuannya yang terus menangis, dan mengeluh hanya bisa diam seribu bahasa sembari membalas pelukan tuannya berusaha menenangkan tangisnya tanpa sedikitpun menyadari jika air mata terus menetes dari pelupuk matanya.

"Aku bodoh, aku benar-benar bodoh! Bagaimana aku bisa baru menyadarinya sekarang, Taufan katakan padaku, apa yang harus kulakukan?! Aku tidak ingin kehilangan kalian" ucap Boboiboy di sela-sela tangisnya yang terdengar sangat memilukan dan menyayat hati.

Bohong jika Taufan tidak merasa sedih dan kalut melihat tuannya seperti ini, sosok yang sangat ia banggakan, sosok yang sangat ia hormati, dan sosok yang sangat ia sayangi kini menangis pilu dalam dekapannya. "Tenanglah... Tenanglah tuan semuanya pasti akan baik-baik saja.. kita pasti bisa menemukan jalan keluarnya, kau tidak akan kenapa-napa, dan kau juga tidak akan kehilangan kami" bisik Taufan berusaha untuk menenangkan perasaan tuannya yang saat ini sedang berada di tengah badai kekacauan.

"Tidak ada yang akan memisahkan kami darimu tuan, percayalah semua akan baik-baik saja. Tuan tahu kau adalah tuan terbaik yang kumiliki, jadi tidak mungkin aku akan membiarkan diriku memiliki tuan lain selain dirimu" lanjut Taufan membuat tangis Boboiboy mulai mengecil sampai akhirnya remaja laki-laki itu berhenti menangis dan menatap mata sapphire Taufan dengan tatapan penuh tekad.

"Kau benar, menangis seperti ini tidak akan menyelesaikan masalah kita. Terimakasih Taufan karena sudah menyadarkan ku, dan.. maaf aku pasti sangat membebani dirimu dengan emosi-emosi ku" ucap Boboiboy dengan optimis, namun diakhir dengan bisikan samar yang diliputi oleh rasa bersalah.

Meskipun kata-kata terakhirnya terdengar sangat samar, namun telinga Taufan dapat dengan jelas mendengar setiap kata yang terucap dari bibir Boboiboy tanpa sedikitpun masalah. Manik coklat itu kini bertatapan manik sapphire yang menatapnya dengan tatapan lembut dan hangat, Boboiboy merasa hatinya menghangat setiap kali melihat tatapan Taufan padanya.

"Tuan emosi anda adalah sesuatu yang sangat indah, jangan merasa bersalah atas apapun karena aku tidak merasa di rugikan sedikitpun" ucap Taufan sembari mengusap kepala Boboiboy seperti sedang menghibur anak kecil.

Setelah satu tahun lamanya Boboiboy mempelajari karakteristik dari sang elemen angin tersebut, remaja laki-laki itu kini menyadari sesuatu yang sangat penting.....

Arah Angin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang